Rabu, 27 Februari 2013

Linus Carl Pauling : Peraih Nobel Kimia 1954


Linus Carl Pauling adalah kimiawan terkenal abad ke-20. Dia juga merupakan satu-satunya penerima dua Hadiah Nobel yang dianugerahkan hanya kepada seorang individu, walau untuk dua kategori yang berbeda: Nobel Kimia pada tahun 1954 dan Nobel Perdamaian pada tahun 1962. Dalam masa hidupnya selama 93 tahun (lahir tahun 1991 dan meninggal tahun 1994), Linus Pauling berhasil menobatkan dirinya menjadi salah
satu ilmuwan terkemuka dunia dengan berbagai hasil penelitiannya yang merambah ke banyak bidang. Ini disebabkan karena Dr. Pauling tidak sungkan-sungkan mendalami berbagai disiplin ilmu: dari kimia ke fisika dan matematika, ke biologi dan kedokteran serta kesehatan. Bahkan, dia lebih senang disebut sebagai seorang ‘ilmuwan’ ketimbang seorang ‘kimiawan’. Karyanya di bidang kimia yang sangat dikagumi adalah hasil penelitiannya tentang sifat-sifat ikatan kimia yang tertuang dalam bukunya yang terkenal "The Nature of the Chemical Bond and the Structure of Molecules and Crystals: An Introduction to Modern Structural Chemistry". Buku yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1939 ini menjelaskan secara rinci bagaimana sifat-sifat ikatan kimia menentukan struktur suatu molekul dan bagaimana struktur molekul ini menentukan kualitas molekul tersebut. Hal yang menarik dari hasil risetnya ini adalah penjelasan Pauling mengenai fenomena ikatan kimia (covalent atau ionic) dengan menggunakan Mekanika Quantum, suatu teori fisika yang turut dipelajarinya ketika teori ini baru lahir dan berkembang di awal abad ke-20. Dr. Pauling menemukan bahwa dalam banyak kasus, tipe ikatan kimia-kovalen atau ion-dapat ditentukan dari properti magnetik zat atau bahan itu sendiri. Dia juga membuat skala elektonegativitas unsur-unsur yang memiliki karakter kedua jenis ikatan ini (ikatan kovalen dan ikatan ion); lebih kecil perbedaan elektonegativitas antara dua atom, lebih besar ikatan kimia antar keduanya memiliki ikatan kovalen murni. Untuk menjelaskan ikatan kovalen ini, Pauling menawarkan dua konsep baru yang dipinjam dari Mekanika Kuantum: ikatan-orbital hibridizasi dan ikatan resonansi. Hibridizasi merupakan fenomena penyusunan kembali elektron-elektron suatu atom dimana elektron-elektron tersebut mengambil posisi yang lebih memudahkan untuknya mengikat dengan atom yang lain. Sedangkan resonansi adalah fenomena dimana elektron-elektron suatu atom melompat dengan sangat cepat antara dua posisi (atau lebih dari dua posisi) di suatu jaringan ikatan. Resonansi merupakan suatu penjelasan penting atas struktur geometri suatu zat dan stabilitas zat tersebut.
Temuan pentingnya yang lain di bidang kimia adalah struktur protein alpha-helix. Dr. Pauling menemukan struktur ini kala dia sedang terbaring sakit karena terjangkit flu di Oxford, Inggris. Saat itu dia sedang menjadi profesor tamu di Balliol College. Setelah bosan membaca novel-novel detektif, tetapi karena masih harus beristirahat di tempat tidur atas perintah dokter, dia lantas mulai memikirkan struktur protein. Pauling mensketsa rangkaian polypeptide di atas sehelai kertas, kemudian melipatnya sepanjang garis-garis parallel dan kemudian berhasil mengkoseptualisasi dua struktur, apha-helix dan beta sheet. Walau begitu, temuannya ini tidak dipublikasikan sampai tiga tahun kemudian (di tahun 1951) untuk meyakinkan dirinya bahwa model yang ditemukannya adalah benar.
Selain sebagai seorang ilmuwan, Linus Pauling juga sangat aktif bergerak di bidang kemanusiaan. Setelah Perang Dunia (PD) II selesai, Pauling bersama ilmuwan ternama lainnya, Albert Einstein, yang mengepalai Komite Darurat Para Ilmuwan Atom (Emergency Committee of Atomic Scientist) kerap menyerukan untuk memberhentikan tes bom nuklir di atas permukaan bumi. Menggunakan data-data sains dan statistik, Pauling mengemukakan bahwa radiasi elektromagnetik hasil ledakan bom ini membahayakan kesehatan banyak orang. Penyakit-penyakit seperti kanker dan kelainan genetik dapat disebabkan oleh radiasi ini. Dia berhasil mengumpulkan 9000 tanda tangan dari ilmuwan berbagai negara untuk sebuah petisi yang berkenaan dengan hal ini dan menyerahkannnya ke Sekjen PBB pada tahun 1958. Usahanya lantas membuahkan hasil ketika kesepakatan pengurangan pengembangan senjata nuklir dikeluarkan dan Institusi Nobel menganugerahkannya Hadiah Nobel Perdamaian.

Tidak ada komentar: