Nanoteknologi
adalah ilmu dan rekayasa material, struktur fungsional maupun piranti
dalam skala nanometer (10 pangkat -9). Hasil akhir riset bidang
nanomaterial adalah mengubah teknologi yang ada sekarang yang pada
umumnya berbasis material skala mikrometer menjadi teknologi berbasis
pada materia skala nanometer.
Orang
berkeyakinan bahwa material berukuran nanometer memiliki sifat fisika
dan kimia yang lebih unggul dari material ukuran besar (bulk). Sifat
tersebut dapat diubah melalui pengontrolan ukuran material, pengaturan
komposisi kimiawi, modifikasi permukaan, dan pengontrolan interaksi
antar partikel.
Di
alam sebenarnya sudah ada sejumlah wujud yang berdimensi nanometer.
Kita mengenal double helix DNA yang memiliki diameter sekitar 2 nm dan
ribosom yang memiliki diameter sekitar 25nm. Atom-atom memiliki diameter
sekitar 0,1 sampai 0,4 nm sehingga material yang berukuran nanometer
hanya mengandung puluhan hingga ribuan atom. Sebagai perbandingan,
rambut manusia memiliki diameter 50.000 hingga 100.000 nm, sehingga 1 nm
kira-kira sama dengan sehelai rambut yang diameternya dibelah menjadi
100 ribu bagian.
Mengapa
reduksi ukuran dalam skala nm menjadi begitu penting? Sifat-sifat
material baik sifat fisika, kimia, maupun biologi berubah dengan drastis
ketika dimensi material masuk ke dalam skala nm. Yang lebih menarik
lagi adalah sifat-sifat tersebut ternyata bergantung pada ukuran,
bentuk, kemurnian permukaan, maupun topologi material. Sebagai gambaran,
partikel tembaga yang memiliki diameter 6 nm memiliki sifat 5x lebih
keras daripada tembaga ukuran besar (ukuran partikel skala mikro).
Keramik yang pada umumnya mudah pecah dapat dibuat fleksibel jika ukuran
bulir direduksi ke dalam ukuran nm. contoh, Cadmium Selenida (CdSe)
dapat menghasilkan warna yang berbeda dengan hanya mengontrol ukuran
partikel.
Nanopartikel
yang berukuran sangat kecil juga memperlihatkan sifat magnetik dan
optik yang unik. Sebagai contoh, material feromagnetik menjadi
superparamagnetik ketika ukurannya lebih kecil dari 20 nm. Fenomena ini
muncul karena partikel tersebut tidak dapat mempertahankan sifat
magnetis akibat ketiadaan domain magnet. Ukuran domain magnet pada
umumnya beberapa mikrometer. Di dalam partikel yang berukuran kurang
dari 100 nm tidak ada domain magnetik yang bisa muncul. Tetapi partikel
tersebut mengalami gaya magnet jika berada dalam medan magnet. Partikel
semacam ini berguna sebagai pembawa obat-obatan (drug delivery) yang
dapat meningkatkan ketelitian pengarahan obat ke sel tumor tertentu
dengan menggerakkan partikel tersebut menggunakan pulsa elektromagnetik
dari luar.
Partikel
nanomagnetik ditancapkan pada material obat. Medan magnet drai luar
kemudian diarahkan pada material obat tersebut sehingga mengalami gaya
magnet. Dengan mengatur arah medan magnet yang diterapkan, maka arah
gerak material obat dapat dikontrol sehingga mengarah ke lokasi tertentu
di dalam tubuh, misalnya ke arah sel-sel tumor. Untuk menghindari efek
samping yang tidak diinginkan, sebelum ditancapkan ke matreial obat,
nanopartikel magnetik dibungkus (coating) terlebih dahulu dengan
material yang aman bagi tubuh. Ketika material obat habis terurai, maka
nanopartikel magnetik yang tersisa tidak berbahaya saat bersentuhan
langsung dengan sel-sel tubuh.
Nanopartikel
magnetik juga dapat ditempelkan ke antibodi yang kemudian diarahkan
dengan medan magnet ke arah sel tumor. Kemudian dengan medan magnet,
partikel tersbeut dipanaskan secara lokal (pemanasan lokal yang sangat
kecil) sehingga dapat membunuh sel tumor yang berada di sekitar partike
itu tanpa merusak sel-sel lain yang normal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar