Building Learning Commitment (BLC) atau Membangun
Komitmen Belajar merupakan salah satu materi penunjang dalam setiap
pelatihan yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan. Walaupun BLC
merupakan materi penunjang dalam sebuah pelatihan, tetapi materi BLC
sangat diperlukan dalam mengawali suatu proses pelatihan. Artinya, jika
materi BLC dapat diaplikasikan dengan baik oleh fasilitator/widyaiswara
maka proses kegiatan pelatihan dapat berjalan efektif dan mencapai
tujuan pelatihan secara optimal.
Secara garis besar fasilitasi materi BLC melalui proses pembelajaran
akan melalui beberapa tahapan yang dimulai dari perkenalan; pencairan (ice breaking);
kesepakatan dan harapan yang ingin dicapai; norma kelas dalam
pembelajaran; serta kontrol kolektif dalam pelaksanaan norma kelas.
Hasil belajar atau tujuan umum dari materi BLC adalah agar peserta mampu
berperilaku positif untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif
selama proses pelatihan.Sedangkan indikator hasil belajar atau tujuan khusus dari pembelajaran materi BLC adalah agar peserta dapat :
- Saling mengenal diantara peserta pelatihan
- Menyiapkan diri untuk belajar bersama secara aktif dalam suasana yang kondusif
- Menyiapkan diri untuk belajar bersama secara aktif dalam suasana yang kondusif
- Merumuskan kesepakatan norma kelas yang harus dianut oleh seluruh warga pembelajar selama pelatihan berlangsung
- Merumuskan kesepakatan bersama tentang kontrol kolektif dalam pelaksanaan norma kelas selama pelatihan berlangsung
Sebelum memulai proses pembelajaran pada umumnya para peserta menunjukkan suasana yang tidak cair dimana para peserta yang baru bertemu biasanya masih menjaga jarak dalam suasana yang kurang akrab antar sesama peserta, karena kehadirannya dalam sebuah pelatihan dengan kondisi dan sebab yang berbeda-beda.
Agar proses pembelajaran BLC sukses, sebaiknya seorang widyaiswara mempersiapkan Rencana Pembelajaran/Satuan Acuan Pembelajaran materi BLC dengan baik sesuai jenis pelatihan dan kriteria peserta. Hal ini dimaksudkan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai sehingga dapat menjadikan suasana kelas hidup yang berbasis aktifitas peserta. Oleh karena itu kita harus membangun rasa percaya diantara peserta. Dalam lingkungan peserta yang saling percaya maka peserta akan lebih siap untuk berani mengambil resiko, berkontribusi dan lebih menyenangi proses belajar yang akan membantu kelancaran pembelajaran selanjutnya.
Untuk membangun komitmen belajar (BLC) antar kelompok peserta pada pelatihan, ada beberapa tahapan yang dilalui, yaitu :
- Forming
- Stormimg
- Norming
- Performing
Hasil akhir dari kegiatan BLC adalah diperolehnya kontrak belajar selama peserta mengikut kegiatan pelatihan yang mereka ikuti. Dasar pemikiran perlunya kontrak belajar dalam sebuah pelatihan adalah :
- Pembentukan suasana dan kontrak belajar merupakan langkah awal dalam memulai aktifitas pelatihan/belajar.
- Peserta diajak untuk menyepakati hal-hal berkaitan dengan keseluruhan program pelatihan mencakup acara pembukaan, perkenalan, pemetaan harapan, agenda pelatihan, aturan main, dan pengorganisasian peserta.
- Fasilitator menjelaskan latar belakang, tujuan, ruang lingkup dan urutan penyajian materi, serta target pelatihan/pembelajaran.
- Peserta perlu merumuskan dan menyepakati harapan, aturan main, dan gambaran diri (self motivation).
- Pada dasarnya kegiatan ini berupaya menggali kemampuan awal peserta sebelum mengikuti proses pelatihan/pembelajaran.
- Rancangan yang dikembangkan harus mengindikasikan kebutuhan dan harapan peserta
- Fasilitator/widyaiswara terlebih dahulu menawarkan hasil rancangannya kepada peserta, kemudian menanyakan hal apa saja yang perlu dilengkapi dan menjadi harapan setelah selesai mengikuti pelatihan.
- Jika diperlukan fasilitator/widyaiswara dapat menambah, merubah, atau merevisi sebagian dari rancangan yang telah disiapkan.
- Memulai pelatihan sama halnya dengan memperkenalkan kepada peserta tentang lingkungan yang baru dikenalnya.
- Fasilitator/widyaiswara menyediakan mekanisme manajemen lingkungan melalui pendekatan yang majemuk yang tidak hanya melihat pelatihan sebagai ruang belajar yang berisi gudang pengalaman dan bahan pelajaran yang harus dikuasai, tetapi melihat manajemen pelatihan dan memastikan proses pelatihan berjalan lancar serta menyenangkan.
- Penyiapan mental dan kondisi belajar untuk membantu peserta mempersiapkan diri menjelang masa peralihan agar siap untuk mengikuti proses pelatihan dapat dibantu melalui musik dengan karakteristik yang berbeda.
- Secara emosional peserta diarahkan dalam situasi belajar agar siap mengadaptasikan seluruh perhatian dan fokus terhadap apa yang akan dihadapi dan kesiapan menerima materi pelatihan.
Belajar akan mempunyai arti mendalam apabila suasana belajar menyenangkan. Belajar selayaknya menjadi peristiwa yang menyenangkan, menggembirakan tanpa ada rasa cemas dan lelah karena suasana yang mencekam. Kelas sebagai salah satu kelompok sosial perlu diciptakan suasana aman, pembelajarannya penuh percaya diri, dan antar peserta saling mempercayai. Suasana seperti ini lebih memungkinkan pembelajar belajar secara lebih efektif dan menyerap bahan ajar dengan baik. Pelatihan dengan suasana seperti ini akan menghasilkan alumni yang ceria, ASN yang percaya diri, optimis, produktif, dan memperoleh kepuasan batin yang memadai.
Pada intinya materi BLC sangat bermanfaat dalam menunjang proses pembelajaran dalam sebuah pelatihan. BLC dilakukan untuk mencairkan suasana yang kaku antar peserta yang awalnya belum saling mengenal, menyiapkan mereka agar dapat berkomunikasi, dan bertukar pengalaman secara terbuka, menciptakan suasana belajar yang menggembirakan dan menyenangkan, menetapkan nilai belajar yang disepakati bersama, membina kelompok yang berfungsi efektif dan bertekad untuk menyukseskan proses pembelajaran yang berkualitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar