s aneurisma.
Penelitian yang dilakukan oleh Helsinki University Central Hospital, Swedia, dan Australian School of Advanced Medicine, Australia, ini menunjukan bahwa risiko pendarahan sangat bervariasi tergantung pada faktor-faktor risiko tertentu seperti misalnya, jenis kelamin, merokok, dan tekanan darah.
Hal ini menunjukan bahwa perempuan merokok dan orang-orang dengan tekanan darah tinggi adalah yang paling mungkin mengalami pecahnya aneurisma mereka.
Dalam penelitian ini para peneliti juga mengindentifikasi tiga faktor risiko lainnya, yaitu serangan jantung, stroke pada seorang ibu, dan kolesterol tinggi pada pria. Parahnya, pada penelitian sebelumnya menunjukan bahwa orang dengan diabetes tipe-1 memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami pendarahan otak yang tidak disebabkan oleh aneurisma pecah.
“Kami berharap bahwa penelitian kami benar-benar membantu dokter dan pasien,” kata Profesor Miikka Korja, MD, PhD., seorang ahli bedah dari Macquarie University Hospital, Sydney, Australia.
Hasil dari penelitian ini sangat membantu dokter untuk bisa mencegah pendarahan otak, karena jika aneurisma lebih awal di ketahui sebelum pecah, para dokter masih memiliki kesempatan untuk mencegah pendarahan otak tersebut.
Penelitian yang termasuk penelitian terbesar dalam kasus risiko pendarahan otak ini juga telah dipublikasikan dalam jurnal PLOS ONE dan berdasarkan survei pemeriksaan kesehatan oleh FINRISK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar