Kamis, 14 November 2013

Gejala Pembesaran Prostat

 Pembesaran prostat jinak merupakan penyakit pada pria tua dan jarang ditemukan pada usia yang kurang dari 40 tahun. Keadaan ini dialami oleh 50% pria yang berusia 60 tahun dan kurang lebih 80% pria yang berusia 80 tahun.
Meskipun banyak ditemukan pembesaran prostat yang muncul secara progresif, tidak sedikit juga yang muncul secara agresif (ganas). Oleh karena itu pemeriksaan rutin pada rentang usia rentan penting sekali dilakukan. Lebih ideal lagi jika Anda juga dapat mencermati gejala-gejala pembesaran prostat yang muncul untuk kemudian disikapi dengan melakukan langkah pemeriksaan ke dokter secepatnya guna mendapatkan kepastian hasil yang menyeluruh.
Dari gejalanya, pembesaran prostat terbagi dua kategori;

A. Gejala Obstruksi
Gejala obstruksi adalah ditemukannya kondisi penyumbatan pada saluran kencing. Gejala obstruksi terjadi karena otot pada kandung kemih gagal berkontraksi cukup kuat atau gagal berkontraksi cukup lama sehingga kontraksi terputus–putus.
B. Gejala Iritasi
Gejala iritasi terjadi karena pengosongan yang tidak sempurna pada saat berkemih, pembesaran prostat menyebabkan rangsangan pada kandung kemih sehingga kandung kemih sering berkontraksi meskipun belum penuh.
Berikut ini merupakan gejala obstruksi dan iritasi yang dapat diwaspadai sejak awal sebagai pembesaran prostat sehingga penderita dapat mendapat pertolongan secepatnya.
1. Gejala Obstruksi
  • Pancaran melemah
    Terdapat perlemahan dari pancaran air kencing yang keluar ketika berkemih.
  • Rasa tidak lampias sehabis berkemih
    Terdapat sensasi sisa air kencing yang belum tuntas sekalipun setelah berkemih.
  • Menetes setelah berkemih
    Menetes setelah berkemih dan rasa belum puas sehabis berkemih terjadi karena jumlah sisa urin yang banyak dalam kandung kemih. Sisa urin yang ada terdapat karena faktor penyumbatan pada uretra (saluran air kencing).
  • Bila mau berkemih harus menunggu lama
    Terjadi karena otot kandung kemih membutuhkan waktu yang lama untuk dapat melawan hambatan pada uretra.
  • Harus mengedan jika berkemih
    Terdapat kondisi sulit tuntas untuk berkemiih. Hingga harus mengedan hanya untuk buang air kecil.
  • Kencing terputus–putus
    Terjadi karena otot kandung kemih tidak dapat mengatasi hambatan pada uretra sampai akhir berkemih.
  • Waktu berkemih memanjang
    Karena terdapat perlemahan pancaran air kencing, sehingga proses buang air kecil menjadi memanjang.
2. Gejala Iritasi
  • Sering berkemih
    Hal ini  terjadi karena pengosongan yang tidak lengkap pada tiap berkemih sehingga interval antar berkemih lebih pendek.
  • Terbangun untuk berkemih pada malam hari
    Terutama terjadi pada malam hari karena hambatan normal dari kandung kemih dan uretra berkurang selama tidur.
  • Perasaan ingin berkemih yang sangat mendesak
    Terdapat kesulitan kebelet ingin buang air kecil yang semakin sulit dikendalikan.
  • Nyeri pada saat berkemih
    Terdapat sensasi nyeri ketika buang air kecil. Sensasi nyeri yang dirasakan terdapat di tengah selangkangan
Apabila kandung kemih tidak mampu lagi mengkompensasi hal tersebut, akan terjadi tertahannya urin sehingga pada akhir berkemih masih di dalam kandung kemih dan timbul rasa tidak tuntas ada akhir berkemih. Jika keadaan ini berlanjut, pada suatu saat akan terjadi kemacetan total sehingga penderita tidak mampu lagi buang air kecil.

Tidak ada komentar: