Kamis, 18 April 2013

CFC

A. Pengertian CFC dan Ozon
CFC adalah klorofluorokarbon, yaitu senyawa-senyawa yang mengandung atom karbon dengan klorin dan fluorin terikat padanya. Dua CFC yang umum adalah CFC-11 (Trichloromonofluoromethane atau freon 11) dan CFC-12 (Dichlorodifluoromethane)

CFC merupakan zat-zat yang tidak mudah terbakar dan tidak terlalu toksik. Satu buah molekul CFC memiliki masa hidup 50 hingga 100 tahun dalam atmosfer sebelum dihapuskan
OZON (O3) adalah molekul yang terdiri dari tiga atom oksigen yang berbentuk gas pada suhu kamar. Ikatan antaratom oksigen dalam molekul ozon ini agak lemah dibandingkan dengan molekul oksigen yang terdiri atas dua atom (O2), sehingga salah satu dari ketiga atom oksigennya mudah lepas dan bereaksi dengan  molekul yang lain.
Ozon merupakan bahan yang beracun. Gas ini sangat reaktif dan banyak digunakan untuk bahan pemucat  (bleaching), penghilang bau, dan sterilisasi. Ozon terutama terbentuk dan terurai di daerah ekuator di mana terdapat hutan tropis yang cukup luas.
B. MEKANISME PERUSAKAN LAPISAN OZON
Dalam waktu kira-kira 5 tahun, CFC bergerak naik dengan perlahan ke dalam stratosfer (10 – 50 km). Molekul CFC terurai setelah bercampur dengan sinar UV, dan membebaskan atom KLORIN. Atom klorin ini berupaya memusnahkan ozon dan menghasilkan LUBANG OZON..
Lubang ozon di Antartika disebabkan oleh penipisan lapisan ozon antara ketinggian tertentu seluruh Antartika pada musim semi. Pembentukan ‘lubang’ tersebut terjadi setiap bulan September dan pulih ke keadaan normal pada lewat musin semi atau awal musim panas.
Dalam bulan Oktober 1987, 1989, 1990 dan 1991, lubang ozon yang luas telah dilacak di seluruh Antartika dengan kenaikan 60% pengurangan ozon berbanding dengan permukaan lubang pra-ozon. Pada bulan Oktober 1991, permukaan terendah atmosfer ozon yang pernah dicatat telah terjadi di seluruh Antartika.
C. Kegunaan CFC
Pada zaman sekarang, banyak sekali kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi, barang yang dibutuhkan oleh masyarakat sekarang banyak sekali yang menggunakan CFC. Sebagian dari mereka menggunakan CFC dengan cara yang tidak terkira banyaknya. Selama bertahun-tahun, senyawa-senyawa kimia tersebut secara luas dipakai untuk berbagai keperluan, seperti:
  • Alat-alat pendingin ruangan (air conditioner/AC)
CFC yang digunakan pada alat pendingin ruangan (air conditioner/AC) lebih dikenal dengan freon yang digunakan sebagai pendingin.
  • Media pendingin di lemari es
Sama halnya seperti AC, pada kulkas terdapat CFC yang digunakan sebagai pendingin walaupun tidak berpengaruh terlalu banyak coba bayangkan apabila seluruh masyarakat di dunia ini menggunakan lemari es berapa banyak CFC yang terbuang tiap harinya.
  • Bahan pelarut
CFC yang terdapat pada bahan pelarut banyak digunakan bagi kilang-kilang elektronik. sebagai pelarut untuk pembersih dan untuk tujuan pengeringan minyak.
  • Bahan dorong
CFC digunakan sebagai bahan dorong dalam penyembur (aerosol), diantaranya kaleng semprot pengharum ruangan, penyemprot rambut, minyak wangi (parfum).
  • Proses pembuatan plastik
untuk menghasilkan plastik busa seperti busa polistirena atau poliuretana yang memuai
Selain itu CFC juga banyak digunakan sebagai blowing agent dalam proses pembuatan foam (busa), sebagai cairan pembersih (solvent), bahan aktif untuk pemadam kebakaran, bahan aktif untuk fumigasi di pergudangan, pra-pengapalan, dan produk-produk pertanian dan kehutanan.
d. Dampak Penggunaan CFC
CFC dapat merusak lapisan ozon. Pada lapisan atmosfir yang tinggi, ikatan C-Cl akan terputus menghasilkan radikal-radikal bebas klorin. Radikal-radikal inilah yang merusak ozon. CFC sekarang ini telah digantikan oleh senyawa-senyawa yang lebih ramah lingkungan.
CFC juga bisa menyebabkan pemanasan global. Satu molekul CFC-11 misalnya, memiliki potensi pemanasan global sekitar 5000 kali lebih besar ketimbang sebuah molekul karbon dioksida. Di Indonesia, manifestasi pemanasan global, antara lain, terganggunya siklus hidro-orologis yang telah merusak sebagian besar sumber daya air (SDA) di Indonesia. Juga, meluasnya areal lahan kering. Itu harus disikapi dengan pencarian bibit unggul tanaman pangan lahan kering. Juga, meluasnya lahan bera (lahan yang tidak bisa ditanami) sebagai akibat terjangan intrusi air laut.
Baru-baru ini, Inter-governmental Panel on Cimate Change (IPCC) memublikasikan hasil pengamatan ilmuwan dari berbagai negara. Isinya sangat mengejutkan. Selama tahun 1990-2005, ternyata telah terjadi peningkatan suhu merata di seluruh bagian bumi, antara 0,15 – 0,3o C. Jika peningkatan suhu itu terus berlanjut, diperkirakan pada tahun 2040 (32 tahun dari sekarang) lapisan es di kutub-kutub bumi akan habis meleleh.
Jika bumi masih terus memanas, pada tahun 2050 akan terjadi kekurangan air tawar, sehingga kelaparan pun akan meluas di seantero jagat. Udara akan sangat panas, jutaan orang berebut air dan makanan. Napas tersengal oleh asap dan debu. Rumah-rumah di pesisir terendam air laut. Luapan air laut makin lama makin luas, sehingga akhirnya menelan seluruh pulau. Harta benda akan lenyap, begitu pula nyawa manusia.
Ozon mengabsorpsi radiasi ultraviolet yang dipancarkan matahari. Radiasi ini mempunyai panjang gelombang di bawah 400 nm. Spektrum dari radiasi ini, yang terletak pada panjang  gelombang di antara 290 nm – 320 nm, lebih dikenal dengan istilah radiasi UV-B. Telah terbukti bahwa peningkatan dosis  radiasi UV-B yang mencapai bumi mengakibatkan meningkatnya kasus penyakit kanker kulit, menurunkan hasil panen, dan sangat mempengaruhi kehidupan plankton dan larva ikan laut Di lapisan stratosfer ozon merupakan lapisan pelindung yang melindungi bumi dari spektrum radiasi matahari yang berbahaya untuk kehidupan.
Tanpa adanya filter dari lapisan ozon, akan lebih banyak radiasi UV-B yang menembus atmosfer dan akan mencapai ke permukaan bumi. Beberapa studi eksperimen terhadap tumbuhan, binatang, dan uji klinis terhadap manusia menunjukkan adanya efek yang berbahaya bila terpapar radiasi UV-B secara berlebihan. Di permukaan bumi atau di lapisan troposfer ozon merupakan gas polutan yang keberadaannya harus diusahakan minimum. Karena di permukaan bumi, ozon bisa berkontak langsung dengan lingkungan atau kehidupan dan menunjukkan sisi destruktifnya. Oleh karena itu, ozon di lapisan ini Biasa disebut “ozon Jelek” karena ozon bereaksi sangat kuat dengan molekul lain, ozon dengan konsentrasi tinggi berbahaya bagi kehidupan
Beberapa studi mendokumentasikan adanya efek yang berbahaya dari ozon terhadap produksi panen, pertumbuhan, hutan dan kesehatan manusia. Efek ini kontras dengan efek ozon stratosfer yang menguntungkan. Oleh sebab itu, keberadaan ozon di atmosfer mempunyai arti yang sangat penting bagi kehidupan di bumi ini. Mengingat hal tersebut maka keberadaan ozon di atmosfer harus selalu dipantau agar dapat diupayakan  tindakan-tindakan antisipasi yang diperlukan.

Tidak ada komentar: