Jika lada dan garam adalah pasangan yang selalu serasi di tiap
masakan, berbeda dengan lintah dan garam yang merupakan musuh bebuyutan.
Seringkali ketika kecil, ketika ada lintah di halaman, kita disuruh
untuk membunuhnya dengan 'sadis' dengan hanya menaburinya dengan garam.
Sang lintah terlihat tidak mampu bertahan dengan tiap butiran garam dan
mati dalam keadaan 'menyusut.'
Mengapa garam begitu kejam membunuh lintah dan gastropoda seperti siput?
Jawabannya adalah osmosis. Osmosis adalah proses yang terjadi di mana
'solution' bertemu dengan membran berpori. 'Solution' sendiri adalah
campuran homogen antara dua atom atau lebih dalam fase padat.
Osmosis terjadi karena perpindahan molekul 'solution' melalui selaput
berpori, dari bagian yang larutan (solution) ke bagian pelarut
(solvent). Jika osmosis terjadi bagian yang memiliki pelarut lebih
banyak, osmosis akan terjadi dan membuat konsentrasi kedua sisi larutan
akan sama.
Nah, lintah punya banyak sekali air di dalam tubuhnya, serta tubuhnya
ditutupi kulit yang merupakan membran berpori. Jadi ketika Anda menabur
garam di tubuh lintah, garam tersebut akan larut di lendir yang
digunakan lintah untuk berjalan. Akhirnya jadilah sebuah larutan garam,
yang mana konsentrasi larutan garam di luar tubuh lintah lebih tinggi
ketimbang di dalam tubuh lintah. Terjadilah osmosis yang membuat lintah
kehilangan banyak air, dehidrasi, dan mati dalam keadaan kering.
Manusia tak akan mengalami hal yang sama dengan lintah, karena
pori-pori kulit manusia tak sebanyak lintah. Namun akan berbeda jika
Anda mencoba menabur garam ke mata Anda. Sensasi yang dirasakan lintah,
akan terjadi di mata Anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar