Penggunaan ganja ternyata dapat menggandakan risiko
terkena stroke pada orang dewasa muda, selain dikaitkan dengan serangan
jantung, dan emfisema (penyakit paru-paru progresif yang menyebabkan
sesak napas).
Penelitian para ilmuwan dari University of Auckland, Selandia Baru, menunjukkan bahwa orang-orang yang menderita stroke iskemik (kehilangan suplai darah ke otak atau transient ischemic attack (TIA) ketika aliran darah ke otak terhenti sejenak) adalah 2,3 kali lebih cenderung terdeteksi ganja saat tes urin.
“Ini adalah studi pertama yang menunjukkan kemungkinan adanya hubungan peningkatan risiko stroke dengan ganja,” ujar Alan Barber, peneliti utama studi dan profesor neurologi klinis di Auckland, Selandia Baru.
“Ganja disebut-sebut sebagai zat yang relatif aman, meski ilegal. Namun, studi ini menunjukkan hal tersebut tidak mungkin, karena ganja sebenarnya bisa menyebabkan stroke,” ujar Barber.
Studi ini melibatkan sekitar 160 pasien stroke iskemik/TIA berusia 18-55 tahun yang menjalani tes urin setelah rawat inap. Di antara pasien, 150 orang mengalami stroke iskemik dan 10 memiliki TIA. Enam belas persen pasien dinyatakan positif ganja, dan kebanyakan pasien pria juga merokok tembakau.
Barber mempresentasikan temuan ini pada American Stroke Association’s International Stroke Conference 2013 di Honolulu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar