Jumat, 01 November 2013

6 Mitos Dan Fakta Tentang Suplemen Creatine

6 Fakta Dan Mitos Tentang CreatineCreatine adalah salah satu suplemen yang paling efektif, aman, dan juga populer pada kalangan atlit binaraga atau atlit olahraga umum.
Sudah sewajarnya bahwa dengan banyaknya manfaat yang ditawarkan oleh suplemen creatine, banyak pula mitos-mitos yang tidak benar dan tidak memiliki dasar ilmiah, namun hal tersebut cukup membuat para atlit akhirnya meninggalkan salah satu suplemen yang paling favotir ini selain amino dan whey protein.

Berikut 6 mitos dan fakta sebenarnya mengenai suplemen creatine :

Creatine buruk bagi ginjal

Fakta : mitos ini terlihat agak tida berdasar dan kemungkinan mengambil dasar dari logika tentang rusaknya ginjal disebabkan oleh meningkatnya kreatinin darah (limbah protein daging dalam makanan yang dibuang dari darah oleh ginjal). Namun ada bukti klinis yang mengungkapkan mitos tersebut, adalah Poortmans JR penulis penelitian dari Universitaires De Bruxelles, Belgia, yang melakukan penelitian bersama rekan-rekannya. Para peneliti memberikan 20 gram dosis suplemen creatine monohydrate pada 5 pria sehat setiap hari selama 5 hari. Hasilnya, mereka tidak menemukan adanya perubahan signifikan dalam ativitas ginjal, kecuali jika memiliki gangguan ginjal sebelum mengonsumsi suplemen creatine, itu mungkin akan membuat sedikit pengaruh pada kerusakan ginjal.

Creatine akan menghambat pertumbuhan pada remaja

Fakta : creatine adalah biomolecule yang ditemukan pada tubuh manusia dan juga pada berbagai makanan, yang membantu pertumbuhan manusia pada usia remaja dan pertumbuhan masa otot pada orang dewasa. Sehingga aman dikonsumsi oleh setiap orang.

Creatine adalah steroid

Fakta : “tak kenal maka tak sayang” istilah tersebut mungkin cocok untuk yang beranggapan bahwa creatine adalah steroid. Pasalnya, sudah banyak artikel bahkan penelitian yang membahas tentang creatine dan menyebutkan bahwa creatine adalah asam amino alami yang berperan dalam meningkatkan masa otot dan memperkuat otot.

Tidak perlu suplemen creatine karena telah banyak tersedia pada makanan

Fakta : Creatine memang ditemukan pada beberapa makanan terutama daging sapi, namun kandungan creatine pada daging tidak mencukupi kebutuhan creatine tubuh terutama kebutuhan para atlit binaraga, terkecuali jika mengonsumsi daging sapi dalam jumlah besar yang sesuai dengan kebutuhan creatine tubuh. Maka dari itu para ahli membuat suplementasi creatine yang telah banyak tersedia untuk memudahkan seseorang mencukupi nilai nutrisi creatine pada tubuhnya, tanpa perlu mengonsumsi daging dengan jumlah yang besar.

Creatine membutuhkan kadar gula yang tinggi agar bisa diserap

Fakta : Creatine sebenarnya bisa diserap sendiri oleh tubuh secara alami, namun banyak orang yang mengambil jalan pintas untuk mempercepat proses penyerapan creatine dengan kadar gula tinggi. Creatine memang dapat diserap dengan cepat jika dimediasi oleh insulin (hormon polipeptida yang mengatur metabolisme karbohidrat). Namun untuk mempercepat proses tersebut dibutuhkan sekitar 100g lebih karbohidat sederhana, yang sebenarnya tidak baik bagi tubuh. Maka dari itu, banyak para ahli menyarankan untuk tidak menambahkan kadar gula dalam mengonsumsi creatine, karena pada kenyataannya creatine bisa diserap oleh tubuh secara alami, dan itu adalah pilihan yang baik.

Kafein mengganggu penyerapan creatine

Fakta : Sebenarnya, kafein berperan untuk membantu meningkatkan penyerapan creatine. Namun harus diperhatikan, karena kafein memiliki sifat diuretik yang bisa menyebabkan dehidrasi. Proses anabolik creatine adalah menarik air ke dalam otot, sehingga dapat meningkatkan kadar air dalam otot yang sebagian para binaraga tidak menginginkan hal tersebut. Maka dari itu kafein juga dibutuhkan oleh tubuh untuk membantu penyerapan creatine dalam tubuh, sehingga tidak banyak cairan yang ikut masuk kedalam otot bersama creatine.

Tidak ada komentar: