Sebuah studi perkembangan otak yang dipublikasikan pada jurnal online Nature telah memupuskan pendapat mengenai Intelligence Quotient
(IQ) yang dianggap selalu stabil seumur hidup. Pengukuran intelektual
seseorang dalam standarisasi IQ ternyata dapat berfluktuatif, khususnya
pada remaja, sehingga manusia yang otaknya telah berkembang dengan baik
tidak selamanya akan semakin lebih baik, bahkan perkembangan yang lambat
mampu mengejar ketertinggalan, ungkap Cathy J. Price PhD, salah seorang
peneliti seperti dilansir dalam WebMD Health News.
Hal ini membawa kembali kesadaran kita
akan perkembangan intelektual anak, meskipun banyak diantara para guru
sudah menyadari hal ini dan dengan gigih memperjuangkan anak-anak untuk
semakin lebih pintar, tak ayal banyak orang tua yang seringkali
terjerumus akan hasil IQ anak dengan memaklumi hal tersebut. Sehingga
tak jarang terjadi kasus orang tua yang mengasihi anak IQ
rendah dengan
tidak mengajarkan lebih, begitupun pada kasus anak ber IQ tinggi yang
seringkali dibiarkan begitu saja karena sudah dianggap pintar.
Bahkan penelitian ini menunjukkan
kemampuan yang seimbang antara penurunan maupun kenaikan pada perubahan
intelegensi verbal dan non-verbal di dalam otak remaja dibandingkan
dengan tahap usia lainnya.
Sangatlah bijaksana apabila hal ini juga
menjadi acuan kepada para orang tua untuk lebih memperhatikan
perkembangan anak terlebih lagi saat mereka beranjak remaja. Karena
tahap ini secara ilmiah juga mendukung teori psikologis yang menganggap
usia remaja sebagai masa peralihan yang masih rentan dengan perkembangan
mental, emosional, sosial dan fisik yang dapat memengaruhi kehidupan
dewasa nantinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar