Generasi abad ke-21 adalah generasi yang
berbeda dengan generasi sebelumnya. Mari kita lihat lingkungan sekitar
kita, generasi sekarang serba berkeinginan cepat, potong kompas, yang
jauh jadi dekat, yang sulit jadi mudah, dapat mengerjakan benyak
kegiatan dalam satu waktu, kencederungan tidak fokus.
Saya mengamati generasi sekarang ada
prilaku yang berbeda dari generasi sebelumnya, salah satunya ketika
sedang “ngobrol” malah berkomunikasi dengan beberapa pihak lain melalui
alat komunikasinya, atau ketika sedang memasak eh malah berkomunikasi
dengan banyak pihak pula. Artinya satu waktu dapat mengerjakan banyak
kegiatan, yang paling parah lagi ketika sedang berkendaraan malah
nelepon atau sms-an. Dan banyak lagi kejadian lainnya.
Lalu siapa generasi abad ke-21, yang sekarang usianya antara 7-25 tahun, nah kalau saya cenderung ke generasi Y hehehe.
Generasi abad ke-21 akan lahir istilah “Generasi Z” yang memiliki karkter sebagai berikut.
- Memiliki akses yang cepat terhadap informasi dari berbagai sumber.
- Dapat mengerjakan beberapa hal dalam waktu bersamaan (multitasking).
- Lebih menyukai hal-hal yang bernuansa atau bernapaskan multimedia.
- Lebih menyukai berinteraksi via dunia maya, jejaring sosial (Facebook, Twitter, Yahoo Messengger, hingga BBM).
- Dalam belajar, lebih menyukai hal-hal yang bersifat aplikatif dan menyenangkan.
Dengan adanya prilaku yang serba instan
dan kecenderungan memetingkan kompetensi atau keterampilan daripada
hapalan atau pemahaman maka di dunia pendidikan dibutuhkan catatan
pencapaian kompetensi yang deskriptif.
Maka pada kurikulum 2013 dibuatlah buku
RAPORT (versi kurikulum sebelum 2016) atau buku Laporan Hasil Belajar
Siswa atau LHBS (versi kurikulum 2006) atau buku Laporan Capaian
Kompetensi atau LCK (versi kurikulum 2013). Maka pada LCK laporan
perkembangan siswa dideskripsikan dengan lengkap, karena perkembangan
belajarnya mencakup sikap, keterampilan, dan pengatahuan.
Nah bagi guru SMA/MA silakan unduh format LCK-nya di sini.
Saya jadi ingat tim pelatih sepak bola
dan bola basket yang selalu mencatat semua yang dilakukan pada pemainnya
ketika sedang bertanding secara deskriptif, sehingga sang pelatih dapat
menentukan/keputusan untuk membangun strategi selanjutnya dalam
pertandingan untuk memenangkan pertandingannya.
Bisa jadi generasi akan menerima buku
raportnya secara online juga karena dibutuhkan kapan saja tanpa ribet,
begitu juga wali kelas tidak ribet menulis hasilnya yang detail secara
manual tapi secara digital, bisa jadi berpangkal ada materi pembelajaran
berbasis TIK, penilaiannyapun digital jadi bisa langsung masuk ke buku
rapor digitalnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar