KUMIS identik dengan laki-laki. Tumbuhnya bulu-bulu di atas bibir ini
merupakan salah satu identitas pria. Akan tetapi, tidak sedikit
perempuan ternyata mempunyai kumis. Lho, kok bisa?
Tentu, pada umumnya kumis wanita tidak selebat yang melekat pada pria. Kumis perempuan hanya bulu-bulu tipis di atas bibir.
Munculnya
kumis pada kaum hawa itu, kata dr. Viona Sawitri, ahli kecantikan dari
Klinik Kecantikan Puspa Beauty Palace, umumnya disebabkan hormon
androgen yang berlebih pada tubuh wanita. Hormon ini berfungsi
memunculkan sifat maskulin, termasuk kumis. Nah, pada wanita, jumlah
hormon androgen lebih sedikit dari laki-laki. Saat jumlahnya meningkat,
sifat maskulin akan muncul.
“Pemicu meningkatnya hormon bisa
karena masalah genetik atau terlalu banyak mengonsumsi obat-obatan yang
mengandung steroid,” ujarnya kepada Plasadana.com yang mewawancarainya untuk Yahoo Indonesia.
Ahli kesehatan dr. Lastri Swastanita menambahkan, dalam kedokteran, kelebihan hormon tersebut akan menimbulkan tanda hirsutisme. Gejala tumbuhnya rambut pada wanita atau kelebihan tebal seperti terjadi pada pria.
Perempuan dengan tanda hirsutisme,
kata dia, biasanya mengalami pertumbuhan rambut berlebihan di wajah
(kumis atau jenggot), serta dada dan punggung. Seperti halnya Viona,
Lastri mengungkapkan bahwa hirsutisme ini terjadi karena tiga faktor: gangguan hormonal, obat-obatan, dan idiopatik (tidak diketahui sebabnya).
Untuk perempuan yang mengalami gangguan secara hormonal, hirsutisme terjadi akibat kelenjar adrenal di ovarium (indung telur) perempuan yang mengalami kelainan (atau dikenal dengan istilah Congenital Adrenal Hyperplasia). Hirsutisme bisa juga terjadi pada perempuan yang mengalami kista di ovarium (Polycystic Ovary Syndrome).
Di
sisi lain, perempuan yang mengalami hirsutisme akibat obat-obatan
umumnya terjadi bagi perempuan yang mengonsumsi obat-obat golongan
steroid. Obat steroid rata-rata digunakan oleh para body builder untuk
membangun badan mereka, baik untuk membangun badan atletis atau
peningkatan berat badan. Obat-obat ini apabila dipakai secara berlebihan
dapat menyebabkan hirsutisme bagi wanita.
Dokter kelahiran 1989
ini menjelaskan, hirsutisme bukanlah sebuah penyakit yang parah dan
berbahaya bagi perempuan. Kecuali jika bulu rambut di jenggot, kumis,
dada maupun punggung, menjadi lebat.
Lastri mengungkapkan, sebenarnya masalah hirsutisme bisa dihilangkan. Apabila berada di ovarium dan pengidap Polycystic Ovary Syndrome,
dapat dilakukan USG terlebih dahulu. Jika terbukti pengidap, maka
penyakit tersebut bisa disembuhkan dengan cara terapi hormon.
Untuk cara singkatnya, Viona menambahkan, boleh juga dicukur atau waxing. Namun, ada kemungkinan tumbuh lagi.
"Cara paling mudah adalah menekan jumlah hormon, dengan mengonsumsi obat penyeimbang hormon," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar