Kamis, 14 November 2013

Kini Ubah Abu Jenasah Jadi Berlian Banyak Digemari Masyarakat


Kini Ubah Abu Jenasah Jadi Berlian Banyak Digemari Masyarakat  Untuk membuka peluang bisnis diperlukan ide-ide gila yang tak dapat dicerna dengan pikiran pada umumnya. Perusahaan Algordanza asal Hong Kong kini menekuni bisnis yang membuat abu orang mati menjadi berlian.
Bahkan berlian sintetis ini kini banyak di pesan dan bisa digunakan oleh keluarga yang ditinggal pergi sebagai kenang-kenangan. Sementara itu, daya tarik bisnis ini setidaknya diakui oleh Eva Wu yang memiliki putra bernama Cornald yang meninggal di usia 17 tahun hingga dirinya
mengambil keputusan untuk mengubah abu anaknya menjadi berlian.
“Saya merasa damai. Saya merasakan berada di dekatnya dan ini 100% dirinya,” ungkap Wu seperti dilansir dari CNN.
Bahkan Wu juga mengaku merasa dama dan kenangan yang terus melekat pada benak wanita ini tercipra berkat jasa Algordanza yang merupakan perusahaan Hong Kong yang berpusat di Swiss yang telah berjalan sejak tahun 2008.
Pembuatan abu jenasah jadi berlian ini cukup sederhana. Algordanza mengirim sekitar 200 gram sisa kremasi ke laboratorium yang berada di Swiss. Karbon abu kemudian disaring dan dimurnikan hingga 99 persen sehingga sempurna menjadi grafit hitam berkilau.
Kemudian mesin mengaplikasi tekanan dan temperatur setara gunung berapi. Sembilan jam kemudian, sebuah berlian sintetis dengan semburat kebiruan tercipta. Semburat biru tersebut dihasilkan dari boron yang memang terkandung alami di dalam tubuh.
“Berlian ¼ karat dijual seharga US$ 3.000 (Rp 27,6 juta). Berlian terbesar yang pernah dibuat Algordanza yaitu 2 karat bernilai sekitar US$ 37.000 (Rp 340,4 juta),” ungkap Fong yang menjelaskan harga berlian ini kompetitif dengan biaya pemakaman di Hong Kong.
Menurut Food and Environmental Hygiene Department kota Hong Kong, harga pemakaman bervariasi. Mulai dari kisaran US$ 2.000 (Rp 18,4 juta) hingga US$ 200.000 (Rp 1,84 miliar) tergantung jenis peti jenazah yang dipilih.
Tanah juga termasuk barang langka di Hong Kong. Orang yang masih hidup saja mengeluhkan tingginya harga properti di sana. Apalagi harga untuk sepetak tanah makam di kota yang kekurangan lahan pemakaman ini. Pemerintah Hong Kong bahkan menerapkan peraturan, sebuah jenazah hanya boleh dikubur maksimal enam tahun sebelum akhirnya harus digali dan dikremasi.
“Pendapatan Algordanza telah berlipat ganda sejak kantor operasional Hong Kong dibuka pada 2008,” tutur Fong.
Tapi, budaya tradisional China menekankan bahwa membisniskan kematian itu tabu. Bahkan ayahnya, Bill menentang sejak awal merintis bisnisnya. Namun akhirnya ayah Fong meninggal dunia, dan abu jenasahnya akan dibuat menjadi berlian dan dibagi kepada empat anaknya yang tinggal berpencar.
Sementara bagi Eva Wu, reaksi keluarga terhadap keputusannya mengubah abu sang putra jadi berlian termasuk tenang.
“Mereka tahu ikatan batin dan kedekatan kami. Jika ini adalah cara yang bisa membuat saya bahagia dan nyaman, (mereka bilang) silakan saja,” tambah Wu

Tidak ada komentar: