Rabu, 05 Juni 2013

Kiat Aman Agar Terhindar dari Sayur dan Buah Berpestisida

Temuan dr. James Bower, neurolog dari Mayo Clinic di Rochester, Minnesota, AS, menyebutkan bahwa paparan pestisida dan bahan kimia di sayur dan buah-buahan dapat meningkatkan risiko parkinson.

Ia menjelaskan, parkinson memang tidak disebabkan oleh satu hal saja. Tetapi pestisida adalah salah satu dari banyak pemicu penyakit tersebut.

Parkinson adalah penyakit degeneratif saraf yang mengakibatkan otot kaku dan kesulitan bergerak. Gejala utamanya berupa gangguan motorik dan kognitif seperti yang diderita petinju legendaris Muhammad Ali.

Di Indonesia, penelitian mengenai pestisida sebagai penyebab parkinson memang belum dilakukan. Akan tetapi Kepala Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan, Anwar Musadad, SKM, M. Kes mengatakan, pestisida jelas berbahaya bagi tubuh karena menyerang saraf.

“Komponen pestisida dapat merusak sel otak dan mengakibatkan kadar dopamin di otak menurun,” ujar Anwar. Hal ini berakibat terjadinya gangguan pada bagian otak yang mengatur tentang gerakan.

Tidak hanya menyerang saraf, keluhan yang diakibatkan makanan mengandung pestisida adalah diare dan pusing, kerusakan hormon, kelainan kulit, dan kanker.

Anwar menjelaskan, pestisida masuk ke dalam tubuh manusia melalui sayuran dan buah. Saat ini, perilaku petani dalam menggunakan pestisida untuk membunuh hama sudah tidak terkontrol, baik dari segi dosis maupun frekuensi penggunaan. Akibatnya, kandungan pestisida dalam sayuran dan buah yang banyak dikonsumsi masyarakat saat ini sangat tinggi.

“Meski (sayur dan buah) sudah dicuci, tapi karena dosisnya sudah tinggi, ada jenis pestisida yang tidak mudah larut dalam air, lalu masuk ke dalam tubuh,” ujarnya. Zat-zat inilah kemudian menimbun di dalam tubuh dan merusak sel-sel saraf.

Apa saja sayuran dan buah yang rentan terkena pestisida?

Anwar menyebut, sayuran hijau, tomat, cabe, apel, stroberi dan beberapa jenis buah tak bercangkang lainnya rentan terkena residu pestisida. Meski demikian, lanjutnya, bukan berarti kita harus menghindari sayur-sayuran serta buah.

Untuk mengurangi bahaya paparan pestisida, Anwar merekomendasikan beberapa kiat yang bisa ditempuh:

1. Jika Anda sanggup, konsumsi sayur dan buah organik. Prinsip pertanian organik yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan kimia sintetis, dapat mengurangi paparan pestisida terhadap tubuh manusia. Sayangnya, harga sayuran organik masih sangat mahal, dan belum terjangkau oleh sebagian besar masyarakat.

2. Menanam sendiri sayur-sayuran serta buah yang akan dikonsumsi. Ini adalah cara paling hemat untuk mengonsumsi sayuran dan buah organik. “Meski hanya memiliki sedikit halaman di rumah, tidak ada salahnya dimanfaatkan untuk menanam sayuran,” ujar peneliti di bidang ekologi ini. Tentu saja, sayuran harus dirawat secara alami dengan menggunakan pupuk kandang dan tidak boleh disemprot pestisida.

3. Menanam sayuran secara hidroponik adalah cara yang baik untuk menghasilkan sayuran sehat. Sistem hidroponik hanya menggunakan media tanam berupa air dan nutrisi untuk akar. Karena sistem hidroponik melarang tanaman terkena air, tentu saja dilarang melakukan penyemprotan menggunakan pestisida.

4. Jika tidak mau bercocok tanam, bersikaplah cermat saat memilih sayuran serta buah. Sayuran yang memiliki daun yang dimakan ulat justru lebih baik ketimbang sayuran yang segar tanpa sedikit pun bekas gigitan ulat. “Daun yang dimakan ulat menunjukkan sayuran ini tidak mengandung pestisida. Sebaliknya, sayur dan buah yang terlihat segar dan tidak cacat justru mengandung pestisida ,” ujar ahli kesehatan masyarakat ini.

Tidak ada komentar: