Orang yang mengenal saya, pasti tahu bahwa saya adalah seorang pembaca buku level akut. Dari kecil, saya pasti membawa buku ke mana-mana supaya tiap kali ada waktu kosong, saya bisa memanfaatkannya dengan membaca. Saya mengeset target berapa buku yang akan dibaca selama satu tahun, berusaha membaca dan menikmati buku demi buku. Tapi ada kalanya saya nggak membaca apa-apa dan kehilangan minat untuk membaca.
Salah satu alasannya (selain karena lagi sibuk atau capek) adalah karena saya mengalami yang namanya book hangover. Iya, hangover bukan hanya terjadi di pagi hari setelah seseorang kebanyakan minum alkohol —baca buku juga bisa begitu.
Menurut urbandictionary.com, book hangover adalah keadaan di mana kita sudah menyelesaikan satu buku dan kembali ke dunia nyata, namun dunia nyata terasa nggak lengkap karena kita masih hidup di dalam dunia yang ada di buku tersebut. Dalam kasus saya sih, seringnya saya nggak mampu untuk memulai membaca buku yang baru karena belum bisa move on dari yang lama. Kayak hubungan sama mantan pacar aja, ya? Susah move on.
Biasanya ketika suatu buku benar-benar mudah dinikmati, efeknya lumayan lama terhadap diri saya. Seperti misalnya ketika selesai membaca Harry Potter (buku ke berapa pun, efeknya akan sama), alam pikiran saya biasanya masih menyangkut di Hogwarts, terbayang-bayang terus semua petualangan si Harry beserta Hermione dan Ron. Atau ketika saya membaca novel romance kontemporer karya Julie James (yang merupakan salah satu penulis favorit saya)—saya nggak bisa membaca buku yang lain selama berhari-hari karena kehidupan tokohnya masih membayangi pikiran.
Hal tersebut bisa terjadi. Iya, terdengar absurd, tapi benar terjadi. Sebagai manusia, kita tertarik untuk bisa lari dari kenyataan. Oleh karena itu kita menyukai dunia virtual (haloooo, internet!), menyukai liburan, dan hal-hal lain yang memberikan efek sama. Dunia imajinasi di dalam buku membuat kita terisap dan nggak mau keluar dari sana.
Jadi, bagaimana mengatasi book hangover ini dan bisa move on ke buku lain?
1. Membaca buku lain dari penulis yang sama
Kalau kita menemukan sebuah buku yang membuat kita nggak bisa memandang buku lain dengan cara yang sama, si penulisnya pasti bagus banget, ya kan? Jadi kenapa nggak coba membaca bukunya yang lain? Walaupun memang sih, ini nggak akan bisa diterapkan kalau kita sudah membaca semua buku yang diterbitkan oleh si penulis.
2. Mencari rebound atau memulai yang baru
Yah, seperti ketika kita mengakhiri suatu hubungan, kadang memang butuh orang baru sebagai rebound. Habis baca buku pun begitu. Coba cek, mungkin ada buku lain yang bisa kita baca dan siapa tahu kita menyukainya. Karena setiap buku berhak untuk mendapatkan kesempatan (untuk dibaca).
3. Cari buku berdasarkan review online
Kita bisa menemukan genre atau buku yang sejenis berdasarkan review buku yang bisa dengan mudah ditemukan di internet. Banyak review yang menyertakan rekomendasi buku lain yang sejenis dengan yang sedang di-review. Misalnya, yang suka The Hunger Games-nya Suzanne Collins kemungkinan akan menyukai Divergent-nya Veronica Roth. Atau penggemar Tom Clancy mungkin akan menyukai karya Robert Ludlum.
4. Baca ulang buku tersebut
Mungkin nggak akan efektif mengatasi book hangover, tapi bisa membuat kita hapal semua isinya dan bosan kemudian beralih mencari buku lain. Patut dicoba, lah.
5. Menunggu
Bagaimana kalau sudah melakukan semua hal di atas tapi tetap aja nggak ada yang bisa mengalihkan kita dari perasaan hangover tersebut? Jawabannya hanya satu: menunggu. Sama seperti menunggu the one atau menunggu prince charming. Pasti suatu saat dia akan datang. Buku bagus dengan karakter yang lovable, bikin jatuh cinta, plot yang menarik, dan dunia imajinasi yang mengisap lebih dalam akan datang lagi. Iya sih, mereka itu jarang—tapi saya percaya mereka ada.
Bagaimana dengan Anda? Pernah mengalami book hangover juga? Buku apa dan bagaimana mengatasinya? Atau jangan-jangan Anda berpikir, baca buku aja kok drama...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar