Tribunnews.com membuka kontak Konsultasi yang akan dijawab Drg Anastasia Ririen
Drg R Ngt Anastasia Ririen Pramudyawati, alumnus Fakultas
Kedokteran gigi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, siap menjawab
segala pertanyaan seputar kesehatan gigi dan mulut di rubrik
konsultasi gigi dan mulut Tribunnews.com.Pertanyaan
Dear dokter Anastasia,
Saya sedang dalam masa penyiapan program kehamilan pertama saya. Dan sesuai anjuran dokter kandungan saya, sudah beberapa waktu ini saya rutin merawatkan semua kasus gigi saya sebelum tiba masa kehamilan saya. Beberapa rekan juga menganjurkan hal yang sama.
Pertanyaan saya, apa benar selama masa kehamilan seorang Ibu tidak diijinkan merawatkan dan mengobatkan kasus gigi dan rongga mulutnya? Bila demikian, apa penyebabnya, Dok?
Terimakasih. (Arnette, Serpong)
Jawaban:
Ibu Arnette yang berbahagia,
Selama masa kehamilannya,umumnya para Ibu hamil memiliki risiko cukup tinggi terhadap perkembangan kerusakan gigi-geligi serta status kesehatan rongga mulutnya oleh ragam penyebab.
Salah satunya akibat perubahan fisiologis dan hormonal yang berlangsung selama proses kehamilan. Fluktuasi dari hormon estrogen dan progesteron tersebut bisa berpengaruh terhadap kondisi cairan servikular, serum, saliva, serta jaringan pendukung gigi-geligi para Ibu hamil.
Peningkatan risiko terjadinya pembengkakan gusi maupun perdarahan pada gusi pun umum terjadi pada ibu hamil. Hal ini akibat pelunakan jaringan pendukung gigi akibat peningkatan hormonal. Kadang hingga memunculkan benjolan-benjolan berwarna kemerahan pada gusi yang mudah berdarah, disebut epulis gravidarum.
Pada ibu hamil dengan keadaan gigi yang rusak cukup parah akan menstimulasi keluarnya hormon prostaglandin yang dapat merangsang munculnya efek kontraksi pada rahim. Nah, bila rahim terus
berkontraksi maka kelahiran prematur bahkan keguguran pun tidak dapat dihindarkan lagi.
Perlu dicermati bahwa selama kehamilan Ibu membutuhkan asupan zat makanan bergizi. Bila Ibu hamil mengalami gangguan kesehatan pada gigi-geligi dan rongga mulutnya, maka proses terpenuhinya kebutuhan makanan sang Ibu dan janin dapat terganggu. Imbasnya, gizi janin kurang tercukupi dan bayi pun bisa mengalami gangguan pertumbuhan dalam kandungan. Memunculkan kasus bayi lahir dengan berat badan di bawah normal.
Dalam kondisi kehamilan trimester pertama yang sering muntah serta kelebihan air liur, apabila sang Ibu hamil tidak rajin berkumur/membersihkan gigi -geligi dan rongga mulutnya maka kuman dan bakteri mudah berkembang, terjadi bau mulut yang khas, dan jamur maupun sariawan pun mudah menjangkiti rongga mulut sang Ibu hamil tersebut.
Adanya perubahan pola makan, kurangnya kebersihan mulut, termasuk rasa mual dan muntah pun dapat memicu proses erosi pada gigi-geligi sang Ibu.
Kondisi karies yang diderita selama hamil pun umumnya makin parah akibat penyerapan kalsium dari tubuh Ibu hamil demi pemenuhan kebutuhan sang janin untuk proses pertumbuhannya.
Menurut hasil penelitian yang dimuat dalam Journal Of Obstetrics Gynecology, dilaporkan bahwa Ibu hamil yang gusinya terinfeksi dapat menularkan infeksi tersebut ke janin melalui peredaran darah plasenta. Pada kasus yang diteliti ini terbukti bahwa kuman Fusobacterium nucleatum yang menginfeksi gusi sang Ibu ternyata ditemukan pula dalam tubuh janin, hingga keberadaannya mengakibatkan terjadinya keguguran.
Sebelum itu telah ditemukan fakta bahwa bakteri Streptococcus mutans yang merupakan penyebab gigi berlubang pun dapat menyebar ke seluruh tubuh melalui sirkulasi darah, dan selanjutnya dapat mencapai jantung dan menyebabkan gangguan pada jantung sang Ibu hamil.
Hormon insulin yang terletak di dekat usus dua belas jari berfungsi mengatur kadar gula dalam darah. Apabila produksi insulin berkurang akibat rusaknya pankreas, maka kadar gula dalam darah akan meningkat, sehingga akan menyebabkan terjadinya kasus diabetes (penyakit gula darah). Ibu hamil yang menderita diabetes akan mudah terserang infeksi gusi, yang berimbas mudah goyahnya gigi-geligi.
Munculnya kasus bau mulut tidak sedap pada Ibu hamil dapat terjadi akibat sang Ibu kurang menjaga kebersihan mulutnya (odor vetor ex ore), maupun berasal dari bagian lain dari mulut yang disebut halitosis. Beberapa hal yang menyebabkan bau mulut di antaranya keberadaan karang gigi, peradangan gusi, keadaan tubuh yang kurang sehat, kekurangan vitamin B6, diabetes mellitus, dan penyakit lain yang berhubungan dengan jalan nafas.
Sariawan yang dapat terjadi karena kekurangan vitamin c, stress, dan karena daya tahan tubuh yang rendah pun mudah menjangkiti Ibu hamil akibat lebih rentannya para Ibu hamil terhadap infeksi.
Itulah mengapa seyogyanya perhatian kesehatan gigi-geligi dan rongga mulut para Ibu hamil perlu serius diupayakan, bahkan sejak sebelum menikah, Ibu Arnette.. Perawatan kesehatan gigi yang benar akan membantu meningkatkan kesejahteraan Ibu beserta bayi, nantinya.
Seyogyanya setiap calon Ibu segera mengkonsultasikan, merawatkan serta mengobatkan tuntas semua kasus anomali kesehatan gigi-geligi serta rongga mulutnya sebelum merencanakan kehamilan. Dan, selama kehamilan hendaknya terus mengupayakan perawatan kesehatan gigi-geligi dan rongga mulut secara tepat dan sesuai, agar tetap terjaga kesehatannya.
Jadi, jawaban singkat atas pertanyaan Ibu di atas adalah:
"..boleh saja, Ibu.. sepanjang jenis perawatan tersebut aman dan bukan merupakan kontra indikasi bagi sang Ibu hamil beserta janinnya. Kecuali untuk kasus emergency tertentu."
Upaya pengobatan kasus anomali gigi-geligi dan rongga mulut selama masa kehamilan hanya dipilih yang paling aman terhadap kondisi sang Ibu dan janinnya, Ibu.. Pada kasus-kasus anomali tertentu dapat dilakukan dengan pengecualian lantaran urgenitasnya. Meski perlu diingat/dicermati tentang resikonya.
Perlu diingat bahwa beberapa macam obat dan jenis perawatan semisal tindakan pembiusan grade tertentu pada kasus pembedahan, yang bisa saja dilakukan pada penatalaksanaan procedure perawatan kondisi gigi-geligi dan rongga mulut, merupakan kontra indikasi terhadap Ibu hamil. Itulah mengapa upaya pencegahan serta perawatan anomali kesehatan gigi-geligi dan rongga mulut menjadi penting, dan perlu terus ditingkatkan.
Demikianlah, Ibu. selamat menanti hadirnya sang calon Buah Hati.. Tetaplah mengupayakan pencapaian derajat kesehatan gigi-geligi serta rongga mulut seoptimal mungkin, yach.. Semoga Ibu senantiasa sehat dan penuh berkah. Salam sehat dari saya untuk Ibu, sang calon Buah Hati, serta seluruh keluarga Ibu.
Baca Juga:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar