Rumusan
masalah dalam percobaan ini adalah:
1.
Apakah penambahan asam cuka
dapat mempengaruhi proses pewarnaan kulit telur?
2.
Bagaimana pengaruh
penambahan asam cuka dalam
proses pewarnaan kulit telur?
3.
Apakah ukuran telur berpengaruh pada
proses pewarnaan kulit telur?
II. TUJUAN
1.
Mengetahui pengaruh
penambahan asam cuka
pada proses pewarnaan kulit telur
2. Mengetahui pengaruh
penambahan asam cuka dalam
proses pewarnaan kulit telur
3. Mengetahui pengaruh
ukuran telur pada proses pewarnaan kulit telur
III. ALAT DAN BAHAN
No.
|
Nama Alat / Bahan
|
Jumlah
|
1
|
Gelas minum kecil atau gelas
kimia 250 mL
|
4
|
2
|
Batang lidi atau pengaduk gelas
|
4
|
3
|
Pipet tetes
|
3
|
4
|
Gelas ukur
10 mL
|
1
|
5
|
Gelas ukur 100 mL
|
1
|
6
|
Larutan asam cuka 25%
|
50
mL
|
7
|
Larutan pewarna makanan warna biru
|
50
mL
|
8
|
Larutan pewarna makanan warna merah
|
50
mL
|
9
|
Telur ayam
|
8
butir
|
10
|
Air atau akuades
|
800
mL
|
IV. CARA KERJA
1.
Mencuci
telur dengan air sampai bersih
2.
Menyediakan
4 buah gelas kimia 250 mL
3.
Memberi
label pada masing-masing gelas kimia:
-
Gelas 1 :
air + pewarna biru
-
Gelas 2 :
air + pewarna biru + asam cuka
-
Gelas 3 :
air + pewarna merah
-
Gelas 4 :
air + pewarna merah + asam cuka
4.
Menuangkan
air sebanyak 100 mL ke dalam masing-masing gelas kimia
5.
Menambahkan
2 mL pewarna biru pada gelas 1 dan 2, 2 mL pewarna merah pada gelas 3 dan 4.
6.
Menambahkan
5 mL asam cuka 25% pada gelas 2 dan 4
7.
Mengaduk
campuran sampai merata
8.
Memasukkan
telur ke dalam masing-masing gelas secara bersama-sama
9.
Menunggu
sambil mengaduk-aduk secara perlahan-lahan selama 5 menit
10.
Mengangkat
telur dari campuran secara bersama-sama
11.
Meletakkan
telur yang sudah diwarnai di atas plastik.
12.
Menjemur
telur dengan sinar matahari secara langsung sampai kulit telur kering.
13.
Mengulangi
langkah-langkah di atas dengan mengganti langkah no. 5 dengan pewarna sebanyak
5 tetes dan langkah no. 6 dengan asam cuka sebanyak 10 tetes.
14.
Mencatat
semua hasil pengamatan
V. HASIL PERCOBAAN
Hasil percobaan
dapat diamati pada tabel di bawah ini:
Tabel 1. Hasil Pengamatan
Pewarnaan telur dengan penambahan 5 mL asam cuka
PERCOBAAN
|
HASIL
PENGAMATAN
|
Gelas 1
|
Telur berwarna kebiruan
|
Gelas 2
|
Telur berwarna biru tua
|
Gelas 3
|
Telur berwarna kemerahan
|
Gelas 4
|
Telur berwarna merah tua
|
Tabel 2.
Hasil Pengamatan Pewarnaan telur dengan penambahan 10 tetes asam cuka
PERCOBAAN
|
HASIL
PENGAMATAN
|
Gelas 1
|
Telur berwarna kebiruan
|
Gelas 2
|
Telur berwarna biru muda
|
Gelas 3
|
Telur berwarna kemerahan
|
Gelas 4
|
Telur berwarna merah muda
|
VI. ANALISIS
Pada percobaan ini diawali dengan mencuci telur dengan air sampai bersih
supaya kulit telur tidak tertutupi oleh pengotor dan pewarnaan merata. Kemudian
untuk mengetahui pengaruh asam cuka dilakukan variasi penambahan volume asam
cuka baik pada penambahan pewarna biru maupun pewarna merah.
Mengaduk campuran sampai merata berfungsi untuk memperoleh campuran yang
homogen sehingga warna yang dihasilkan sempurna. Kemudian setelah telur
dimasukkan ke dalam campuran dilakukan pengadukan secara perlahan-lahan selama
5 menit untuk mendapatkan warna secara merata pada kulit telur. Agar warna
tidak pudar, telur yang sudah diwarnai dijemur dengan sinar matahari secara
langsung sampai kulit telur kering.
Dari hasil percobaan yang tampak pada Tabel 1. menunjukkan bahwa warna
telur sangat dipengaruhi oleh penambahan asam cuka. Telur yang dimasukkan dalam
campuran pewarna tanpa asam cuka mempunyai warna lebih terang dibandingkan
dengan telur yang dimasukkan dalam campuran pewarna dengan asam cuka.
Pada Tabel 2. Tampak bahwa dengan penambahan sedikit asam cuka pada
pewarna telah mampu mewarnai kulit telur tetapi diperoleh warna yang lebih
pucat daripada penambahan asam cuka yang lebih banyak dengan konsentrasi yang
sama (pada Tabel 1.).
Ukuran telur juga sangat berpengaruh terhadap pewarnaan, dimana pewarnaan
akan dipengaruhi oleh kemudahan pengadukan untuk mendapatkan warna yang merata
pada kulit telur, sehingga wadah/tempat mewarnai telur harus menyesuaikan
dengan ukuran telur.
Warna dapat menempel pada kulit telur disebabkan oleh kandungan zat yang
terdapat pada kulit telur bereaksi dengan asam cuka. Kulit telur mengandung
zat-zat antara lain senyawa kimia dengan rumus Ca10(OH)2(PO4)6 dan CaCO3. Dalam zat ini yang aktif bereaksi dengan asam cuka, CH3COOH adalah kation Ca2+, dimana reaksinya dapat dilihat sebagai berikut:
Ca2+
+ 2 CH3COOH ® Ca(CH3COO)2 + 2H+
Dengan adanya reaksi ini maka bagian kulit telur yang terluar semacam
terkikis dan menyerap zat warna, dimana semakin banyak asam cuka yang
ditambahkan maka reaksi semakin banyak terjadi dan semakin besar pula zat warna
yang terserap.
VII. KESIMPULAN
Dari analisis di atas, maka dapat disimpulkan:
1.
Penambahan asam cuka mempengaruhi proses
pewarnaan telur
2. Konsentrasi asam
cuka semakin besar menyebabkan warna telur semakin gelap
3. Ukuran telur mempengaruhi
merata tidaknya proses pewarnaan telur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar