Cinta
membutuhkan pengorbanan. Kita bisa berkorban demi cinta—itu adalah hal
yang wajar. Bagaimana tanda kita mencintai seseorang? Kita turut
berbahagia bila orang yg kita sayangi berbahagia—itulah cinta. Kita ikut senang bila orang yang kita sayangi senang—itulah cinta. Hati kita ikut terpukul ketika hati orang yang kita sayangi terpukul—itulah cinta. Tidak ada yang lebih menyenangkan di dunia ini daripada melihat orang yang kita cintai hidup bahagia bersama kita…
Cinta
belum tentu bahagia bersama kita, karena itulah cinta butuh
pengorbanan. Tidak ada pengorbanan dalam bidang kimia yang lebih
mengharukan daripada inhibitor korosi. Inhibitor korosi membiarkan
dirinya mengalami kehancuran demi melindungi sesuatu yang lebih berharga
dari dirinya sendiri. Sama halnya dengan kita. Kita rela terkikis,
sakit, perih, dan tersiksa, hanya untuk melindungi cinta kita agar dia
tetap hidup tenang dan bahagia dengan siapapun dia terikat…
Reaksi
cinta seperti reaksi enzimatis. Ketika kita memberikan cinta, penerima
cinta akan ’membentuk keadaan yang stabil setelah menerima cinta’.
Penerima cinta akan mencoba mencari sedemikian rupa pada tingkat energi
seperti apa dia akan mencapai keadaan stabilnya ketika menerima cinta.
Bila setelah mendapatkan cinta keadaannya justru menjadi tidak nyaman,
dia akan mencari pemberi cinta yang lain…
Sebaliknya,
bila dia sudah dan telah mencari keadaan nyamannya setelah menerima
cinta tersebut, dia tidak bisa bereaksi lagi dengan yang lain, karena
keadaannya saat itu sudah keadaan PALING stabil dan nyaman. Artinya,
keadaan tersebut adalah hasil bentukan si penerima cinta itu sendiri.
Pemberi cinta tidak bisa menentukan posisi kestabilan penerima ; dia hanya bisa memberikan cintanya…
Ketika sudah dalam keadaan paling stabil dan nyaman, ikatan cinta pun
terbentuk. Ikatan cinta ini adalah ikatan cinta yang kuat, dan tidak
bisa diganggu oleh pemberi cinta yang lain. Mengapa ikatannya kuat?
Karena yang berperan dalam ikatan cinta tersebut adalah dari kedua pihak
–pemberi maupun penerima–, bukan hanya salah satu pihak. Sang pemberi, telah memberikan cintanya—sang penerima,
telah memberikan ruang yang ia miliki dan dibentuk sendiri untuk
menerima pemberian cinta. Tidak ada yang bisa memutuskan ikatan cinta
yang kuat ini…
Pertanyaan yang muncul adalah : apakah ada kemungkinan bagi kedua spesi untuk membentuk ikatan dengan spesi lain diluar ikatan cinta mereka ?
Jawabannya YA, bisa. Tapi (skali lagi, tapi..), hanya berupa ikatan lemah.
Sekuat-kuatnya ikatan lemah ini, tidak akan bisa memutuskan ikatan
cinta yang telah stabil dan kuat terbentuk. Keberadaan ikatan lemah
inilah yang justru memperkuat struktur yang sangat rumit sekalipun,
menjadi struktur indah yang beraturan. Setidaknya, seharusnya seperti
itu….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar