Senin, 10 Agustus 2015

Quipper School Indonesia: startup yang menunjang proses KBM untuk pendidikan menengah

Quipper-thumbProses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pada pendidikan tingkat menengah baik itu SMP maupun SMA di Indonesia semakin mudah terselenggara dengan kehadiran beberapa startup pendidikan, salah satunya adalah Quipper School. Lalu, apa keistimewaan dari startup pendidikan asal Inggris ini?

Baca juga: 5 startup pendidikan asing yang berekspansi ke Indonesia
Didirikan oleh Masayuki Watanabe di London pada Desember 2010, Quipper School merupakan startup pendidikan yang menyediakan dua layanan utama:
  • Pertama: Quipper School Learn sebuah portal khusus siswa dimana mereka bisa mengakses atau membaca materi pelajaran, menjawab soal, mengirimkan pesan ke guru, dan melihat performa belajar teman sekelasnya.
  • Kedua: Quipper School Link sebuah portal khusus untuk guru dimana mereka dapat menyiapkan tugas, melihat perkembangan siswa, mengirim pesan ke siswa, mengelola kelas, dan membuat kelas online.
Quipper-School-Screenshoot-
Tampilan portal untuk guru yang dinamai “Quipper School Link”
Secara teknis, melalui Quipper School Indonesia, guru dapat memberikan tugas kepada siswa secara online dan siswa dapat mengerjakannya (sekaligus mempelajari topik mata pelajaran yang berkaitan dengan tugas tersebut) baik di dalam maupun di luar kelas melalui perangkat mereka masing-masing yang terkoneksi dengan internet.
Setelah para siswa mengerjakan serta mengumpulkan tugasnya, sistem penilaian yang tersedia pada platform Quipper School Indonesia akan melakukan analisis data secara sederhana namun canggih yang akan membantu para Guru dalam mendapatkan gambaran yang jelas tentang pencapaian siswa. Tentu saja sistem penilaian hanya bersifat membantu, setelah guru secara manual memasukkan data soal dan jawabannya. Sehingga sistem penilaian bertugas mencocokkan antara jawaban dari siswa dengan kunci jawaban versi guru.
Para guru akan mendapatkan laporan mengenai seberapa baik sang siswa dalam menguasai mata pelajaran tertentu, bagaimanakah kemajuan belajar setiap siswa, mengetahui keunggulan atau potensi setiap siswa, siapa yang mendapat nilai tertinggi, dan lainnya. Melalui gambaran tentang pencapaian ini, para siswa pada saat itu juga akan memperoleh umpan balik mengenai hal-hal yang perlu diperbaiki terkait penguasaan terhadap suatu topik materi pelajaran tertentu.
Sistem-penilaian-thumb
Screenshoot sistem penilaian di Quipper School Indonesia

Belum memperoleh pendapatan

Selama hampir setahun beroperasi di Indonesia, Quipper School Indonesia masih menggratiskan layanan dan konten yang disediakannya. Bagaimanapun, kedepannya Quipper School Indonesia berencana akan menyediakan fitur dan konten premium berbayar seperti online tutoring (les online) dan konten untuk persiapan Ujian Nasional (UN).
Sejauh ini pengguna yang sudah mendaftar di Quipper School Indonesia yaitu lebih dari 50.000 guru dan lebih dari 250.000 siswa. Namun, dari akumulasi jumlah guru dan siswa tersebut, baru 60 persen yang menjadi pengguna aktif bulanan. Para guru dan siswa ini bersumber dari sekitar 10.000 sekolah (dengan perbandingan SMA 70 persen dan SMP 30 persen). Setiap kelas online dalam Quipper School Indonesia sendiri dapat menampung hingga 60 siswa, tetapi para guru masih bisa membuat kelas online sebanyak-banyaknya sesuai kebutuhan.
Disinggung mengenai minimnya pengguna terdaftar dari kalangan siswa, Quipper School Indonesia mengatakan bahwa kemungkinan ini karena para guru yang sudah mendaftar belum langsung mengaktifkan akun mereka. Sementara para siswa baru akan mendaftar dan mengaktifkan akunnya, jika para guru terlebih dahulu sudah menggunakan platform ini.
Quipper School Indonesia sendiri mengklaim selama ini belum menemui banyak tantangan. Hal ini berkat adanya sebagian anggota tim yang berasal dari kalangan guru yang terus memberikan nasihat berharga dan pengetahuan baru mengenai ekosistem pendidikan nasional bagi tim Quipper School Indonesia. Kedepannya, Quipper School Indonesia akan membuat konten untuk SD kelas 3 hingga 4, membuat konten untuk pengguna mobile gadget, serta bekerjasama dengan dinas pendidikan baik tingkat daerah dan tentu saja tingkat nasional.
Sejak November 2014, Quipper School sudah memperoleh pendanaan sebesar USD 10 juta (sekitar Rp 120 miliar) yang bersumber dari perusahaan Venture Capital (VC) Atomico (Inggris), Globis (Jepang), 500 Startups (Amerika Serikat), dan Benesse (Jepang). Pegawai Quipper School sendiri berjumlah sekitar 100 orang (tidak termasuk Indonesia) yang tersebar di London, Tokyo, dan Manila (kantor pusat untuk wilayah di Asia).
Baca juga: 4 CEO startup pendidikan ini berbagi rahasia dalam hal memperoleh investasi

Bukan yang pertama di Indonesia

Quipper School Indonesia bukan merupakan startup pendidikan pertama yang menyediakan platform untuk menunjang proses KBM di Indonesia. Sebelumnya sudah ada nama seperti Kelase dan StudentBook. Perbedaan mencoloknya, Quipper School Indonesia tidak hanya berupa platform yang menunjang proses KBM, tetapi juga menyediakan materi pembelajaran berupa 10 mata pelajaran yang umumnya diajarkan di sekolah negeri dan swasta, dengan lebih dari 1.300 pilihan topik beserta soal-soalnya.
Menariknya, ribuan topik mata pelajaran dan soal yang tersedia di Quipper School Indonesia dibuat oleh puluhan guru yang bekerja secara part time dan diklaim sesuai dengan kurikulum nasional yang berlaku seperti Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, IPA, dan IPS. Sementara di Kelase dan StudentBook, guru juga bisa membuat materi pembelajaran, namun terbatas sesuai kebutuhan sekolah masing-masing dan dibuat oleh para guru setempat di sekolah tersebut.
Tim-Quipper-thumb
Sebagian dari tim Quipper School Indonesia
Quipper School Indonesia sendiri baru beroperasi secara resmi pada Februari 2014 silam yang dikelola oleh 34 orang full time dan 41 hingga 60 orang part time (semuanya guru yang bertugas membuat konten).
(Diedit oleh Lina Noviandari)

Tidak ada komentar: