Kamis, 07 Mei 2015

Ahli Kimia Temukan Cara Dapatkan Protein Putih Telur Tanpa Mendidihkannya



150126095911_1_540x360Selama ini banyak protein dalam tubuh manusia yang sehat seperti cairan bening dalam telur mentah, protein-protein ini memang diyakini dalam mencegah timbulnya kanker, namun karena proses perebusan hingga mendidih yang membuat protein dalam putih telur tersebut berkurang dan manfaatnya semakin berkurang. Lalu apa solusinya ?
UC Irvine dan ahli kimia Australia telah menemukan cara tanpa mendidihkan putih telur namun tetap bisa mendapatkan protein dalam telur tersebut, ini adalah sebuah inovasi dramatis yang dapat mengurangi biaya untuk pengobatan kanker, produksi pangan dan segmen lain dalam industri global bioteknologi.

Gregory Weiss seorang profesor kimia biologi molekuler dan biokimia di UCI mengatakan bahwa beliau dan rekan-rekannya telah menemukan cara tanpa mendidihkannya. Dalam tulisannya, mereka menjelaskan bahwa perangkat untuk menarik protein yang terpisah memungkinkan mereka untuk dapat melipat kembali. Mereka memulainya dengan merebus putih telur selama 20 menit pada suhu 90 derajat Celcius dan mengembalikan protein dalam telur tersebut.
Seperti banyak peneliti, ia telah berjuang untuk menghasilkan secara efisien dalam mendaur ulang molekul protein berharga yang memiliki berbagai aplikasi namun sering tertinggalkan menjadi bentuk struktural yang salah ketika mereka terbentuk dan akhirnya menjadi tidak berguna.
Weiss menambahkan bahwa mereka tidak menunjukkan ketertarikannya dalam pengolahan telur, tapi ia ingin menunjukkan betap kuatnya proses tersebut. Masalah sebenarnya adalah pada kasus protein bergetah yang menghabiskan banyak waktu untuk bergesekan di dalam tabung dan itulah kendala yang dialami untuk bisa memulihkan materi tersebut.
Untuk menciptakan kembali protein yang dikenal sebagai lisozim setelah telur direbus, ia dan rekan-rekannya menambahkan zat urea. Pada tingkat molekuler, protein masih mengepal menjadi massa yang masih belum dapat digunakan. Para ilmuwan kemudian menggunakan perangkat pusaran cairan, mesin bertenaga tinggi yang dirancang oleh laboratorium Profesor Colin Raston yang berada di Flinders University South Australia.
Pengaplikasian dalam hal ini cukup banyak, sebagai contoh perusahaan farmasi saat ini membuat antibodi kanker pada sel ovarium hamster yang mahal. Kemampuan untuk dapat dengan cepat membentuk protein dari ragi atau bakteri E. Coli berpotensi merampingkan manufaktur protein dan membuat pengobatan kanker lebih terjangkau. Industri pembuatan keju, petani dan masih banyak lagi yang menggunakan protein rekombinan juga bisa mencapai lebih banyak hasil.
Sumber : sciencedaily.com

Tidak ada komentar: