Senin, 04 Februari 2013

Makalah KTI

MEMBUAT KARYA TULIS ILMIAH
Oleh : Susanto, S.Pd
(Guru MAN Pesanggaran Banyuwangi)


Karya tulis ilmiah merupakan laporan hasil penelitian berupa bukti fisik yang dapat dibaca dan dinilai oleh orang lain. Unsur penilaian karya ilmiah yang paling utama adalah original ide dan keanehan ide serta aplikasi ide penelitian untuk masyarakat apabila berhasil dipecahkan. Namun demikian, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar merupakan hal penting yang harus dipehatikan. Cara penulisan dengan bahasa yang baik dan benar merupakan penilaian pertama yang dilakukan untuk seluruh bagian, mulai judul, permasalah sampai kesimpulannya, sehingga penentuan kelayakan suatu karya ilmiah baik atau kurang baik sangat ditentukan dari bentuk laporannya.
Laporan penelitian atau karya tulis ilmiah dapat disusun berdasarkan hasil – hasil penelitian, observasi, atu diskripsi secara teknis sebagai berikut :

A. <.span>Kulit / Sampul
1.     Judul : Setiap karya ilmiah harus mempunyai judul yang menggambarkan isi tulisan . Judul dibuat spesifik, tidak terlalu panjang, jelas dan menggambarkan isi karya. Diusahakan tidak lebih dari 10 kata ( 90 Huruf ), dengan catatan nama instansi / lembaga dihitung satu kata dan kata sambung, tidak dihitung sebagai kata.
2.     Logo / Lambang Sekolah
3.     Tujuan pembuatan karya tulis ilmiah, untuk tugas, laporan atau mengikuti Lomba karya Ilmiah.
4.     Nama Peneliti / Penulis : untuk penelitian kelompok penulisan nama harus diurutkan dari yang paling banyak kontribusinya dalam penelitian dan penulisan.
5.     Nama sekolah lengkap dengan alamat.
6.     Nama kota dan tahun penyusun.
( Semua bagian di sampul diketik dengan spasi tunggal )

B. Pendahuluan
1.     Halaman Pengesahan
Halaman pengesahan berisi lembaran persetujuan yang menyatakan penelitian sudah berakhir / selesai dan dibuktikan dengan tanda tangan pembimbing dan Kepala Sekolah. Penulisan lembar pengesahan ini ditulis dengan spasi tunggal yang dilengkapi dengan, tanggal, dan tahun pengesahan.
2.     Kata Pengantar
Kata pengantar berfungsi mengantarkan pembaca kepada isi atau uraian – uraian yang terdapat dalam suatu hasil penelitian. Dengan demikian, kata pengantar bukan hanya berisi ucapan terima kasih kepada Tuhan, orang tua, dan pihak – pihak tertentu yang memberikan kontribusi pada pelaksanaan penelitian serta permohonan maaf atas kelemahan – kelemahan karya ilmiah yang ditulis, melainkan pula berisi gambaran umum tentang bahasan penelitian. Bahkan dilengkapi pula uraian yang mendorong dan membangkitkan minat orang lain untuk mebaca karya kita. Kata pengantar ditulis pada halaman tersendiri, artinya tidak bersatu dengan bagian lain. Pada akhirnya kata pengantar, dikanan atas dicantumkan tempat, tanggal, nama penyusun.
Penulisan kata pengantar diketik dengan dua spasi.  
3.     Daftar Isi
Daftar isi berisi petunjuk letak setiap bagian pada halaman yang memuat / menulisnya. Daftar isi berfumgsi sebagai pencatuman urutan isi karya ilmiah yang disusun per bab yang terdapat di dalam karya ilmiah tersebut beserta halamannya secara benar. Penulisan kata halaman pada sudut kanan atas dengan huruf kecil seluruhnya. Hal itu dimaksudkan untuk menjaga akurarsi / ketepatan antara bab dan subbab yang dipaparkan tepat dengan halaman yang ditunjukan.
4.     Daftar Tabel
Daftar tabel berisi petunjuk letak setiap tabel pada halaman mana yang memuat / menulisnya. Penulisannya pada halaman tersendiri dengan spasi tunggal.
5.     Daftar Gambar
Berisi petunjuk letak setiap gambar beserta judulnya yang terdapat / dimuat pada naskah. Penulisanya menunjukan letak dimana gambar yang berbeda. Penulisannya pada halaman tersendiri dengan spasi tunggal.
6.     Daftar Lampiran
Jika karya tulis ilmiah memuat lampiran, harus dibuat daftar jenis dan judul lampiran. Daftar lampiran berisi petunjuk letak setiap lampiran pada halaman berapa dimuat.
7.     Abstrak / Intisari
Abstrak / intisari merupakan uraian singkat keseluruhan isi penelitian. Biasanya ditulis hanya dalam satu halaman dan tidak lebih dari 20 kata serta terdiri dai tiga paragraf. Paragraf pertama berisi masalah / problem penelitian dan tujuan penelitian. Paragraf  kedua berisi subyek penelitian dan ringkasan metologi penelitian, sedangkan paragraf ketiga berisi hasil penelitian dan atau kesimpulan dari penelitian serta implikasinya dalam studi atau kehidupan . Penulisan intisari dilakukan pada bagian akhir pembuat laporan penelitian setelah menyelesaiakan bab pendahuluan sampai bab kesimpulan. Teknik penulisannya pada halaman tersendiri dan pada bagaian bawah judul diberikan identitas / peneliti serta diketik dengan spasi tunggal.

C. Sitematika dan Penulisan Karya Tulis Ilmiah
Bab I Pendahuluan
Pendahuluan berisi bebagai informasi tentang materi keseluruhan yang disusun sistematis dan terarah dengan pola penlaran yang jelas. Macam isi bab pendahuluan adalah sebagai berikut :
1.     Latar Belakang masalah
Latar belakang masalah berisi pengantar yang memaparkan pertimbangan – pertimbangan atau pemikiran mengenai pentingnya suatu masalah untuk dipecahkan dalam penelitian ini. Pertimbangan atau pemikiran yang dimunculkan dapat pula berupa observasi, pengalaman – pengalaman penulis atau orang lain, atau hasil penelitian orang lain yang mendahuluinya.
Latar belakang masalah perlu dituliskan untuk memperjelas alasan pemilihan masalah serta hubungan antara masalah ilmiah yang akan diteliti dan masalah pembangunan nasional.
2.     Perumusan Masalah
Perumusan masalah berisi masalah – masalah yang benar – benr teridentifikasi dan memenuhi syarat sebagai suatu syarat sebagai masalah penelitian. Masalah penelitian dirumuskan atau ditulis dalam kalimat tanya yang jelas, lugas dalam bahasa ilmiah dengan spasi rangkap / 2 spasi dengan menunjukan variabel penelitian. Vaiabel – variabel yang dimunculkan dalam rumusan masalah harus yang dapat terukur dengan data – data dari proses penelitian, baik secara kuantitatif atau kualitatif sehingga nantinya dapat menghasilkan kesimpulan yang lebih jelas.
Perumusan masalah perlu dimunculkan agar dapat diketahui apakah masalah yang akan diteliti disusun dalam bahasa ilmiah yang sesuai dengan permasalahan dan bidang ilmu pengetahuan.
Untuk dapat merumuskan masalah dengan tepat dan akurat dipelukan observasi atau penelitian pendahuluan terlebih dahulu.
3.     Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian berisi rincian tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian. Penulisan tujuan harus secara rinci sesuai dengan jumlah butir – butir masalah yang dirumuskan di bagian perumusan masalah. Kalimat yang digunakan adalah kalimat positif dan ditulis dengan spasi ganda.
4.     Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian berisi gambaran fungsi yang dapat diambil, baik bagi peneliti maupun masyarakat apabila penelitian itu behasil menemukan / memecahkan seperti yang diharapkan.
5.     Hipotesis
Hipotesis ( bila ada ) berisi jawaban tentatif terhadap masalah penelitian berdasarkan logika yang kemudian akan dibuktikan kebenarannya dengan pelaksanaan penelitian di lapangan.
Penulisan hipotesis penelitian harus secara terinci sesuai dengan jumlah butir – butir masalah yang dirumuskan di bagian perumusan masalah. Kalimat yang digunakan adalah kalimat positif dan ditulis dengan spasi ganda / 2 spasi.

Bab II Tinjauan Pustaka
Tinjauan Pustaka atau Landasan Teori merupakan ungkapan teori – teori yang dipilih untuk memberikan landasan yang kuat tehadap pemasalahan penelitian / karya ilmiah dan mempunyai relevansi yang erat dengan alternatif penyelesaian masalah yang dipilih. Landasan teori dapat berisi halaman – halaman berikut.
1.    Teori berhubungan dengan masalah – masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian.
2.    Rujukan dari hasil penlitan sejenis yang telah dilakukan oleh peneliti yang terdahulu.
3.    Rujukan – rujukan yang berkaitan dengan bahan dan metode penelitian.
Tinjauan pustaka yang baik hanya merujuk bahan – bahan kepustakaan yang ada hubungan secara langsung dengan masalah dan metode penelitian. Cara penulisan harus dapat menampilkan kesan secara menyeluruh dalam bentuk kerangka yang saling berhubungan. Teori – teori yang diungkapkan disusun secara sistematis dengan teknik penulisan yang benar. Menurut Djuhaire (2001) pengutipan teori dari buku dapat menggunakan teknik kutipan yang lebih 5 baris. Teknik kutipan yang kurang dari 5 baris adalah sebagai berikut :
1.    Pada setiap akhir kutipan, yang nama pengarangnya tidak disebutkan terlebih dahulu disertakan sumber kutipannya berupa nama akhir pengarngnya (jika ada), tahun penerbitan buku, halaman yang dikutip, dengan diberi tanda kurung.
2.    Pada setiap akhir kutipan yang nama pengarangnya disebut terlebih dahulu, maka penulisan nama sumber kutipan pengarang sebelumnya ditulis terlebih dahulu kemudian diikuti sumber kutipan berikutya.
3.    Jika bagian yang dikutip itu merupakan hasil pengutipan dari buku lain, maka nama sumber kutipan pengarng sebelumnya ditulis terlebih dahulu kemudian diikuti sumber kutipan berikutnya.
4.    Apabila suatu kutipan menghilangkan kata – kata kalimat tertentu maka bagian yang dihilangkan itu ditndai dengan titik tiga.
5.    Jika sebuah kutipan yang ditulis oleh tiga orang atau lebih ditandai dengan et.Al untuk pengarang lain.
6.    Jika sebuah kutipan kurang lima baris ditandai dengan kutipan rangkap pada awal dan akhir kutipan dan titik dua spasi bersatu dengan karangan.
7.    Jika kutipan berjumlah 5 baris atau lebih maka penulisannya tidak perlu menggunakan tanda petik rangkap dan kutipan diketik satu spasi, dimulai dari kutipan kelima dari baris margin kiri lurus kebawah tanpa penjorokan atau penonjolan.

Bab III Metodologi
Metodologi penelitian berisi halaman – halaman berikut.
1.    Tempat dan waktu penelitian, bagian yang menjelaskan dimana saja lokasi penelitian dilaksanakan dan jadwal waktu penelitian seberapa panjang.
2.    Populasi dan sampel, bagian ini memberikan gambaran keleluasan populasi / semesta yang seharusnya akan dijadikan obyek penelitian secara keseluruhan. Sampel penelitian berupa sebagian dari populasi penelitian yang akan dikenai perlakuan atau akan diambil datanya. Pengambilan sampel dari populasi harus dilakukan dengan cara teknik sampling yang benar agar data yang nantinya diperoleh menjadi sahih. Bila perlu dicantumkan alasan – alasan mengapa mengunakan teknik sampling tertentu untuk mengambil sampel dari populasi.
3.    Variebel, bagian ini memberikan gambaran yang jelas dan tegas mengenai peubah dalam penelitian yang terdiri dari  variabel / peubah bebas ( perlakuan), variabel tergayut ( peubah akibat perlakuan) dan varibel kontrol (pembanding dengan yang diperlakukan ), serta variabel pengganggu pengendali.
4.    Alat – alat dan Bahan – bahan Penelitian, bagian ini memberikan diskripsi seluruh alat – alat yang digunakan dalam penelitian termasuk didalamnya spesifikasi masing – masing alat ( misalnya kepekaan alat ukur terndahnya ). Untuk bahan – bahan yang digunakan dalam penelitian disebutkan satu persatu mengenai jumlah / volume dan syarat – syarat yang diperlukan untuk dapat dijadikan   sampel serta dari mana dapat diperolehnya.
5.    Cara kerja penelitian. Bagian ini mendiskripsikan secara lengkap dan terinci setiap macam kegiatan dan setiap langkah kegiatan yang dilakukan peneliti dan seluruh rangkaian penelitian dai awal hingga akhir penelitan.
6.    Rancanagan  Tabulasi Data. Bagian ini berisi rancangan bentuk tabulasi data yang akan diperoleh selama dalam penelitan sehingga diharapkan setelah diperoleh data akan lebih mudah untuk melakukan teknik analisis data, baik secara diskriptif maupun secara statistik.

Bab IV Data dan Pembahasan
      Pada bagian ini berisi data hasil penelitian yang dipaparkan dalam bentuk tabel. Pada setiap tabel diikuti analisis data. Analisis data dapat menggunakan analisis statistik atau analisis diskriptif.
      Pembahahasan data mengungkapkan berbagai penyelesaian masalah yang ditetapkan sebelumnya. Ungkapan penyelesaian masalah dapat melalui analisis data yang ditunjukan untuk mengarahkan pada kesimpulan yang akan diperoleh sebagai jawaban suatu masalah penelitian bagian ini mempunyai porsi paling banyak dalam suatu karya ilmiah karena merupakan tubuh suatu karya ilmiah.
      Pembahasan adalah bab yang paling sulit disusun karena sebelumnya kita harus mendapatkan informasi mengenai semua data hasil penelitan terdahulu bila ada sebagai suatu bahan perbandingan. Pembahasan yang baik, karya akan perbandingan ( persamaan dan perbedan ) antara penelitian yang bersangkutan dengan penelitian – penelitian terdahulu yang topiknya relevan. Pembahasan pada dasarnya adalah pengantar yang diperluas secara lebih mendetail dan komplek berdasarkan hasil analisis dan penelitian.
      Menurut Rodestam & Newton dalam Indriati (2001), elemen – elemen yang biasanya dimuat dalam pembahasan sebagai berikut :
1.    Tinjauan tentang penemuan – penemuan penting dalam penelitian;
2.    Pertimbangan tentang penemuan – penemuan dalam kaitannya dengan peneliti terdahulu yang relevan;
3.    Implikasi penemuan terhadap teori yang ada pada saat ini;
4.    Pemeriksaaan yang hati – hati terhadap hasil yang tidak mendukung atau hanya sebagian mendukung hipotesis;
5.    Keterbatasan – keterbatan studi yang mungkin berakibat pada kesimpulan dan generaliasi studi;
6.    Rekomendasi untuk peneliti selanjutnya;
7.     Implikasi studi untuk praktek atau studi terapan ( operasional ).
Beberapa halaman yang perlu diperhatikan dalam penulisan pembahasan adalah sebagai berikut :
1.    Analisis data harus dipaparkan terlebih dahulu sebelum pembahasan dituliskan.
2.    Jagan mengulang atau merumuskan kembali halaman – halaman yang telah dikemukakan. Diskusikan hasil penelitian, jangan hanya melaporkannya. Fokuskan diri untuk menerangkan bagaiamana penemuan – penemuan studi dalam penelitian dapat digunakan untuk melakukan interprestasi ke konsep dan teori yang lebih luas, melalui variabel – varibel yang spesifik.
3.    Bila terdapat kekurangan – kekurangan pada cara pengumpulan data, akui sebagai keterbatasan, dan tidak perlu membela diri dengan nada minta maaf. Keterbatasan ini perlu diungkapkan apabila mempengruhi kesimpulan studi.
4.    Rekombinasi untuk penelitian lebih lanjut harus singkat. Dan jangan merekombinasikan penelitian lebih lanjut bila halaman ini dapat anda jawab sendiri dalam studi anda.
5.    Pembahasan adalah bagian tulisan yang mengutamakan an kebenarannya dg nlitian berdasarkan logka yg  serta diketik dg luan sampai bab kesimpulan. teknik kreativitas berfikir, kemampuan berfikir secara logis dan terfokus, serta pengembangan interprestasi. Hindari halaman – halaman yang terlalu mendetail dan berfikirlah ke kerangka yang lebih luas dalam menginteprestasikan hasil studi, dalam konteks teori yang ada sekarang.
6.    Teruskan mencari dan membaca literatur terbaru yang relevan untuk dibahas dalam pembahasan.
Pembahasan yang baik, terbuka terhadap kekurangan – kekurangan teori yang bertentangan dan membahas faktor – faktor yang menyebabkan terjadinya perbedaan. Kegagalan pembahasan yang paling sering terjadi adalah ketidakmampuan menginterograsikan hasil penelitian yang mendahului yang mempelajari gejala – gejala / fenomena – fenomena yang sama. Pembahasan yang baik menginteprestasikan setiap hasil penelitian  pada konteks teoritis yang digunakan dalam tinjaun pustaka.

Bab V Kesimpulan dan Saran
        Kesimpulan suatu karya ilmiah yang diringkas dan bermakna harus dirumuskan berdasakan hasil penelitian yang terpenting sehingga menggambarkan hasil penelitian yang final dan utuh. Kesimpulan berfungsi untuk menjawab rumusan pemasalahan atau berupa hasil pengujian hipotesis yang dipaparkan dalam bab pendahuluan. Kesimpulan akan dapat digunakan sebagai acuan apakah penelitian berakhir ataukah karena kesimpulan dari hasil penelitian tidak memberikan jawaban sesuai rumusan pemasalahan atau  pengujian hipotesis kerja ditolak memberi kemungkinan munculnya hipotesis baru untuk penelitian perbaikan atau penelitian baru.
        Teknis penulisan kesimpulan harus singkat, padat, dan jelas dengan berorentasikan pada hasil penelitian. Jumlah butir atau poin yang dijadikan kesimpulan harus sesuai dengan jumlah poin yang dimunculkan dalam  rumusan pemasalahan atau hipotesis.
        Kesimpulan  biasanya juga disertai dengan saran – saran akan penelitian dalam tulisan tersebut.

Daftar Pustaka
Daftar Pustaka berisi macam – macam buku yang memuat teori – teori yang digunakan sebagai dasar untuk merumuskan masalah, tinjauan pustaka serta metodologi serta pembahasan.

D. Bahasa dan TataCara Penulisan Karya Tulis Ilmiah
           Pembicaraan mengenai Bahasa Dan Tata Cara Penulisan meliputi : (1) bahasa, (2) pengetikan, (3) penomoran, (4) daftar pustaka dan (5) penulisan nama.
1.  Bahasa
a.     Bahasa yang digunakan
Bahasa yang dipergunakan yaitu bahasa Indonesia yang baik dan benar atau Indonesia baku. Kalimat – kalimat harus memiliki subyek predikat, agar lebih sempurna ditambah dengan obyek maupun keterangan. Penggunaan bahasa yang dimaksud yaitu Bahasa Indonesia yang lazim dipergunakan dalam khazanah ilmiah.
b.     Bentuk kalimat
Kalimat tidak menampilkan orang pertama dan orang kedua (saya, aku, kami, kita engkau, kamu dan sebagainya ), tetapi dibentuk menjadi kalimat pasif. Pada penyajian kata pengantar, aku, saya diganti dengan penulis.

c.      Istilah
Istilah yang dipergunakan ialah istilah Indonesia atau istilah yang sudah di Indonesiakan. Apabila terpaksa harus menggunakan istilah asing atau daerah, penulisanya dibedakan dengan digaris bawahi atau dimiringkan.
d.     Ketidaktepatan yang sering terjadi
a)     Kata penghubung seperti sehingga dan sedangkan, seyogyanya tidak dipergunakan untuk memulai suatu kalimat.
b)     Kata depan, misalnya pada, sering digunakan tidak pada tempatnya, misal diletakan didepan subyek.
c)      Kata di mana sering kurang tepat penggunanya yang diperlukan sperti “where” dan “of” dalam bahasa Inggris. Dalam Bahasa Indonesia penggunaan bentuk yang demikian perlu dihindari.
d)     Awalan di – dan ke – perlu dibedakan dengan kata depan di dan ke. Awalan di – dan ke – dirangkaikan dengan bentuk kata dasar, sedangkan kata depan di dan ke tidak dirangkaikan dengan kata yang mengikutinya.
e)     Tanda baca harus dipegunakan dengan tepat seperti titik (.), titik dua (:), titik koma (;), tanda petik (‘…..’), dan kurung ( ).

2.  Pengetikan
a.     Karya tulis ilmiah diketik dengan huruf pika atau standar atau dengan huruf Times New Romans ukuran font 12 dengan jarak spasi 2 spasi, kecuali untuk abstrak, catatan kaki, kutipan langsung dari teks, dan daftar pustaka.
b.     Abstrak diketik 1 spasi sebanyak – banyaknya 2 halaman.
c.      Catatan kaki untuk tambahan penjelasan ( bukan untuk kutipan ) diketik dengan jarak 1 spasi, jarak antara 2 catatatan kaki 1,5 spasi.
d.     Kutipan diketik langsung yang lebih dari 3 baris diketik 1,5 spasi dan kutipan langsung tanda petik ganda (“……….”). kutipan yang berbahasa asing atau daerah harus disertai terjemahannya dalam bahasa Indonesia.
e.     Dafta pustaka diketik dengan 1 spasi dan jarak antara dua buku diketik 1,5 spasi.
f.      Pengetikan karya tulis ilmiah dalam satu kesatuan urutan dan dirinci, menjadi bab – bab.
g.     Setiap alenia baru diketik menjorok ke dalam dan dimulai setelah ketukan yang kelima atau keenam dari tepi kiri ( sesuai default komputer).
h.     Kertas untuk materi yaitu HVS berat 70 atau 80 gram ukuran kuarto atau A4.
i.       Untuk tabel dan gambar disajikan di kertas untuk materi, kecuali dalam keadan tertentu dapat menggunakan ketas ukuran berbeda.
j.      Jarak tepi halaman sebagai berikut :
a)     4 cm atau 1,5 inci dai tepi atas
b)     3 cm atu 1 inci dari tepi bawah
c)      4 cm atau 1,5 inci dari tepi kiri
d)     3 cm atau 1 inci dari tepi kanan

3.  Penomoran
a)     Penomoran halaman mengunakan angka arab kecil ( 1,2,3, dst ), diketik pada sisi kanan atas halaman, 2 cm dari tepi atas dan 3 cm dari tepi kanan.
b)     Penomoran halaman pada bagian awal (sebelum bab I ) mempergunakan angka romawi (i,ii,iii dan seterunya), diketik pada sisi bawah 2 cm dari tepi bawah dan tepat ditengah – tengah halaman.
c)     Penomoran halaman pada halaman bagian isi ( mulai bab I sampai dengan daftar pustaka dan lampiran ) mempergunakan angka arab kecil ( 1,2,3, dst).
d)     Penomoran bab mempergunakan angka romawi (I,II,III dan seterusnya  ), diketik secara sistematis dirangkaikan dengan judul bab di tengah – tengah halaman.
e)     Penomoran sub bab mempergunakan huruf latin besar ( A,B,C dan seterusnya ) ditengah – tengah halaman baris pertama atas.
f)      Penomoran tabel, diagram, bagan, dan peta mempegunakan angka arab kecil, perlu disebutkan nomor judulnya.
g)     Letak nomor halaman pada bagian isi bagian akhir karya tulis ilmiah pada sudut kanan + 2 cm di atas baris pertama atas, kecuali pada halaman judul bab nomor halaman pada tengah bawah. Letak nomor tabel, diagram, dan bagan di depan judul tabel diagram dan bagan.

4.  Daftar Pustaka
a)     Daftar Pustaka disusun secara alfabets.
b)     Urutan penulisan  daftar pustaka yaitu nama penulis titik tahun terbit titik judul buku yang diberi garis bawah atau dicetak miring titik kemudian kota penerbit titik dua (:) nama penerbit titik. Sebagai contoh misanya :
Ramian, M. 1983. Morfologi : Suatu Tinjauan Deskriptif.
Yogyakarta : C.V. Karyono
c)     Apabila judul buku yang di dalam daftar pustaka merupakan edisi terjemahan setelah buku disebutkan “ edisi terjemahan oleh ……….” di dalam kurung. Dalam terjemahan tahun terbit yang dipakai adalah tahun terbit terjemahan. Sebagai contoh misalnya :
Lyons, John.1995. Pengantar Teori Linguistik ( Edisi terjemahan oleh I. Soetikno). Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Tama.
d)     Apabila buku dalam daftar pustaka sebuah artikel dalam sebuah kumpulan karangan yang disunting oleh seorang editor, maka judul artikel diapit tanda petik dua ( “ ……” ) tanpa garis bawah. Sebagai contoh misalnya :
Hasan Alwi . 1997. “Peran Media Massa : Peningkatan Mutu Sumber Daya Manusia Melalui Pembinaan Bahasa” dalam Ragam Bahasa Jurnalistik dan Pengajaran Bahasa Indonesia. Semarang : Penerbit Citra Almamater.
e)     Apabila terdapat beberapa buku yang ditulis oleh seorang yang sama, nama penulis yang pertama tahun kronologis, sederhana, sedangkan dibawah cukup ditulis : __________. Sebagai contoh misalnya
Sudayanto. 1990. Menguak Fungsi Hakiki Bahasa.
Yogyakarta : Duta Wacana University Press.
_______________. 1995. Liguistik : Identitasnya, Cara
Penanganan Obyeknya, dan Hasil Kajiannya.
Yogyakarta : Duta Wacana University Press
f)      Apabila terdapat sebuah buku yang ditulis lebih dari satu orang ( 2,3,4,dan seterusnya ) semua penulis harus dicantumkan namanya, dan tidak boleh hanya ditulis penulis petamanya dibawah dkk. Atau et al. saja sebagai contoh misalnya :
Soepomo Poejoseodrmono, Koendjana Th, Gloria Soepomo,
Alif, dan Sukarso. 1997. Tingkat Tutur Bahasa Jawa.
Jakarta : Pusat pembinaan dan Pengembangan Bahasa
Tidak boleh ditulis :
Soepomo Poejoseodrmono, dkk. 1979 ………
Atau
Soepomo Poejoseodrmono, et al. 1979 …..
g)     Daftar pustaka yang boleh dicantumkan hanya sumber referensi yang dikutip langsung atau tidak langsung yang idenya di muat dalam teks.
h)     Daftar pustaka yang diambil dari sumber internet perlu dicantumkan penulis, tahun, judul, kode website dan waktu pengaksesan. Contoh :
Anan Suhaenah. 2000. Pembelajaran Kreatif.
(www.intertec. Go.Id Diakses tanggal 10 Mei 205).
i)      Selain ketentuan 1 sampai 7, tiap Program studi dberi keleluasaan untuk mengikuti kekhasan bidang ilmu masing – masing.

5.  Penulisan Nama.
a.    Gelar akademik dan gelar kebagsawanan tidak tecantum
b.    Semua nama / pengarang  / penulis buku asing dibalik, maksudnya nama famili didepan diikuti satu huruf  nama panggilan atau nama sendiri.
c.    Penulis dari kalangan Indonesia tidak di balik kecuali nama yang didahului dengan nama baptis atau nama diri yang disingkat harus dibalik, misalnya :
·         F. Soekanto ditulis Soekamto, F.
·         D. Edi Subroto ditulis Edi Subroto, D.
d.    Nama penulis buku yang tulisan diacu di dalam bagian isi usulan penelitian dan bagian isi tesis disebutkan nama penulis, tahun penerbitan, kemudian titik dua :(:) halaman yang diacu dan ditaruh di dalam tanda kurung ( ) Sebagai contoh misalnya : Pemilihan tingkat tutur ngoko atau karma didasarkan pada dua dimensi horizontal dan dimensi vertical.
e.    Nama penulis buku kurang dari tiga orang dan diacu di dalam bagian isi penelitian semua ditampilkan. Untuk penulis asing yang dibalik hanya penulis pertama.
f.     Nama penulis buku yang lebih dari tiga orang dan diacu di dalam bagian isi susulan penelitian dan bagian isi yang ditulis hanya penulis pertama kemudia koma ( , ) et al./dkk. Sebagai contoh misalnya :
Sehubungan dengan bentuk leksikalnya dalam Bahasa Jawa  dapat dikenal adanya tingkat tutur ngoko dan tingkat karma ( Soepomo Poedjosoedarmo, et al, 1979 : 9 )
Atau
Sehubungan dengan bentuk leksikanya dalam Bahasa Jawa dapat dikenal adanya tingkat ngoko dan tingkat karma ( Soepomo Poedjosoedarmo, dkk. 1979 : 9 ).
g.    Penulis yang menulis lebih dari satu buku, ditulis buku yang paling awal, diikuti tahun berikutnya dengan penulisan seperti pada penulisan petama.
h.    Dalam tahun yang sama penulis menulis lebih dari satu buku, dalam angka tahunnya yang dibedakan bersamaan dengan a,b,c, dan seterusnya.
i.     Penulis yang sama menulis bersamaan dengan penulis lain, penulis pertama lebih dahulu baru diikuti penulis berikutnya.

Tidak ada komentar: