Meskipun
banyak ditemukan pembesaran prostat yang muncul secara progresif, tidak
sedikit juga yang muncul secara agresif (ganas). Oleh karena itu
pemeriksaan rutin pada rentang usia rentan penting sekali dilakukan.
Lebih ideal lagi jika Anda juga dapat mencermati gejala-gejala
pembesaran prostat yang muncul untuk kemudian disikapi dengan melakukan
langkah pemeriksaan ke dokter secepatnya guna mendapatkan kepastian
hasil yang menyeluruh.
Dari gejalanya, pembesaran prostat terbagi dua kategori;
A. Gejala Obstruksi
Gejala obstruksi adalah ditemukannya
kondisi penyumbatan pada saluran kencing. Gejala obstruksi terjadi
karena otot pada kandung kemih gagal berkontraksi cukup kuat atau gagal
berkontraksi cukup lama sehingga kontraksi terputus–putus.
B. Gejala Iritasi
Gejala iritasi terjadi karena pengosongan
yang tidak sempurna pada saat berkemih, pembesaran prostat menyebabkan
rangsangan pada kandung kemih sehingga kandung kemih sering berkontraksi
meskipun belum penuh.
Berikut ini merupakan gejala obstruksi
dan iritasi yang dapat diwaspadai sejak awal sebagai pembesaran prostat
sehingga penderita dapat mendapat pertolongan secepatnya.
1. Gejala Obstruksi
-
Pancaran melemah
Terdapat perlemahan dari pancaran air kencing yang keluar ketika berkemih. -
Rasa tidak lampias sehabis berkemih
Terdapat sensasi sisa air kencing yang belum tuntas sekalipun setelah berkemih. -
Menetes setelah berkemih
Menetes setelah berkemih dan rasa belum puas sehabis berkemih terjadi karena jumlah sisa urin yang banyak dalam kandung kemih. Sisa urin yang ada terdapat karena faktor penyumbatan pada uretra (saluran air kencing). -
Bila mau berkemih harus menunggu lama
Terjadi karena otot kandung kemih membutuhkan waktu yang lama untuk dapat melawan hambatan pada uretra. -
Harus mengedan jika berkemih
Terdapat kondisi sulit tuntas untuk berkemiih. Hingga harus mengedan hanya untuk buang air kecil. -
Kencing terputus–putus
Terjadi karena otot kandung kemih tidak dapat mengatasi hambatan pada uretra sampai akhir berkemih. -
Waktu berkemih memanjang
Karena terdapat perlemahan pancaran air kencing, sehingga proses buang air kecil menjadi memanjang.
2. Gejala Iritasi
-
Sering berkemih
Hal ini terjadi karena pengosongan yang tidak lengkap pada tiap berkemih sehingga interval antar berkemih lebih pendek. -
Terbangun untuk berkemih pada malam hari
Terutama terjadi pada malam hari karena hambatan normal dari kandung kemih dan uretra berkurang selama tidur. -
Perasaan ingin berkemih yang sangat mendesak
Terdapat kesulitan kebelet ingin buang air kecil yang semakin sulit dikendalikan. -
Nyeri pada saat berkemih
Terdapat sensasi nyeri ketika buang air kecil. Sensasi nyeri yang dirasakan terdapat di tengah selangkangan
Apabila kandung kemih tidak mampu
lagi mengkompensasi hal tersebut, akan terjadi tertahannya urin sehingga
pada akhir berkemih masih di dalam kandung kemih dan timbul rasa tidak
tuntas ada akhir berkemih. Jika keadaan ini berlanjut, pada suatu saat
akan terjadi kemacetan total sehingga penderita tidak mampu lagi buang
air kecil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar