Selasa, 25 November 2014
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia
Surat untuk Ibu dan Bapak Guru
Dari Mendikbud *
Ibu dan Bapak
Guru yang saya hormati dan muliakan,
Semoga Ibu dan
Bapak Guru dalam keadaan sehat, bahagia, dan penuh semangat
saat surat ini
menemui Ibu dan Bapak sekalian. Seiring dengan peringatan Hari Guru ini, atas
nama pemerintah, saya menyampaikan apresiasi kepada Ibu dan Bapak Guru
semua yang
telah mengemban tugas mulia serta mengabdi dengan hati dan sepenuh
hati. Izinkan
saya dengan rendah hati menyampaikan rasa hormat, rasa terima kasih,
dan rasa
bangga atas pengabdian Ibu dan Bapak sekalian.
Menjadi guru
bukanlah pengorbanan. Menjadi guru adalah sebuah kehormatan. Ibu
dan Bapak Guru
telah memilih jalan terhormat, memilih hadir bersama anak-anak
kita, bersama
para pemilik masa depan Indonesia. Ibu dan Bapak Guru telah
mewakili kita
semua menyiapkan masa depan Indonesia. Mewakili seluruh bangsa
hadir di
kelas, di lapangan, bahkan sebagian harus mengabdi dengan fasilitas ala
kadarnya demi
mencerahkan dan membuat masa depan yang lebih baik untuk anakanak
kita. Saya
ingin menggarisbawahi bahwa persiapan masa depan bangsa dan
negara
Indonesia ini dititipkan pada Ibu dan Bapak Guru.
Saya menyadari
masih banyak tanggung-jawab pemerintah pada Guru yang belum
ditunaikan
dengan tuntas. Kita harus mengakui bahwa bangsa ini belum
menempatkan
guru sebagaimana seharusnya. Guru memiliki peran yang amat mulia
dan amat
strategis. Saya percaya bahwa cara kita memperlakukan guru hari ini
adalah cermin
cara kita memperlakukan persiapan masa depan bangsa ini. Kita harus
mengubah diri,
kita harus meninggikan dan memuliakan guru. Pemerintah di semua
level harus
menempatkan guru dengan sebaik-baiknya dan menunaikan secara tuntas
semua
kewajibannya bagi guru. Pekerjaan rumah pemerintah, di semua level masih
banyak, mulai
dari masalah status kepegawaian, kesejahteraan, serta hal-hal
lainnya yang
berhubungan dengan guru harus dituntaskan.
Meskipun
demikian, dibalik semua permasalahan yang ada, pendidikan harus tetap
berjalan
dengan baik. Di pundak Guru, Pendidik dan Tenaga Kependidikan, ada
wajah masa
depan kita. Setiap hari Ibu dan Bapak Guru menemui wajah masa depan
*Sambutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada Peringatan
Hari Guru Tahun 2014
Selasa, 25 November 2014
Indonesia, dan
di ruang-ruang kelas itulah anak-anak bersiap bukan saja untuk
menyongsong
tetapi juga untuk memenangkan masa depan.
Hari-hari di
depan kelas tentu menyedot energi. Anak-anak yang menuntut
perhatian.
Tugas-tugas Guru yang menumpuk. Masih banyak ruang kelas yang tak
memadai,
fasilitas belajar yang ala kadarnya, atau suhu udara yang tidak selalu
bersahabat,
ibu dan bapak guru yang saya hormati, teruslah hadir membawa
senyum;
berbekal kerahiman, songsonglah anak-anak bangsa ini dengan kasih
sayang;
hadirlah dengan hati dan sepenuh hati.
Kita semua
sadar bahwa pendidikan adalah ikhtiar fundamental dan kunci untuk kita
dapat
memajukan bangsa. Potensi besar di Republik ini akan dapat dikembangkan
jika
manusianya terkembangkan dan terbangunkan. Kualitas manusia adalah hulunya
kemajuan dan
pendidikan adalah salah satu unsur paling penting dalam
meningkatkan
kualitas manusia.
Pada
kesempatan ini saya mengajak kita semua untuk melihat pendidikan bukan
semata-mata
urusan negara, urusan pemerintah. Tanpa mengurangi peran negara,
karena negara
masih harus menyelesaikan tanggung-jawab yang belum tuntas dan
meningkatkan
kinerjanya, saya mengajak semua warga bangsa Indonesia untuk ikut
bekerja sama
demi masa depan Indonesia yang lebih baik. Ya, secara konstitusional
mendidik
adalah tanggung jawab negara, tetapi secara moral mendidik adalah
tanggung jawab
setiap orang terdidik.
Saya mengajak
semua kalangan, mari terlibat untuk membantu sekolah, guru,
madrasah,
balai belajar, dan taman belajar. Kita terlibat untuk mendorong
kemajuan
pendidikan. Untuk itu pula, kepada Guru, Kepala Sekolah, dan Tenaga
Kependidikan
mari kita bukakan pintu lebar-lebar. Kita mengajak dan memberi
ruang kepada
masyarakat untuk ikut terlibat, memikirkan, dan berbuat untuk
kemajuan dunia
pendidikan kita.
Ibu dan Bapak
Guru yang saya muliakan,
Potret
Indonesia hari ini adalah potret hasil dunia pendidikan di masa lalu. Potret
dunia
pendidikan hari ini adalah potret Indonesia masa depan. Jadikan rumah kita
dan sekolah
kita menjadi zona berkarakter mulia. Izinkan anak-anak kita merasakan
rumah yang
membawa nilai kejujuran. Izinkan anak-anak kita merasakan sekolah
yang
guru-gurunya adalah teladan. Biarkan anak-anak kita mengingat Kepala
Sekolahnya dan
seluruh Tenaga Kependidikan di sekolahnya sebagai figur-figur bersih
dan terpuji
karakternya.
Bayangkan Ibu
dan Bapak Guru yang terhormat, kelak anak-anak kita akan hidup di
era baru.
Mereka hidup di era yang korupsi sudah dianggap sebagai sesuatu yang
basi, sesuatu
yang bukan lagi kelaziman, dan tidak semata-mata dipandang sebagai
*Sambutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada
Peringatan Hari Guru Tahun 2014
Selasa, 25 November 2014
persoalan
pelanggaran hukum, tetapi lebih dari itu korupsi menyangkut persoalan
harkat dan
martabat kemanusiaan.
Pada suatu
saat, ketika anak-anak kita, murid-murid itu telah dewasa dan berkiprah
di dalam
masyarakat, mereka kelak bisa bertutur, "Saya belajar jujur, dan belajar
integritas
dari Guru". Seraya, nama Ibu/Bapak Guru disebut. Ibu dan Bapak Guru
mungkin saja
tidak mendengar langsung ucapan-ucapan itu, tetapi yakinlah bahwa
melalui anak
didik yang meneladani Ibu/Bapak Guru itulah aliran pahala untuk Ibu
dan Bapak
tidak akan pernah berhenti. Pahala yang tiada henti-hentinya melalui
anak-anak
didik yang menjadi manusia berkarakter mulia, yang menjalani hidup
dengan
kejujuran dan berintegritas.
Karakter
memang tidak cukup diajarkan melalui lisan dan tulisan. Karakter diajarkan
melalui
teladan. Oleh karena itu, Ibu dan Bapak Guru yang saya muliakan, jadilah
figur-figur
yang diteladani oleh murid-murid dan lingkungannya.
Akhirnya,
kepada seluruh Guru, Pendidik dan Tenaga Kependidikan, saya sampaikan
apresiasi.
Sekali lagi, atas nama pemerintah, saya sampaikan terima kasih. Ikhtiar
mulia ini
harus kita teruskan. Suatu saat kelak, Ibu dan Bapak Guru dapat melakukan
refleksi atas
apa yang sudah dijalani sambil bersyukur bahwa di saat Indonesia
sedang
mengubah wajahnya menjadi lebih baik, lebih bersih, lebih jujur, lebih
cerdas, lebih
kreatif, dan lebih cerah, Ibu dan Bapak Guru memegang peran penting.
Kelak Ibu dan
Bapak dapat berkata, "Saya disana, saya terlibat. Sekecil apapun saya
ikut mendidik
generasi lebih baik. Saya ikut melahirkan generasi baru dan ikut
berkontribusi
membuat wajah Indonesia yang lebih cemerlang, dan membanggakan."
Selamat
meneruskan pengabdian mulia, selamat menginspirasi, dan Selamat Hari
Guru.
Salam hangat,
Anies
Baswedan
2 komentar:
AYo PARA GURU TERUS SEMANGAT IKHLAS BEKERJA mencerdaskan anak bangsa....
Tetap tersenyum wahai guru walau dengan gaji..... dengan tuntutan..... pokoknya IKHLAS
Posting Komentar