Wanita dengan bulu berlebihan di tubuh acapkali dikaitkan dengan libido
tinggi. Padahal tak selalu demikian. Yang pertama harus diketahui dari
wanita yang memiliki banyak bulu di tubuhnya adalah: apakah itu terjadi
sejak lahir atau saat menginjak usia dewasa?
“Kalau sejak lahir
bulunya sudah banyak berarti sifatnya genetik, memang ada keturunan
seperti itu. Tapi kalau baru muncul setelah dewasa kemudian disertai
dengan obesitas, ada kemungkinan karena dia tidak bisa membentuk hormon
kewanitaannya secara sempurna,” kata dr Noroyono Wibowo SpOG (K) yang
juga Ketua Perhimpunan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI).
Jika
itu terjadi maka dampaknya cukup banyak, seperti misalnya gangguan
menstruasi. Dan biasanya gangguan menstruasi ini menyebabkan wanita
tersebut kesulitan memiliki keturunan.
Namun, wanita dengan bulu
berlebih tak perlu khawatir, sebab masalah tersebut masih bisa diterapi.
“Untuk pengobatannya jelas ada, tapi tentu saja butuh pemeriksaan dulu.
Apakah karena ada resistensi insulin atau sebab lain,” kata dokter yang
akrab dipanggil dr Bowo.
Biasanya, wanita memilih menempuh
waxing untuk mengatasi bulu-bulu berlebih di tubuhnya. Teknik tersebut,
lanjut dr Bowo, tidak berbahaya tapi sifatnya kamuflase saja. Sebab,
biarpun di-wax, rambut akan tumbuh dan tumbuh lagi.
Langkah terbaik adalah dicari dulu sebabnya. Apakah hirsutism ini tergolong penyakit atau bukan?
“Ada
tidaknya penyakit tidak hanya terlihat dari pertumbuhan rambut saja,
tapi apakah dibarengi tanda lain? Misalnya apakah dibarengi jerawatan,
muncul bercak kecokelatan pada kulit?” ujarnya.
Yang pasti, jika
seorang wanita memiliki bulu berlebihan cenderung seperti laki-laki,
sebaiknya berkonsultasi ke dokter. “Bisa saja ke dokter Obgyn. Nanti
akan dilakukan pemeriksaan ultrasonografi maupun pemeriksaan darah,”
katanya.
Lamanya waktu pengobatan sangat tergantung penyebabnya. Namun terapi tersebut paling tidak butuh 6 bulan- 1 tahun.
“Jadi
tergantung hasil pemeriksaan. Hirsutism itu patologis atau tidak?
Tumbuhnya di sebelah mana? Lalu membentuk pattern kayak gimana?”
tambahnya.
Sebagai gambaran, normalnya bulu kemaluan wanita harus
membentuk seperti celana dalam. Namun kalau bulu kemaluannya membentuk
seperti celana dalam terbalik dan dadanya juga berbulu, termasuk dalam
pattern laki-laki.
“Kalau hanya sekedar bulunya lebat tapi
pattern-nya masih perempuan, ya nggak apa-apa. Jadi kalau misalnya ada
wanita dengan bulu ketiak lebat tapi dadanya tak berbulu, ya nggak
apa-apa. Memang sudah bawaannya seperti itu,” jelasnya.
Yang
menjadi masalah, lanjutnya, bila bulu ketiaknya lebat, memiliki bulu
dada, dan pattern bulu kemaluan seperti celana dalam terbalik laiknya
laki-laki.
Lalu benarkah wanita dengan bulu berlebih cenderung
memiliki libido tinggi? Menurutnya, pertumbuhan bulu berlebih (cenderung
kelaki-lakian) tidak serta merta meningkatkan libido.
“Libido
itu tergantung persepsi. Kalau dari kecil tidak diajari atau tidak
diinklus dengan seks, pengetahuan tentangnya seksnya nggak akan
timbul,”tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar