Kamis, 08 Januari 2015

Pemerintah Ingin Ganti Buku Pelajaran dengan Tablet

Buku ajar akan dibuat dalam format buku elektronik bernama e-Sabak.

Pemerintah terus meningkatkan taraf pendidikan untuk di daerah terdepan, terluar, tertinggal (3T).  Ada tiga pihak yang akan bekerja sama dalam hal ini, yakni Kementerian Pendidikan Kebudayaan (Kemendikbud), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), dan PT Telkom Indonesia.

Salah satu peningkatan layanan tersebut berupa peralihan dari buku pelajaran berbasis fisik menjadi buku eletronik atau e-book.



Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengungkapkan setidaknya saat ini ada sekitar 208.000 sekolah yang tersebar di seluruh Indonesia. Dari angka tersebut terdapat aktivitas dari 50 juta anak dan tiga juta guru yang setiap harinya mengajar.

"Proses belajar-mengajar ini memerlukan alat ajar yang paling penting yaitu buku pelajaran, buku teks. Kita mendiskusikan tadi untuk ke depan akan menggunakan eletronik book yang kita sebut e-sabak," Anies di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Rabu, 7 Januari 2015.

Anies menjelaskan Sabak itu merupakan alat yang sering digunakan oleh orangtua zaman dahulu, yakni media berupa papan yang kemudian dituliskan dengan kapur.

"Kita ke depan ingin menggunakan tablet sebagai alat untuk belajar-mengajar. Buku tulis tetap ada, tetapi buku teksnya menggunakan eletronik," ujar dia.

Lebih lanjut, kata Anies, dengan penggunaan tablet sebagai pengganti buku teks dapat menekan biaya soal pendistribusian buku-buku pelajaran ke daerah terpencil.

"Selain itu juga kualitas yang dikirimkan kepada anak-anak tidak dipengaruhi faktor lainnya, baik kertas, distribusi, dan kerumitan soal logistik," ungkapnya.

Namun, disayangkan, Anies belum bisa membeberkan mengenai anggaran dan kapan diimplementasikan program tersebut.

"Nanti ada rapat lanjutan, mudah-mudahan sudah ada informasi yang kita akan berikan," kata dia. (ren)

sumber : VIVAnews

Tidak ada komentar: