Apa sebenarnya pendidikan itu? Apa tujuannya? Apakah tujuan pendidikan yang tumbuh pada awal kehidupan masih cocok?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut saya ingin mengajak Anda untuk berpikir secara induktif dulu.
Dalam beberapa pelatihan/seminar, saya mengajukan pertanyaan kepada peserta sebagai berikut:
“Pilih salah satu untuk anak kita yang akan masuk sekolah. Pilihan
pertama, anak kita mendapat sekolah yang baik/favorit, di kelas dipuji
guru bahkan sering menjadi juara kelas. Sekolahnya lancar sampai
menjadi sarjana. Setelah lulus segera bekerja dan karirnya/pekerjaannya
berkembang normal-normal saja. Demikian pula setelah berkeluarga.
Pilihan kedua, anak kita dapat sekolah yang biasa (tidak favorit), di
sekolah sering agak nakal, sehingga orangtua dipanggil guru. Kegiatan
di luar pelajaran sangat banyak, sehingga ketika kuliah lulusnya
lambat. Setelah lulus dan bekerja, ternyata karir/pekerjaannya sukses
dan demikian juga dalam bekeluarga”.
Ternyata sebagian besar peserta pelatihan/ seminar memilih yang kedua.
Jadi peserta yang pada umumnya guru itu, lebih senang anaknya sukses
dalam bekerja/berkeluarga, walaupun saat sekolah tidak menjadi bintang,
dibanding menjadi bintang saat sekolah tetapi biasa-biasa saja saat
bekerja dan berkeluarga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar