LAPORAN PERCOBAAN
”Pengaruh Penambahan Asam Cuka terhadap Hasil Pewarnaan Kulit Telur”
Oleh :
Susanto, SPd
(Guru Kimia
MAN Pesanggaran Banyuwangi)
I. RUMUSAN MASALAH
Rumusan
masalah dalam percobaan ini adalah:
1. Apakah penambahan asam cuka dapat
mempengaruhi proses pewarnaan kulit telur?
2. Bagaimana pengaruh penambahan asam cuka dalam proses pewarnaan kulit telur?
3. Apakah ukuran telur berpengaruh pada
proses pewarnaan kulit
telur?
II. TUJUAN
1. Mengetahui pengaruh penambahan asam
cuka pada proses pewarnaan kulit telur
2. Mengetahui pengaruh penambahan asam cuka dalam proses pewarnaan kulit telur
3. Mengetahui pengaruh ukuran telur pada
proses pewarnaan kulit
telur
III. ALAT DAN BAHAN
No.
|
Nama Alat / Bahan
|
Jumlah
|
1
|
Gelas minum kecil atau gelas kimia 250 mL
|
4
|
2
|
Batang lidi atau pengaduk gelas
|
4
|
3
|
Pipet
tetes
|
3
|
4
|
Gelas
ukur 10 mL
|
1
|
5
|
Gelas
ukur 100 mL
|
1
|
6
|
Larutan
asam cuka 25%
|
50 mL
|
7
|
Larutan
pewarna makanan warna biru
|
50 mL
|
8
|
Larutan
pewarna makanan warna merah
|
50 mL
|
9
|
Telur
ayam
|
8 butir
|
10
|
Air
atau akuades
|
800 mL
|
IV. CARA KERJA
1. Mencuci
telur dengan air sampai bersih
2. Menyediakan
4 buah gelas kimia 250 mL
3. Memberi
label pada masing-masing gelas kimia:
-
Gelas 1 : air + pewarna biru
-
Gelas 2 : air + pewarna biru + asam
cuka
-
Gelas 3 : air + pewarna merah
-
Gelas 4 : air + pewarna merah +
asam cuka
4. Menuangkan
air sebanyak 100 mL ke dalam masing-masing gelas kimia
5. Menambahkan
2 mL pewarna biru pada gelas 1 dan 2, 2 mL pewarna merah pada gelas 3 dan 4.
6. Menambahkan
5 mL asam cuka 25% pada gelas 2 dan 4
7. Mengaduk
campuran sampai merata
8. Memasukkan
telur ke dalam masing-masing gelas secara bersama-sama
9. Menunggu
sambil mengaduk-aduk secara perlahan-lahan selama 5 menit
10. Mengangkat
telur dari campuran secara bersama-sama
11. Meletakkan
telur yang sudah diwarnai di atas plastik.
12. Menjemur
telur dengan sinar matahari secara langsung sampai kulit telur kering.
13. Mengulangi
langkah-langkah di atas dengan mengganti langkah no. 5 dengan pewarna sebanyak
5 tetes dan langkah no. 6 dengan asam cuka sebanyak 10 tetes.
14. Mencatat
semua hasil pengamatan
V. HASIL PERCOBAAN
Hasil
percobaan dapat diamati pada tabel di bawah ini:
Tabel 1. Hasil Pengamatan Pewarnaan telur
dengan penambahan 5 mL asam cuka
PERCOBAAN
|
HASIL PENGAMATAN
|
Gelas 1
|
Telur berwarna kebiruan
|
Gelas 2
|
Telur berwarna biru tua
|
Gelas 3
|
Telur berwarna kemerahan
|
Gelas 4
|
Telur berwarna merah tua
|
Tabel 2. Hasil Pengamatan
Pewarnaan telur dengan penambahan 10 tetes asam cuka
PERCOBAAN
|
HASIL PENGAMATAN
|
Gelas 1
|
Telur berwarna kebiruan
|
Gelas 2
|
Telur berwarna biru muda
|
Gelas 3
|
Telur berwarna kemerahan
|
Gelas 4
|
Telur berwarna merah muda
|
VI. ANALISIS
Pada percobaan ini diawali dengan mencuci telur
dengan air sampai bersih supaya kulit telur tidak tertutupi oleh pengotor dan pewarnaan
merata. Kemudian untuk mengetahui pengaruh asam cuka dilakukan variasi
penambahan volume asam cuka baik pada penambahan pewarna biru maupun pewarna
merah.
Mengaduk campuran sampai merata berfungsi untuk
memperoleh campuran yang homogen sehingga warna yang dihasilkan sempurna.
Kemudian setelah telur dimasukkan ke dalam campuran dilakukan pengadukan secara
perlahan-lahan selama 5 menit untuk mendapatkan warna secara merata pada kulit
telur. Agar warna tidak pudar, telur yang sudah diwarnai dijemur dengan sinar
matahari secara langsung sampai kulit telur kering.
Dari hasil percobaan yang tampak pada Tabel 1. menunjukkan
bahwa warna telur sangat dipengaruhi oleh penambahan asam cuka. Telur yang
dimasukkan dalam campuran pewarna tanpa asam cuka mempunyai warna lebih terang
dibandingkan dengan telur yang dimasukkan dalam campuran pewarna dengan asam
cuka.
Pada Tabel 2. Tampak bahwa dengan penambahan sedikit
asam cuka pada pewarna telah mampu mewarnai kulit telur tetapi diperoleh warna
yang lebih pucat daripada penambahan asam cuka yang lebih banyak dengan
konsentrasi yang sama (pada Tabel 1.).
Ukuran telur juga sangat berpengaruh terhadap
pewarnaan, dimana pewarnaan akan dipengaruhi oleh kemudahan pengadukan untuk
mendapatkan warna yang merata pada kulit telur, sehingga wadah/tempat mewarnai
telur harus menyesuaikan dengan ukuran telur.
Warna dapat menempel pada kulit telur disebabkan
oleh kandungan zat yang terdapat pada kulit telur bereaksi dengan asam cuka. Kulit
telur mengandung zat-zat antara lain senyawa kimia dengan rumus Ca10(OH)2(PO4)6 dan CaCO3. Dalam zat
ini yang aktif bereaksi dengan asam cuka, CH3COOH adalah kation Ca2+, dimana
reaksinya dapat
dilihat sebagai berikut:
Ca2+ + 2 CH3COOH ® Ca(CH3COO)2 + 2H+
Dengan
adanya reaksi ini maka bagian kulit telur yang terluar semacam terkikis dan
menyerap zat warna, dimana semakin banyak asam cuka yang ditambahkan maka
reaksi semakin banyak terjadi dan semakin besar pula zat warna yang terserap.
VII. KESIMPULAN
Dari
analisis di atas, maka dapat disimpulkan:
1. Penambahan asam cuka mempengaruhi proses
pewarnaan telur
2. Konsentrasi asam cuka semakin besar
menyebabkan warna telur semakin gelap
3. Ukuran telur mempengaruhi merata
tidaknya proses pewarnaan telur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar