MEMBUAT KARYA TULIS ILMIAH
Oleh : Susanto, S.Pd
(Guru MAN Pesanggaran Banyuwangi)
Karya tulis ilmiah
merupakan laporan hasil penelitian berupa bukti fisik yang dapat dibaca dan
dinilai oleh orang lain. Unsur penilaian karya ilmiah yang paling utama adalah
original ide dan keanehan ide serta aplikasi ide penelitian untuk masyarakat
apabila berhasil dipecahkan. Namun demikian, penggunaan bahasa Indonesia yang
baik dan benar merupakan hal penting yang harus dipehatikan. Cara penulisan
dengan bahasa yang baik dan benar merupakan penilaian pertama yang dilakukan
untuk seluruh bagian, mulai judul, permasalah sampai kesimpulannya, sehingga
penentuan kelayakan suatu karya ilmiah baik atau kurang baik sangat ditentukan
dari bentuk laporannya.
Laporan penelitian atau
karya tulis ilmiah dapat disusun berdasarkan hasil – hasil penelitian,
observasi, atu diskripsi secara teknis sebagai berikut :
A. <.span>Kulit
/ Sampul
1.
Judul
: Setiap karya ilmiah harus mempunyai judul yang menggambarkan isi tulisan .
Judul dibuat spesifik, tidak terlalu panjang, jelas dan menggambarkan isi
karya. Diusahakan tidak lebih dari 10 kata ( 90 Huruf ), dengan catatan nama
instansi / lembaga dihitung satu kata dan kata sambung, tidak dihitung sebagai
kata.
2.
Logo
/ Lambang Sekolah
3.
Tujuan
pembuatan karya tulis ilmiah, untuk tugas, laporan atau mengikuti Lomba karya
Ilmiah.
4.
Nama
Peneliti / Penulis : untuk penelitian kelompok penulisan nama harus diurutkan
dari yang paling banyak kontribusinya dalam penelitian dan penulisan.
5.
Nama sekolah lengkap dengan alamat.
6.
Nama
kota dan tahun penyusun.
( Semua bagian di sampul diketik dengan spasi tunggal )
B. Pendahuluan
1.
Halaman
Pengesahan
Halaman
pengesahan berisi lembaran persetujuan yang menyatakan penelitian sudah
berakhir / selesai dan dibuktikan dengan tanda tangan pembimbing dan Kepala
Sekolah. Penulisan lembar pengesahan ini ditulis dengan spasi tunggal yang
dilengkapi dengan, tanggal, dan tahun pengesahan.
2.
Kata
Pengantar
Kata
pengantar berfungsi mengantarkan pembaca kepada isi atau uraian – uraian yang
terdapat dalam suatu hasil penelitian. Dengan demikian, kata pengantar bukan
hanya berisi ucapan terima kasih kepada Tuhan, orang tua, dan pihak – pihak
tertentu yang memberikan kontribusi pada pelaksanaan penelitian serta
permohonan maaf atas kelemahan – kelemahan karya ilmiah yang ditulis, melainkan
pula berisi gambaran umum tentang bahasan penelitian. Bahkan dilengkapi pula
uraian yang mendorong dan membangkitkan minat orang lain untuk mebaca karya
kita. Kata pengantar ditulis pada halaman tersendiri, artinya tidak bersatu
dengan bagian lain. Pada akhirnya kata pengantar, dikanan atas dicantumkan
tempat, tanggal, nama penyusun.
Penulisan kata pengantar diketik dengan dua spasi.
3.
Daftar
Isi
Daftar
isi berisi petunjuk letak setiap bagian pada halaman yang memuat / menulisnya.
Daftar isi berfumgsi sebagai pencatuman urutan isi karya ilmiah yang disusun
per bab yang terdapat di dalam karya ilmiah tersebut beserta halamannya secara
benar. Penulisan kata halaman pada sudut kanan atas dengan huruf
kecil seluruhnya. Hal itu dimaksudkan untuk menjaga akurarsi / ketepatan antara
bab dan subbab yang dipaparkan tepat dengan halaman yang ditunjukan.
4.
Daftar
Tabel
Daftar tabel berisi petunjuk letak setiap tabel pada
halaman mana yang memuat / menulisnya. Penulisannya
pada halaman tersendiri dengan spasi tunggal.
5.
Daftar
Gambar
Berisi
petunjuk letak setiap gambar beserta judulnya yang terdapat / dimuat pada
naskah. Penulisanya menunjukan letak dimana gambar yang berbeda. Penulisannya
pada halaman tersendiri dengan spasi tunggal.
6.
Daftar
Lampiran
Jika
karya tulis ilmiah memuat lampiran, harus dibuat daftar jenis dan judul
lampiran. Daftar lampiran berisi petunjuk letak setiap lampiran pada halaman
berapa dimuat.
7.
Abstrak
/ Intisari
Abstrak
/ intisari merupakan uraian singkat keseluruhan isi penelitian. Biasanya
ditulis hanya dalam satu halaman dan tidak lebih dari 20 kata serta terdiri dai
tiga paragraf. Paragraf pertama berisi masalah / problem penelitian dan tujuan
penelitian. Paragraf kedua berisi subyek
penelitian dan ringkasan metologi penelitian, sedangkan paragraf ketiga berisi
hasil penelitian dan atau kesimpulan dari penelitian serta implikasinya dalam
studi atau kehidupan . Penulisan intisari dilakukan pada bagian akhir pembuat
laporan penelitian setelah menyelesaiakan bab pendahuluan sampai bab
kesimpulan. Teknik penulisannya pada halaman tersendiri dan pada bagaian bawah
judul diberikan identitas / peneliti serta diketik dengan spasi tunggal.
C. Sitematika dan Penulisan Karya Tulis Ilmiah
Bab I Pendahuluan
Pendahuluan berisi bebagai informasi tentang materi
keseluruhan yang disusun sistematis dan terarah dengan pola penlaran yang
jelas. Macam isi bab
pendahuluan adalah sebagai berikut :
1.
Latar
Belakang masalah
Latar
belakang masalah berisi pengantar yang memaparkan pertimbangan – pertimbangan
atau pemikiran mengenai pentingnya suatu masalah untuk dipecahkan dalam
penelitian ini. Pertimbangan atau pemikiran yang dimunculkan dapat pula berupa
observasi, pengalaman – pengalaman penulis atau orang lain, atau hasil
penelitian orang lain yang mendahuluinya.
Latar
belakang masalah perlu dituliskan untuk memperjelas alasan pemilihan masalah
serta hubungan antara masalah ilmiah yang akan diteliti dan masalah pembangunan
nasional.
2.
Perumusan
Masalah
Perumusan
masalah berisi masalah – masalah yang benar – benr teridentifikasi dan memenuhi
syarat sebagai suatu syarat sebagai masalah penelitian. Masalah penelitian
dirumuskan atau ditulis dalam kalimat tanya yang jelas, lugas dalam bahasa
ilmiah dengan spasi rangkap / 2 spasi dengan menunjukan variabel penelitian.
Vaiabel – variabel yang dimunculkan dalam rumusan masalah harus yang dapat
terukur dengan data – data dari proses penelitian, baik secara kuantitatif atau
kualitatif sehingga nantinya dapat menghasilkan kesimpulan yang lebih jelas.
Perumusan
masalah perlu dimunculkan agar dapat diketahui apakah masalah yang akan
diteliti disusun dalam bahasa ilmiah yang sesuai dengan permasalahan dan bidang
ilmu pengetahuan.
Untuk
dapat merumuskan masalah dengan tepat dan akurat dipelukan observasi atau
penelitian pendahuluan terlebih dahulu.
3.
Tujuan
Penelitian
Tujuan
penelitian berisi rincian tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam
penelitian. Penulisan tujuan harus secara rinci sesuai dengan jumlah butir –
butir masalah yang dirumuskan di bagian perumusan masalah. Kalimat
yang digunakan adalah kalimat positif dan ditulis dengan spasi ganda.
4.
Manfaat
Penelitian
Manfaat
penelitian berisi gambaran fungsi yang dapat diambil, baik bagi peneliti maupun
masyarakat apabila penelitian itu behasil menemukan / memecahkan seperti yang
diharapkan.
5.
Hipotesis
Hipotesis
( bila ada ) berisi jawaban tentatif terhadap masalah penelitian berdasarkan
logika yang kemudian akan dibuktikan kebenarannya dengan pelaksanaan penelitian
di lapangan.
Penulisan
hipotesis penelitian harus secara terinci sesuai dengan jumlah butir – butir
masalah yang dirumuskan di bagian perumusan masalah. Kalimat yang digunakan
adalah kalimat positif dan ditulis dengan spasi ganda / 2 spasi.
Bab II
Tinjauan Pustaka
Tinjauan
Pustaka atau Landasan Teori merupakan ungkapan teori – teori yang dipilih untuk
memberikan landasan yang kuat tehadap pemasalahan penelitian / karya ilmiah dan
mempunyai relevansi yang erat dengan alternatif penyelesaian masalah yang
dipilih. Landasan teori dapat berisi halaman – halaman berikut.
1.
Teori
berhubungan dengan masalah – masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian.
2.
Rujukan
dari hasil penlitan sejenis yang telah dilakukan oleh peneliti yang terdahulu.
3.
Rujukan – rujukan yang berkaitan dengan bahan dan metode penelitian.
Tinjauan pustaka yang baik hanya merujuk bahan – bahan
kepustakaan yang ada hubungan secara langsung dengan masalah dan metode
penelitian. Cara penulisan harus dapat menampilkan kesan secara menyeluruh
dalam bentuk kerangka yang saling berhubungan. Teori – teori yang diungkapkan
disusun secara sistematis dengan teknik penulisan yang benar. Menurut Djuhaire
(2001) pengutipan teori dari buku dapat menggunakan teknik kutipan yang lebih 5
baris. Teknik kutipan
yang kurang dari 5 baris adalah sebagai berikut :
1.
Pada
setiap akhir kutipan, yang nama pengarangnya tidak disebutkan terlebih dahulu
disertakan sumber kutipannya berupa nama akhir pengarngnya (jika ada), tahun
penerbitan buku, halaman yang dikutip, dengan diberi tanda kurung.
2.
Pada
setiap akhir kutipan yang nama pengarangnya disebut terlebih dahulu, maka
penulisan nama sumber kutipan pengarang sebelumnya ditulis terlebih dahulu
kemudian diikuti sumber kutipan berikutya.
3.
Jika
bagian yang dikutip itu merupakan hasil pengutipan dari buku lain, maka nama
sumber kutipan pengarng sebelumnya ditulis terlebih dahulu kemudian diikuti
sumber kutipan berikutnya.
4.
Apabila
suatu kutipan menghilangkan kata – kata kalimat tertentu maka bagian yang
dihilangkan itu ditndai dengan titik tiga.
5.
Jika
sebuah kutipan yang ditulis oleh tiga orang atau lebih ditandai dengan et.Al
untuk pengarang lain.
6.
Jika
sebuah kutipan kurang lima baris ditandai dengan kutipan rangkap pada awal dan
akhir kutipan dan titik dua spasi bersatu dengan karangan.
7.
Jika
kutipan berjumlah 5 baris atau lebih maka penulisannya tidak perlu menggunakan
tanda petik rangkap dan kutipan diketik satu spasi, dimulai dari kutipan kelima
dari baris margin kiri lurus kebawah tanpa penjorokan atau penonjolan.
Bab III Metodologi
Metodologi penelitian berisi halaman – halaman berikut.
1.
Tempat dan waktu penelitian, bagian yang menjelaskan
dimana saja lokasi penelitian dilaksanakan dan jadwal waktu penelitian seberapa
panjang.
2.
Populasi dan sampel, bagian ini memberikan gambaran
keleluasan populasi / semesta yang seharusnya akan dijadikan obyek penelitian
secara keseluruhan. Sampel penelitian berupa sebagian dari populasi penelitian
yang akan dikenai perlakuan atau akan diambil datanya. Pengambilan sampel dari
populasi harus dilakukan dengan cara teknik sampling yang benar agar data yang nantinya
diperoleh menjadi sahih. Bila perlu dicantumkan alasan – alasan mengapa
mengunakan teknik sampling tertentu untuk mengambil sampel dari populasi.
3.
Variebel, bagian ini memberikan gambaran yang jelas dan
tegas mengenai peubah dalam penelitian yang terdiri dari variabel / peubah bebas ( perlakuan),
variabel tergayut ( peubah akibat perlakuan) dan varibel kontrol (pembanding
dengan yang diperlakukan ), serta variabel pengganggu pengendali.
4.
Alat – alat dan Bahan – bahan Penelitian, bagian ini
memberikan diskripsi seluruh alat – alat yang digunakan dalam penelitian
termasuk didalamnya spesifikasi masing – masing alat ( misalnya kepekaan alat
ukur terndahnya ). Untuk bahan – bahan yang digunakan dalam penelitian disebutkan
satu persatu mengenai jumlah / volume dan syarat – syarat yang diperlukan untuk
dapat dijadikan sampel serta dari mana
dapat diperolehnya.
5.
Cara kerja penelitian. Bagian ini mendiskripsikan secara
lengkap dan terinci setiap macam kegiatan dan setiap langkah kegiatan yang
dilakukan peneliti dan seluruh rangkaian penelitian dai awal hingga akhir
penelitan.
6.
Rancanagan
Tabulasi Data. Bagian ini berisi rancangan bentuk tabulasi data yang
akan diperoleh selama dalam penelitan sehingga diharapkan setelah diperoleh
data akan lebih mudah untuk melakukan teknik analisis data, baik secara
diskriptif maupun secara statistik.
Bab IV
Data dan Pembahasan
Pada bagian ini berisi data hasil penelitian
yang dipaparkan dalam bentuk tabel. Pada setiap tabel diikuti analisis
data. Analisis data dapat menggunakan analisis statistik atau analisis
diskriptif.
Pembahahasan
data mengungkapkan berbagai penyelesaian masalah yang ditetapkan sebelumnya.
Ungkapan penyelesaian masalah dapat melalui analisis data yang ditunjukan untuk
mengarahkan pada kesimpulan yang akan diperoleh sebagai jawaban suatu masalah
penelitian bagian ini mempunyai porsi paling banyak dalam suatu karya ilmiah
karena merupakan tubuh suatu karya ilmiah.
Pembahasan
adalah bab yang paling sulit disusun karena sebelumnya kita harus mendapatkan
informasi mengenai semua data hasil penelitan terdahulu bila ada sebagai suatu
bahan perbandingan. Pembahasan yang baik, karya akan perbandingan ( persamaan
dan perbedan ) antara penelitian yang bersangkutan dengan penelitian –
penelitian terdahulu yang topiknya relevan. Pembahasan pada dasarnya adalah
pengantar yang diperluas secara lebih mendetail dan komplek berdasarkan hasil
analisis dan penelitian.
Menurut
Rodestam & Newton dalam Indriati (2001), elemen – elemen yang biasanya
dimuat dalam pembahasan sebagai berikut :
1.
Tinjauan
tentang penemuan – penemuan penting dalam penelitian;
2.
Pertimbangan
tentang penemuan – penemuan dalam kaitannya dengan peneliti terdahulu yang
relevan;
3.
Implikasi
penemuan terhadap teori yang ada pada saat ini;
4.
Pemeriksaaan
yang hati – hati terhadap hasil yang tidak mendukung atau hanya sebagian
mendukung hipotesis;
5.
Keterbatasan – keterbatan studi yang mungkin berakibat
pada kesimpulan dan generaliasi studi;
6.
Rekomendasi
untuk peneliti selanjutnya;
7.
Implikasi studi
untuk praktek atau studi terapan ( operasional ).
Beberapa halaman yang perlu diperhatikan dalam penulisan
pembahasan adalah sebagai berikut :
1.
Analisis data harus dipaparkan terlebih dahulu sebelum
pembahasan dituliskan.
2.
Jagan mengulang atau merumuskan kembali halaman – halaman
yang telah dikemukakan. Diskusikan hasil penelitian, jangan hanya
melaporkannya. Fokuskan diri untuk menerangkan bagaiamana penemuan – penemuan
studi dalam penelitian dapat digunakan untuk melakukan interprestasi ke konsep
dan teori yang lebih luas, melalui variabel – varibel yang spesifik.
3.
Bila terdapat kekurangan – kekurangan pada cara pengumpulan
data, akui sebagai keterbatasan, dan tidak perlu membela diri dengan nada minta
maaf. Keterbatasan ini
perlu diungkapkan apabila mempengruhi kesimpulan studi.
4.
Rekombinasi
untuk penelitian lebih lanjut harus singkat. Dan jangan merekombinasikan
penelitian lebih lanjut bila halaman ini dapat anda jawab sendiri dalam studi
anda.
5.
Pembahasan
adalah bagian tulisan yang mengutamakan kreativitas berfikir, kemampuan berfikir secara logis dan
terfokus, serta pengembangan interprestasi. Hindari halaman – halaman yang
terlalu mendetail dan berfikirlah ke kerangka yang lebih luas dalam
menginteprestasikan hasil studi, dalam konteks teori yang ada sekarang.
6.
Teruskan
mencari dan membaca literatur terbaru yang relevan untuk dibahas dalam
pembahasan.
Pembahasan
yang baik, terbuka terhadap kekurangan – kekurangan teori yang bertentangan dan
membahas faktor – faktor yang menyebabkan terjadinya perbedaan. Kegagalan
pembahasan yang paling sering terjadi adalah ketidakmampuan menginterograsikan
hasil penelitian yang mendahului yang mempelajari gejala – gejala / fenomena –
fenomena yang sama. Pembahasan yang baik menginteprestasikan setiap hasil
penelitian pada konteks teoritis yang
digunakan dalam tinjaun pustaka.
Bab V
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan suatu karya ilmiah yang
diringkas dan bermakna harus dirumuskan berdasakan hasil penelitian yang
terpenting sehingga menggambarkan hasil penelitian yang final dan utuh.
Kesimpulan berfungsi untuk menjawab rumusan pemasalahan atau berupa hasil
pengujian hipotesis yang dipaparkan dalam bab pendahuluan. Kesimpulan akan
dapat digunakan sebagai acuan apakah penelitian berakhir ataukah karena kesimpulan
dari hasil penelitian tidak memberikan jawaban sesuai rumusan pemasalahan
atau pengujian hipotesis kerja ditolak memberi
kemungkinan munculnya hipotesis baru untuk penelitian perbaikan atau penelitian
baru.
Teknis penulisan kesimpulan harus
singkat, padat, dan jelas dengan berorentasikan pada hasil penelitian. Jumlah butir
atau poin yang dijadikan kesimpulan harus sesuai dengan jumlah poin yang
dimunculkan dalam rumusan pemasalahan
atau hipotesis.
Kesimpulan biasanya juga disertai dengan saran – saran
akan penelitian dalam tulisan tersebut.
Daftar Pustaka
Daftar Pustaka berisi macam – macam buku yang memuat
teori – teori yang digunakan sebagai dasar untuk merumuskan masalah, tinjauan
pustaka serta metodologi serta pembahasan.
D. Bahasa
dan TataCara Penulisan Karya Tulis Ilmiah
Pembicaraan mengenai Bahasa Dan Tata
Cara Penulisan meliputi : (1) bahasa, (2) pengetikan, (3) penomoran, (4) daftar
pustaka dan (5) penulisan nama.
1. Bahasa
a.
Bahasa
yang digunakan
Bahasa
yang dipergunakan yaitu bahasa Indonesia yang baik dan benar atau Indonesia
baku. Kalimat – kalimat harus memiliki subyek predikat, agar lebih sempurna
ditambah dengan obyek maupun keterangan. Penggunaan bahasa yang dimaksud yaitu
Bahasa Indonesia yang lazim dipergunakan dalam khazanah ilmiah.
b.
Bentuk
kalimat
Kalimat
tidak menampilkan orang pertama dan orang kedua (saya, aku, kami, kita engkau,
kamu dan sebagainya ), tetapi dibentuk menjadi kalimat pasif. Pada penyajian
kata pengantar, aku, saya diganti dengan penulis.
c.
Istilah
Istilah
yang dipergunakan ialah istilah Indonesia atau istilah yang sudah di
Indonesiakan. Apabila terpaksa harus menggunakan istilah asing atau daerah,
penulisanya dibedakan dengan digaris bawahi atau dimiringkan.
d.
Ketidaktepatan
yang sering terjadi
a)
Kata
penghubung seperti sehingga dan sedangkan, seyogyanya tidak dipergunakan untuk
memulai suatu kalimat.
b)
Kata
depan, misalnya pada, sering digunakan tidak pada tempatnya, misal diletakan
didepan subyek.
c)
Kata
di mana sering kurang tepat penggunanya yang diperlukan sperti “where” dan “of”
dalam bahasa Inggris. Dalam Bahasa Indonesia penggunaan bentuk yang demikian
perlu dihindari.
d)
Awalan di – dan ke – perlu dibedakan dengan kata depan di
dan ke. Awalan di – dan ke – dirangkaikan dengan bentuk kata dasar, sedangkan
kata depan di dan ke tidak dirangkaikan dengan kata yang mengikutinya.
e)
Tanda baca harus dipegunakan dengan tepat seperti titik
(.), titik dua (:), titik koma (;), tanda petik (‘…..’), dan kurung ( ).
2. Pengetikan
a.
Karya
tulis ilmiah diketik dengan huruf pika atau standar atau dengan huruf Times New
Romans ukuran font 12 dengan jarak spasi 2 spasi, kecuali untuk abstrak,
catatan kaki, kutipan langsung dari teks, dan daftar pustaka.
b.
Abstrak diketik 1 spasi sebanyak – banyaknya 2 halaman.
c.
Catatan kaki untuk tambahan penjelasan ( bukan untuk
kutipan ) diketik dengan jarak 1 spasi, jarak antara 2 catatatan kaki 1,5
spasi.
d.
Kutipan diketik langsung yang lebih dari 3 baris diketik
1,5 spasi dan kutipan langsung tanda petik ganda (“……….”). kutipan yang
berbahasa asing atau daerah harus disertai terjemahannya dalam bahasa
Indonesia.
e.
Dafta pustaka diketik dengan 1 spasi dan jarak antara dua
buku diketik 1,5 spasi.
f.
Pengetikan karya tulis ilmiah dalam satu kesatuan urutan
dan dirinci, menjadi bab – bab.
g.
Setiap alenia baru diketik menjorok ke dalam dan dimulai
setelah ketukan yang kelima atau keenam dari tepi kiri ( sesuai default
komputer).
h.
Kertas
untuk materi yaitu HVS berat 70 atau 80 gram ukuran kuarto atau A4.
i.
Untuk tabel dan gambar disajikan di kertas untuk materi,
kecuali dalam keadan tertentu dapat menggunakan ketas ukuran berbeda.
j.
Jarak tepi halaman sebagai berikut :
a)
4
cm atau 1,5 inci dai tepi atas
b)
3 cm atu 1 inci dari tepi bawah
c)
4 cm atau 1,5 inci dari tepi kiri
d)
3 cm atau 1 inci dari tepi kanan
3. Penomoran
a)
Penomoran halaman mengunakan angka arab kecil ( 1,2,3,
dst ), diketik pada sisi kanan atas halaman, 2 cm dari tepi atas dan 3 cm dari
tepi kanan.
b)
Penomoran halaman pada bagian awal (sebelum bab I ) mempergunakan
angka romawi (i,ii,iii dan seterunya), diketik pada sisi bawah 2 cm dari tepi
bawah dan tepat ditengah – tengah halaman.
c)
Penomoran halaman pada halaman bagian isi ( mulai bab I
sampai dengan daftar pustaka dan lampiran ) mempergunakan angka arab kecil (
1,2,3, dst).
d)
Penomoran bab mempergunakan angka romawi (I,II,III dan
seterusnya ), diketik secara sistematis
dirangkaikan dengan judul bab di tengah – tengah halaman.
e)
Penomoran
sub bab mempergunakan huruf latin besar ( A,B,C dan seterusnya ) ditengah –
tengah halaman baris pertama atas.
f)
Penomoran
tabel, diagram, bagan, dan peta mempegunakan angka arab kecil, perlu disebutkan
nomor judulnya.
g)
Letak
nomor halaman pada bagian isi bagian akhir karya tulis ilmiah pada sudut kanan +
2 cm di atas baris pertama atas, kecuali pada halaman judul bab nomor halaman
pada tengah bawah. Letak nomor tabel, diagram, dan bagan di depan judul tabel
diagram dan bagan.
4. Daftar
Pustaka
a)
Daftar
Pustaka disusun secara alfabets.
b)
Urutan
penulisan daftar pustaka yaitu nama
penulis titik tahun terbit titik judul buku yang diberi garis bawah atau
dicetak miring titik kemudian kota penerbit titik dua (:) nama penerbit titik.
Sebagai contoh misanya :
Ramian, M. 1983. Morfologi : Suatu Tinjauan Deskriptif.
Yogyakarta
: C.V. Karyono
c)
Apabila
judul buku yang di dalam daftar pustaka merupakan edisi terjemahan setelah buku
disebutkan “ edisi terjemahan oleh ……….” di dalam kurung. Dalam terjemahan
tahun terbit yang dipakai adalah tahun terbit terjemahan. Sebagai contoh
misalnya :
Lyons,
John.1995. Pengantar Teori Linguistik ( Edisi terjemahan oleh I. Soetikno).
Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Tama.
d)
Apabila
buku dalam daftar pustaka sebuah artikel dalam sebuah kumpulan karangan yang
disunting oleh seorang editor, maka judul artikel diapit tanda petik dua ( “
……” ) tanpa garis bawah. Sebagai contoh misalnya :
Hasan
Alwi . 1997. “Peran Media Massa : Peningkatan Mutu Sumber Daya Manusia Melalui
Pembinaan Bahasa” dalam Ragam Bahasa Jurnalistik dan Pengajaran Bahasa
Indonesia. Semarang : Penerbit Citra Almamater.
e)
Apabila
terdapat beberapa buku yang ditulis oleh seorang yang sama, nama penulis yang
pertama tahun kronologis, sederhana, sedangkan dibawah cukup ditulis :
__________. Sebagai contoh misalnya
Sudayanto.
1990. Menguak Fungsi Hakiki Bahasa.
Yogyakarta
: Duta Wacana University Press.
_______________.
1995. Liguistik : Identitasnya, Cara
Penanganan Obyeknya, dan Hasil
Kajiannya.
Yogyakarta
: Duta Wacana University Press
f)
Apabila
terdapat sebuah buku yang ditulis lebih dari satu orang ( 2,3,4,dan seterusnya
) semua penulis harus dicantumkan namanya, dan tidak boleh hanya ditulis
penulis petamanya dibawah dkk. Atau et al. saja sebagai contoh misalnya :
Soepomo
Poejoseodrmono, Koendjana Th, Gloria Soepomo,
Alif,
dan Sukarso. 1997. Tingkat Tutur Bahasa
Jawa.
Jakarta
: Pusat pembinaan dan Pengembangan Bahasa
Tidak
boleh ditulis :
Soepomo
Poejoseodrmono, dkk. 1979 ………
Atau
Soepomo
Poejoseodrmono, et al. 1979 …..
g)
Daftar
pustaka yang boleh dicantumkan hanya sumber referensi yang dikutip langsung
atau tidak langsung yang idenya di muat dalam teks.
h)
Daftar
pustaka yang diambil dari sumber internet perlu dicantumkan penulis, tahun,
judul, kode website dan waktu pengaksesan. Contoh :
Anan
Suhaenah. 2000. Pembelajaran Kreatif.
(www.intertec. Go.Id Diakses tanggal 10 Mei
205).
i)
Selain
ketentuan 1 sampai 7, tiap Program studi dberi keleluasaan untuk mengikuti
kekhasan bidang ilmu masing – masing.
5. Penulisan
Nama.
a.
Gelar akademik dan gelar kebagsawanan tidak tecantum
b.
Semua nama / pengarang
/ penulis buku asing dibalik, maksudnya nama famili didepan diikuti satu
huruf nama panggilan atau nama sendiri.
c.
Penulis dari kalangan Indonesia tidak di balik kecuali
nama yang didahului dengan nama baptis atau nama diri yang disingkat harus
dibalik, misalnya :
·
F.
Soekanto ditulis Soekamto, F.
·
D.
Edi Subroto ditulis Edi Subroto, D.
d.
Nama
penulis buku yang tulisan diacu di dalam bagian isi usulan penelitian dan
bagian isi tesis disebutkan nama penulis, tahun penerbitan, kemudian titik dua
:(:) halaman yang diacu dan ditaruh di dalam tanda kurung ( ) Sebagai contoh
misalnya : Pemilihan tingkat tutur ngoko atau karma didasarkan pada dua dimensi
horizontal dan dimensi vertical.
e.
Nama
penulis buku kurang dari tiga orang dan diacu di dalam bagian isi penelitian
semua ditampilkan. Untuk penulis asing yang dibalik hanya penulis pertama.
f.
Nama
penulis buku yang lebih dari tiga orang dan diacu di dalam bagian isi susulan
penelitian dan bagian isi yang ditulis hanya penulis pertama kemudia koma ( , )
et al./dkk. Sebagai contoh misalnya :
Sehubungan
dengan bentuk leksikalnya dalam Bahasa Jawa
dapat dikenal adanya tingkat tutur ngoko dan tingkat karma ( Soepomo
Poedjosoedarmo, et al, 1979 : 9 )
Atau
Sehubungan
dengan bentuk leksikanya dalam Bahasa Jawa dapat dikenal adanya tingkat ngoko
dan tingkat karma ( Soepomo Poedjosoedarmo, dkk. 1979 : 9 ).
g.
Penulis
yang menulis lebih dari satu buku, ditulis buku yang paling awal, diikuti tahun
berikutnya dengan penulisan seperti pada penulisan petama.
h.
Dalam
tahun yang sama penulis menulis lebih dari satu buku, dalam angka tahunnya yang
dibedakan bersamaan dengan a,b,c, dan seterusnya.
i.
Penulis
yang sama menulis bersamaan dengan penulis lain, penulis pertama lebih dahulu
baru diikuti penulis berikutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar