Mengenal Model Pembelajaran STEM (Science, Technology, Engineering and Math)

Saat ini Indonesia sedang bersemangat menggagas
pendidikan yang mengembangkan model pembelajaran STEM (science,
technology, engineering and math). Gagasan ini muncul karena dari tahun
ke tahun pencapaian skor tes anak-anak pada pelajaran matematika dan
sains terus mengalami kemerosotan. Jika hal itu terus berlanjut, masa
depan Indonesia sedang dipertaruhkan, mengingat bahwa sains dan
teknologi berperan aktif dalam pengembangan ilmu pengetahuan serta turut
memberi sumbangsih dalam menciptakan peradapan dunia.
Di Indonesia, melalui kerja sama dengan USAID (United States Agency
for International Development), mulai mencoba mengembangkan model
pembelajaran berbasis STEM ini. STEM adalah istilah yang digunakan untuk
mengelompokkan disiplin ilmu akademik. Istilah ini biasanya digunakan
ketika membahas kebijakan pendidikan dan pilihan kurikulum di sekolah
untuk meningkatkan daya saing dalam pengembangan sains dan teknologi.
Ini memiliki implikasi untuk pengembangan tenaga kerja, masalah keamanan
nasional dan kebijakan imigrasi. Ilmu dalam STEM biasanya merujuk pada
beberapa cabang ilmu.
Pendekatan STEM pada dasarnya mengintegraÂsikan empat komponen
yaÂkni sains, teknologi, enginering dan matematika ke dalam proses
pembelajaran. Jika dahulu keempat komponen tersebut dipahami sebagai hal
yang berbeda dan terpisah, maka sekarang komponen tersebut
dintegrasikan sebaÂgai satu kesatuan yang saling terkait untuk
menciptakan sebuah sistem pembelajaran aktif dan aplikatif berbasis
problem solving.
Secara pribadi, saya menganggap pengÂembangan model pembelaÂjaran
ini adalah jawaban atas berbagai tantangan di abad 21 ini. Di era
revoÂlusi industri 4.0 mensyaratkan generasi yang memiliki daya saing
tinggi dan cakap dalam berbagai aspek. Era yang diÂtandai dengan sistem
online ini telah mengubah cara manusia dalam hidup dan bekerja. Jika
dulu kita harus keluar rumah untuk memenuhi kebutuhan, namun sekarang
untuk memenuhi kebutuhan cukup dengan online. Saat ini dunia industri
sudah menyÂentuh dunia virtual, berbenÂtuk konektivitas manusia, mesin
dan data tersebar di mana-mana yang dikenal dengan istilah internet of things (IoT).
Sebagai konsekuensi dari hal ini, peserta didik harus dibekali
dengan berbagai ketrampilan untuk bisa bertahan di era revolusi industri
4.0 antara lain digital literacy, berpikir kirtis (critical thinking), komuÂnikasi (communication), koÂlaborasi (collaboration) dan kreativitas dalam memecahÂkan masalah (creativity in solving problems).
Berbagai macam ketrampilan tersebut dapat dikembangkan oleh peserta
didik melalui model pembelajaran yang aktif, kreatif dan inovatif, dan
moÂdel pembelajaran STEM sangat relevan dengan hal ini. Penelitian
terbaru membuktikan bahwa metode ini mampu melatih peserta didik baik
secara kogÂnitif, ketrampilan maupun afektif.
1 komentar:
test
Posting Komentar