Senin, 04 Februari 2013

KTI KIMIA



PEMANFAATAN LIMBAH KULIT NANAS (Ananas Comosus L. Merr) SEBAGAI BAHAN BAKU ALTERNATIF PEMBUATAN CUKA”.
Oleh : Susanto, S.Pd
(Guru Kimia MAN Pesanggaran Banyuwangi)

BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang beriklim tropis, sehingga banyak ditumbuhi tanaman-tanaman yang bermanfaat. Namun, tanaman-tanaman yang bermanfaat itu oleh masyarakat belum dioptimalkan untuk mermenuhi kebutuhan hidup. Masyarakat sekarang cenderung mengkonsumsi bahan-bahan yang lebih instant dan praktis, akan tetapi tanpa disadari bahan-bahan tersebut menggunakan zat kimia yang jika dikonsumsi berlebihan akan berbahaya bagi kesehatan tubuh.
Sebagaimana kita ketahui, di negara Indonesia banyak ditumbuhi pohon nanas yang tersebar di berbagai pulau. Bahkan hampir seluruh wilayah Indonesia terdapat pohon nanas. Dari bagian pohon nanas yang sering dikonsumsi adalah bagian buahnya, namun itupun tidak dimanfaatkan secara optimal. Masyarakat hanya mengkonsumsi bagian daging buahnya, sedangkan untuk kulitnya oleh masyarakat dibuang begitu saja. Sehingga dapat dikategorikan sebagai limbah.
Berdasarkan kandungan nutriennya, ternyata kulit buah nanas mengandung karbohidrat dan gula yang cukup tinggi. Menurut Wijana, dkk (1991) kulit nanas mengandung 81,72 % air; 20,87 % serat kasar; 17,53 % karbohidrat; 4,41 % protein dan 13,65 % gula reduksi. Mengingat kandungan karbohidrat dan gula yang cukup tinggi tersebut maka kulit nanas memungkinkan untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan bahan kimia, salah satunya etanol melalui proses fermentasi (en.wikipedia.org/wiki/Ananas diakses:17/03/2010).
Dari uraian di atas, kami bermaksud untuk memanfaatkan kulit nanas yang terbuang sia-sia. Hal inilah yang melatar belakangi kami untuk menyusun karya tulis ilmiah yang berjudul  Pemanfaatan Limbah Kulit Nanas (Ananas Comosus L. Merr) Sebagai Bahan Baku Alternatif Pembuatan Cuka”.

1
 
B.Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah :
  1. Apakah limbah kulit nanas dapat dijadikan sebagai cuka?
  2. Bagaimana perbedaan kadar cuka yang dihasilkan dari limbah kulit nanas antara yang diberi ragi dan yang tidak diberi ragi dalam proses pembuatannya?
  3. Adakah perbedaan yang nyata ( signifikan ) antara kadar asam cuka pada ekstrak kulit nanas yang diberi ragi dan tidak diberi ragi?

C. Tujuan Penelitian
            Adapun tujuan dari penelitian ini antara lain :
  1. Untuk mengetahui apakah limbah kulit nanas dapat dijadikan sebagai bahan baku alternatif pembuatan cuka.
  2. Untuk mengetahui perbedaan kadar cuka dari limbah kulit nanas.
  3. Untuk mengetahui adakah perbedaan yang nyata ( signifikan ) antara kadar asam cuka pada ekstrak kulit nanas yang diberi ragi dan tidak diberi ragi.

D. Hipotesis
Bersumber dari alasan-alasan sementara yang kami peroleh dan didukung oleh literatur yang kami dapatkan maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
1.      Limbah kulit nanas dapat dijadikan sebagai bahan baku alternatif pembuatan cuka.
2.      Terdapat perbedaan kadar cuka yang dihasilkan dari limbah kulit nanas. antara cuka kulit nanas yang tidak diberi ragi dengan yang diberi ragi.
3.      Adanya perbedaan yang nyata ( signifikan ) antara kadar asam cuka pada ekstrak kulit nanas yang diberi ragi dan tidak diberi ragi.

E. Manfaat Penelitian
            Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain :
1.      Agar masyarakat mengetahui bahwa limbah kulit nanas dapat dijadikan sebagai bahan baku alternatif pembuatan cuka.
2.      Menginformasikan kepada masyarakat kadar cuka yang dihasilkan dari  limbah kulit nanas.


























BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Nanas
ananas-31. Klasifikasi Tumbuhan Nanas
Kingdom         : Plantae
Subkingdom    : Tracheobionta
Superdivisio    : Spermatophyta
Divisio             : Magnoliophyta
Kelas               : Liliopsida
Sub-kelas         : Commelinidae
Ordo                : Bromeliales
Familia            : Bromeliaceae
Attayaya.blogspot.com

 
Genus              : Ananas
Spesies            : Ananas Comosus L. Merr

2.  Profil Nanas (Ananas Comosus L. Merr)
a.  Mengenal Tumbuhan Nanas
                               Tumbuhan nanas termasuk kekayaan alam Indonesia. Hampir seluruh wilayah Indonesia terdapat tumbuhan nanas. Biasanya tumbuhan tersebut ditanam di tempat yang cukup mendapat sinar matahari pada ketinggian 1-1300 m dpl. Nanas merupakan tanaman buah yang selalu tersedia sepanjang tahun. Herba tahunan atau dua tahunan, tinggi 50-150 cm, tapi seiring dengan bertambahnya umur semakin bertambah pula ketinggiannya (id.wikipedia.org/wiki/Nanas diakses:17/02/2010).
4
 
Selain ciri-ciri tersebut, terdapat ciri yang lain, yaitu terdapat tunas merayap pada bagian pangkalnya, daun berkumpul dalam roset akar dan pada bagian pangkalnya melebar menjadi pelepah. Helai daun bentuk pedang, tebal, liat, panjang 80-120 cm, lebar 2-6 cm, ujung lancip menyerupai duri, tepi berduri tempel yang membengkok keatas, sisi bawah bersisik putih, berwarna hijau atau hijau kemerahan. Bunga majemuk tersusun dalam bulir yang sangat rapat, letaknya terminal dan bertangkai panjang. Buahnya buni majemuk, bulat panjang, berdaging, berwarna hijau, jika masak warnanya menjadi kuning. Jika sudah berumur + 1 tahun, tunbuhan nanas akan menghasilkan 1 buah dalam 1 jenjang. Waktu yang diperlukan mulai berbunga sampai menjadi buah selama 1 tahun (id.wikipedia.org/wiki/Nanas diakses:17/02/2010).

b.  Komponen Kulit Nanas
Berdasarkan kandungan nutriennya, ternyata kulit buah nanas mengandung karbohidrat dan gula yang cukup tinggi. Menurut Wijana, dkk (1991) kulit nanas mengandung 81,72 % air; 20,87 % serat kasar; 17,53 % karbohidrat; 4,41 % protein dan 13,65 % gula reduksi. Mengingat kandungan karbohidrat dan gula yang cukup tinggi tersebut maka kulit nanas memungkinkan untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan bahan kimia, salah satunya etanol melalui proses fermentasi(en.wikipedia.org/wiki/Ananas diakses:17/03/2010).

c.  Komponen Buah Nanas
Disamping karakteristik cita rasa yang khas, nanas merupakan makanan yang mengandung beragam vitamin. Diantaranya vitamin A, B, B1, C yang tinggi, kalsium, magnesium, natrium, kalium, fosfor, dektrosa, sukrosa, asam cholorogen, zat valin dan leucine, cystine dan bromelain yang biasanya digunakan untuk melembutkan daging, juga berkasiat untuk antiradang, membantu pencernaan di lambung, menghambat pertumbuhan sel kanker dan mencegah penggumpalan darah. Selain itu nanas mengandung asid sitrik yang berkesan untuk menghilangkan lemak dan menguruskan badan (www.kabarinews.com/article diakses:17/02/2010).





d.  Kegunaan Nanas
Nanas mempunyai berbagai macam manfaat sebagai penyembuh dan pembersih tubuh serta bermacam-macam manfaat lainnya. Nanas dapat menjadi salah satu menu buah Anda di saat diet karena rasa dan aromanya yang khas. Berbagai macam kegunaan nanas antara lain adalah:
  • Nanas membantu pencernaan protein dan mempercepat proses penyembuhan
Buah nanas kaya akan enzim bromelain yang berguna untuk melegakan tenggorokan dan membantu pencernaan. Enzim bromelain mencerna protein di dalam makanan dan menyiapkannya agar mudah untuk diserap oleh tubuh. Nanas juga dapat digunakan untuk mengempukkan daging. Selain kegunaan di atas, nanas mengandung citric dan malic acid yang memberi rasa manis dan asam pada buahnya. Asam ini membuat nanas menjadi bahan makanan yang digunakan secara luas untuk membuat masakan asam manis.Bromelain membantu proses penyembuhan luka dan mengurangi pembengkakan atau peradangan di dalam tubuh. Nanas adalah pilihan yang baik untuk pasien sebelum dan sesudah menjalani operasi.
  • Berfungsi sebagai pembersih
Nanas juga bersifat membersihkan. Enzim bromelain membantu membersihkan tubuh dan mengimbangi kadar keasaman dalam darah. Nanas menaikkan kadar basa darah dan membantu meringankan penyakit edema dengan cara mengurangi air berlebih didalam tubuh.

Nanas adalah salah satu dari beberapa buah yang mempunyai kandungan aspartic acid yang cukup tinggi. Asam aspartic berfungsi sebagai asam amino di dalam tubuh kita sehingga membantu proses metabolisme tubuh. Asam ini juga membantu membuang asam amonia di dalam tubuh. Amonia adalah racun yang berbahaya bagi sistem saraf pusat.
Hampir sama dengan pisang, nanas juga mengandung serat yang berguna untuk membantu proses pencernaan, menurunkan kolesterol dalam darah dan mengurangi resiko diabetes dan penyakit jantung. Serat dari 150 gram nanas setara dengan separuh dari jeruk. Selain itu kandungan vitamin dan mineral menjadikan nanas sumber yang bagus untuk vitamin C dan berbagai macam vitamin lainnya.Asam chlorogen, yaitu antioksidan yang banyak terdapat di buah-buahan juga dapat ditemukan pada nanas. Asam ini memblokir formasi dari nitrosamine, zat yang dapat menyebabkan kanker. Nitrosamine terbentuk ketika daging olahan yang diberi pengawet.

Penelitian menyebutkan nanas mempunyai asam amino esensial dan non esensial untuk membantu memperkuat sistem imun dalam tubuh, mengatasi kelelahan dan meningkatkan stamina dan energi. Zat valine dan leucine yang terdapat di dalam nanas juga dibutuhkan oleh tubuh kita untuk pertumbuhan dan memperbaiki jaringan otot. Zat ini juga termasuk salah satu zat esensial yang diperlukan untuk mempertahankan kadar energi tubuh kita. Zat amino non esensial, proline, penting untuk mempertahankan fungsi sendi dan tendon serta menguatkan otot jantung.Nanas mengandung cystine yang berguna untuk pembentukan kulit dan rambut kita, membentuk formasi kulit dan mempercepat penyembuhan luka. Cystine juga membantu memperlambat proses penuaandini.(http://www.sportindo.com/page/13/Articles_Tips/Nanas_Buah_Dengan_Banyak_Manfaat.htmldiakses:28/03/2010)


B. Asam Asetat
1. Asam Cuka
          Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam cuka memiliki rumus empiris C2H4O2. Rumus ini seringkali ditulis dalam bentuk CH3-COOH, CH3COOH atau CH3CO2H. Asam asetat murni (disebut asam asetat glasial ) adalah cairan higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik beku 16.70 C. (id.wikipedia org/wiki/Asam_asetat diakses:17/02/2010)
2. Sifat-Sifat Kimia
          a. Keasaman
                        Atom hidrogen (H) pada gugus karboksil (-COOH) dalam asam karboksilat seperti asam asetat dapat dilepaskan sebagai ion H+ (proton), sehingga memberikan sifat asam. Asam asetat adalah asam lemah monoprotik dengan nilai pKa= 4.8.Basa konjungsinya adalah asetat (CH3COO-). Sebuah larutan 1.0 M sam asetat (kira-kira sama dengan konsentrasi pada cukla rumah) memiliki Ph sekitar 2.4.
(id.wikipedia.org/wiki/Asam_asetat diakses:17/02/2010)

          b. Dimer Siklis
                        Struktur kristal asam asetat menunjukkan bahwa molekul-molekul asam asetat berpasangan membentuk dimer yang dihubungkan oleh ikatan hidrogen.[2] Dimer juga dapat dideteksi pada uap bersuhu 120o C. Dimer juga terjadi pada larutan encer di dalam pelaryt tak-berikatan –hidrogen, dan kadang-kadang pada cairan asam asetat murni.[3] Dimer dirusak dengan adanya pelarut berikatan hidrogen (misalnya air).
(id.wikipedia.org/wiki/Asam_asetat diakses:17/02/2010)

          c. Sebagai Pelarut
                        Asam asetat cair adalah pelarut protik hidrofilik (polar), mirip seperti air dan etanol. Asam asetat memiliki konstanta dielektrik yang sedang yaitu 6.2, sehingga ia bisa melarutkan baik senyawa polar seperti asam anorganik dan gula maupun senyawa non-polar seperti kinyak dan unsur-unsur seperti sulfur dan iodin. Asam asetat bercampur dengan mudah dengan pelarut polar atau nonpolar lainnya seperti air, kloroform dan heksana. Sifat kelarutan dan kemudahan bercampur dari asam asetat ini membuatnya digunakan secara luas dalam industri kimia. (id.wikipedia.org/wiki/Asam_asetat diakses:17/02/2010)

3. Biokimia
          Gugus asetil yang terdapat pada asam asetat merupakan gugus yang penting bagi biokimia pada hamper seluruh makhluk hidup. Gugus Asetil yang terkait pada koenzim A (Asetil-KoA), merupakan enzim utama bagi metabolisme karbohidrat dan lemak. Namun demikian, asam asetat bebas memiliki konsentrasi yang kecil dalam sel, karena asam asetat bebas dapat menyebabkan gangguan pada mekanisme pengaturan pH sel.
          Asam asetat diproduksi dan diekskresikan oleh bakter-bakteri tertentu, misalnya dari genus Acetobacter dan species Clostridium acetobutylicum. Bakteri-bakteri ini terdapat pada makanan, air, dan juga tanah, sehingga asam asetat alami diproduksi pada buah-buahan atau makanan yang telah basi. Asam asetat juga terdapat pelumas vagina manusia dan primata lainnya, berperansebagi agen anti-bakteri. (id.wikipedia.org/wiki/Asam_asetat diakses:17/02/10)

4. Biosintesis Asam Asetat
          Asam asetat merupakan produk katabolisme aerob dalam jalur glikolisis atau perombakan glukosa. Asam piruvat sebagai produk oksidasi glukosa dioksidasi oleh NAD+ terion lalu segera diikat oleh Koenzim-A. Pada prokariota proses ini terjadi di sitoplasma sementara pada eukariota berlangsung pada mitokondria. (id.wikipedia.org/wiki/Asam_asetat diakses:17/02/2010)

C. Ragi
Umumnya dalam pembuatan penganan seperti tapai atau roti, peran bagi sangatlah penting. Lantas tahukah Anda fungsi dari masing - masing ragi ini :
·         Ragi atau dikenal juga dengan sebutan 'Yeast' merupakan semacam tumbuh - tumbuhan bersel 1 yang tergolong dalam keluarga cendawan.
·         Ragi akan bekerja bila ditambahkan dengan gula dan kondisi suhu yang hangat. Kandungan karbondioksida yang dihasilkan akan membuat suatu adonan menjadi mengembang dan terbentuk pori - pori.
Ada 2 jenis ragi yang ada dipasaran yaitu ragi padat dan ragi kering. Jenis ragi kering ini ada yang berbentuk butiran kecil - kecil dan ada juga yang berupa bubuk halus. Jenis ragi yang butirannya halus dan berwarna kecokelatan ini umumnya digunakan dalam pembuatan roti.Sedangkan ragi padat yang bentuknya bulat pipih, sering digunakan dalam pembuatan tapai sehingga banyak orang menyebutnya dengan ragi tapai. Ragi ini dibuat dari tepung beras, bawang putih dan kayu manis yang diaduk hingga halus, lalu disimpan dalam tempat yang gelap selama beberapa hari hingga terjadi proses fermentasi. Setelah tumbuh jamur yang berwarna putih susu kemudian ragi ini dijemur kembali hingga benar - benar kering.
Ragi padat memiliki aroma yang sangat tajam dengan aroma alkohol yang sangat khas. Ragi tapai banyak dijumpai dipasar tradisional bagian rempah atau bumbu dapur. Lain halnya dengan ragi kering jauh lebih praktis dalam penggunaannya. Aroma yang dihasilkannya pun tidak terlalu cocok karena memang khusus untuk pembuatan roti. Dalam penggunaannya, hampir semua orang lebih suka menggunakannya karena tinggal dicampur dengan adonan. Ragi roti bisa diperoleh dipasar tradisional, swalayan, ataupun toko bahan kue.
Manfaat dan Penggunaannya :
  • Ragi padat, selain dimanfaatkan untuk fermentasi pembuatan tapai terkadang juga untuk mengempukan ikan atau membuat pindang bandeng. Dalam penggunaannya, ragi padat harus dihaluskan sebelum ditaburkan dalam bahan lainnya.
  • Ragi kering yang terbentuk butiran dan bubuk ini bisa membuat adonan roti menjadi mengembang, empuk dan mulur. 
  • Untuk pemakaiannya, ragi kering bentuknya butiran harus dicampur dengan air hangat dan gula agar terbentuk 'adonan biang' sebelum dicampur dengan adonan tepung.
Sedangkan ragi kering yang bentuknya butiran halus atau ragi instan, cara pemakaiannya bisa langsung dicampur dalam adonan tepung, gula, air dan bahan lainnya.

Cara penyimpanan Ragi  :
Dalam keadaan tidak terpakai, ragi membutuhkan suasana hangat agar sel - sel nabatinya tetap hidup untuk mengaktifkan kerjanya. Maka ragi - ragi ini memerlukan penyimpanan yang teliti. Ragi padat dalam keadaan normal lebih cepat rusak dan akan kehilangan daya peragiannya jika disimpan dalam suhu 2 derajat C selama 4 sampai 5 minggu. Ragi padat harus selalu disimpan ditempat dingin (lemari es).
Ragi kering yang terbentuk seperti butiran halus ini umumnya terbungkus dalam kemasan timah yang mengandung nitrogen agar tetap awet. Untuk penyimpanan tidak perlu disimpan ditempat yang dingin (lemari es), tetapi bila keadaan memungkinkan, menyimpan ragi ini ditempat dingin akan menambah kegunaan ragi. Suhu ideal untuk menyimpan ragi kering agar awet dalam jangka waktu yang panjang adalah 7 derajat C dan perlu diperhatikan sering mungkin. Yang perlu diingat pada saat membeli ragi, teliti tanggal kadaluwarsa pada kemasan dan pastikan kemasan dalam keadaan utuh dan kering. Khusus ragi kering, perhatikan jika kemasan sobek maka ragi sudah tidak hidup lagi dan tidak aktif dalam proses fermentasi. (http://www.lautanindonesia.com/serbarasa/artikel/in-topic/mengenal-ragi-dan-fungsinya diakses :28/03/2010)












BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian
 1. Tempat Penelitian
a. Laboratorium IPA MAN Kota Kediri 3 Jalan Letjen Soeprapto No. 58 Kediri
b. Rumah salah satu siswa MAN Kota Kediri 3 Ds. Tanjungtani Kec. Prambon Kab. Nganjuk
2.  Waktu Penelitian
   Waktu penelitian yang diperlukan mulai dari penentuan judul sampai penyelesaian makalah kurang lebih memerlukan waktu selama 1 bulan yaitu mulai dari 10 Februari 2010 sampai dengan  16 Maret 2010.

B. Alat dan Bahan
1.Alat-alat
a.       Talenan, digunakan untuk tempat meletakkan mengambil serat limbah nanas
b.      Pisau, digunakan untuk membersihkan kotoran dalam limbah kulit nanas
c.       Gelas ukur
d.      Blender, digunakan untuk menghaluskan kulit nanas
e.       Pengaduk dan Ember
f.       Botol, digunakan untuk proses fermentasi
g.      Saringan, digunakan untuk menyaring ekstrak kulit nanas
h.      Timbangan, digunakan untuk menimbang limbah kulit pisang

2.Bahan-bahan utama
a. Kulit nanas 300 g
b. Air bersih 450 cc
c. Ragi tape


12
 
 
3.Alat –Alat dan Bahan Pembantu
a. Alat Titrasi
- Neraca ohaus 1 buah
- Tabung erlen mayer 4 buah
- Biuret 1 buah
- Pipet sedot 1 buah
-Pengaduk 1 buah
- Gelas kimia 2 buah
- Corong 2 buah
- Pipet sedot 10 ml 1 buah
b. Bahan Titrasi
- NaOH 4 g
- Aquades
- Pp

C.    Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, dengan manggunakan satu macam kulit nanas yaitu nanas madu. Dengan dibuat dua variasi, sampel pertama ditambah ragi dan sampel kedua tidak ditambah ragi.

D.    Sampel Penelitian
Sampel limbah kulit nanas untuk bahan pembuatan cuka diperoleh dari salah satu pedagang buah di Pasar Pahing Kota Kediri.

E.     Cara Kerja
Langkah-langkah percobaan pembuatan cuka dari limbah kulit nanas adalah sebagai berikut:
  1. Kulit nanas di potong-potong atau dicacah. Kulit nanas tersebut sebanyak 300 g dan dibagi menjadi dua masing-masing 150 g.
  2. Penghalusan:Masukkan potongan kulit nanas ke dalam blender yang telah diisi 225 cc air bersih dan lakukan penghalusan selama 30 detik.
  3. Setelah dihaluskan lalu disaring dengan menggunakan kain saring yang diletakkan di atas ember. Setelah menjadi cairan kulit nanas tambahkan ragi tape sebanyak 1 g pada salah satu varietas.
  4. Masukkan cairan kulit nanas ke dalam botol air mineral ukuran 600 ml kemudian tutup dan biarkan fermentasi berlangsung selama satu minggu.
  5. Hasil fermentasi cairan kulit nanas disaring lagi sehingga menghasilkan cairan kulit nanas yang siap digunakan untuk bahan pembuatan cuka.

F.   Skema penelitian
Gambar 3.1 Skema Pembuatan Cuka Dari Kulit Nanas













dipotong
 




diblender
 



 























Rounded Rectangle: Diberi ragi


















Rounded Rectangle: Cuka




Rounded Rectangle: Cuka

 










G. Cara Kerja Titrasi
            a. Mengambil 10 ml cairan kulit nanas
            b. Menuangkan pada erlen mayer
            c. Tambahkan PP
            d. Menitrasi dengan NaOH

H.  Cara Perhitungan Kadar Asam Cuka
Reaksi titrasi yang terjadi adalah :
CH3COOH (aq) + NaOH (aq)                      CH3COONa (aq) + H2O (l)
            Volume Sampel           : 10 mL
            M NaOH                     : 0,1 M

            Contoh cara perhitungan
            Misal : CH3COOH     = NaOH
                        V NaOH         = 29,5 mL
                        M NaOH         = 0,1 M
                        mol NaOH      = 0,1 M x 29,5 mL
                                                = 2,95 mmol
                        mol NaOH      = Mol CH3COOH
                        mol CH3COOH = 2,95 mmol
                        g CH3COOH  = mmol x Mr
                                                = 2,95 x 60
                                                = 177 mg
I.     Teknik Analisis Data
a.       Diskriptif
Setelah melakukan proses pembuatan larutan kulit nanas, tahap selanjutnya adalah proses fermentasi, yaitu dengan memasang selang pada tutup botol dalam keadaan tertutup ( anaerob ). Selang ini disalurkan pada botol yang berisi air. Proses ini berlangsung selama 7 hari dengan ditandai munculnya gelembung pada botol yang berisi air. Apabila gelembung sudah tidak muncul, berarti proses fermentasi selesai.
Selanjutnya kami melakukan pengamatan terhadap hasil dari proses fermentasi tersebut. Pada larutan kulit nanas yang diberi ragi, dihasilkan larutan berwarna kuning kecoklatan dengan adanya endapan berwarna putih, memiliki bau kulit nanas dan rasanya asam. Sedangkan pada larutan kulit nanas yang tidak diberi ragi, dihasilkan larutan berwarna kuning kecoklatan dengan adanya endapan berwarna coklat, memiliki bau kulit nanas dan rasanya asam.
            
b.      Analisis Statistik
Dalam membandingkan kadar asam cuka pada ekstrak kulit nanas antara yang diberi ragi dan yang tidak diberi ragi, kami melakukan uji t ( t test ) yaitu menggunakan tabel t. Dalam mencari t hitung perlu diketahui terlebih dahulu MX dan MY. 




Keterangan :
MX      = Rata-rata kadar keasaman cuka limbah kulit nanas yang diberi ragi
MY      = Rata-rata kadar keasaman cuka limbah kulit nanas yang tidak diberi ragi
N1        = Jumlah percobaan yang dilakukan pada cuka limbah kulit nanas yang diberi ragi
N2        = Jumlah percobaan yang dilakukan pada cuka limbah kulit nanas yang tidak diberi ragi

           

Dari rumus tersebut dapat diketahui t hitung dari kedua variasi setelah itu dibandingkan dengan t tabel dengan db = (N1 + N2)- 2
            Disini N = 5                            maka db = 8





























BAB IV
Hasil Penelitian dan Pembahasan

A. Hasil Penelitian
Data analisis keadaan cuka dalam 10 ml larutan kulit nanas yang diberi ragi
Tabel 4.1 Kadar asam cuka ekstrak kulit nanas yang diberi ragi
Pengujian
Kadar cuka ( mg )
Kadar ( % )
1
177,0
1,770
2
176,4
1,764
3
177,6
1,776
4
177,6
1,776
5
176,4
1,764

  Data analisis keadaan cuka dalam 10 ml larutan kulit nanas yang tidak diberi ragi
Tabel 4.2 Kadar asam cuka ekstrak kulit nanas yang tidak diberi ragi
Pengujian
Kadar cuka ( mg )
Kadar ( % )
1
165,6
1,656
2
162,6
1,626
3
165,0
1,650
4
164,4
1,644
5
163,8
1,638

B. Pembahasan
Pembahasan mengenai studi pembuatan cuka dari kulit nanas adalah sebagai berikut :
1.      Limbah Kulit Nanas Dapat Dimanfaatkan Sebagai Bahan Baku Pembuatan Cuka
18
 
Dari hipotesis yang ada, kulit nanas yang telah melalui proses fermentasi dapat menghasilkan alkohol dan CO2. Selanjutnya alkohol dioksidasi sehingga menghasilkan cuka yang ditandai dengan berhentinya gelembung yang keluar yang menunjukkan proses fermentasi telah selesai. Setelah proses fermentasi selesai dapat dijadikan sebagai cuka yang berguna untuk penyadap rasa pada makanan. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa limbah kulit nanas dapat dijadikan bahan baku alternatif pembuatan cuka.

Dalam proses pengolahan limbah kulit nanas menjadi cuka menggunakan alat dan bahan yang sederhana. Pada kulit nanas dilakukan proses penghalusan dengan cara dipotong kecil-kecil dan selanjutnya diblender. Selanjutnya disaring guna menghasilkan cairan yang nantinya dijadikan cuka. Setelah selesai proses penyaringan selanjutnya cairan dimasukkan kedalam wadah tertutup (botol) untuk difermentasi.
Setelah 7 hari atau selesainya proses fermentasi kemudian dilakukan proses penyaringan yang kedua. Dan jadilah cuka dari kulit nanas yang siap digunakan untuk penyedap pada makanan.

2.      Perbedaan kadar cuka yang dihasilkan dari cuka limbah kulit nanas antara yang diberi ragi dan yang tidak diberi ragi

Berdasarkan tabel kadar keasaman yang dihasilkan cuka limbah kulit nanas antara cuka yang diberi ragi dan yang tidak diberi ragi dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan keasaman antara dua variasi tersebut. Pada cuka limbah kulit nanas yang diberi ragi memiliki kadar keasaman yang lebih tinggi. Dengan kadar cuka limbah kulit nanas yang diberi ragi pada pengetesan pertama yaitu 1,770 % sedangkan pada cuka limbah kulit nanas yang tidak diberi ragi pada pengetesan pertama adalah 1,656 %. Terjadinya perbedaan tersebut disebabkan karena pada cuka limbah kulit nanas yang diberi ragi mengalami proses fermentasi yang lebih cepat sehingga menghasilkan kadar cuka yang lebih besar dari pada yang tidak diberi ragi.





3.      Uji Statistik Terhadap Kadar Cuka Yang Dihasilkan
Dari uji statistik, ternyata antara cuka yag diberi ragi dengan cuka yang tidak diragi tidak ada perbedaan yang signifikan. Artinya dari variasi yang ada menghasilkan kadar cuka yang hampir sama.
a.      Uji beda rata-rata ( uji-t )
Untuk mencari  thitung  perlu diketahui terlebih dahulu MX dan MY
           dan     

Ø  Dari rumus diatas diperoleh hasil thitung  :

                                     = 177
                       
                                     = 164,28

                       

                                      
                                      
                                      
                                         
    
                                      th     =  0,047

Ø  Menentukan derajat kebebasan (db )
Rumusnya : db = n1+n2-2
Maka diperoleh hasil :
db = 5+5-2
     = 8

Ø  Untuk ttabel db = 8 adalah
α = 0,05
ttabel = 4,89
α = 0,01
ttabel = 6,62

Ø  Pengujian hipotesis
Hipotesis Yang diuji adalah :
H0 = Tidak ada perbedaan yang signifikan  kadar cuka yang dihasilkan antara yang diberi ragi dan yang tidak diberi ragi
H1 = Terdapat perbedaan yang signifikan kadar cuka yang dihasilkan antara yang diberi ragi dan yang tidak diberi ragi
Kriteria pengujian :
”Tolak H0, jika thitung > ttabel, dalam hal ini H1 diterima”
Dari hasil perhitungan diperoleh thitung < ttabel , sehingga H1 ditolak (H0 diterima)
Artinya : Pada tingkat kepercayaan 99% dan 95% disimpulkan ”cuka yang diberi ragi dengan cuka tang tidak diberi ragi tidak ada perbedaan yang signifikan”

4.      Keunggulan
Keunggulan yang dimiliki cuka kulit nanas ini adalah :
1.      Alat dan bahan yang dibutuhkan mudah didapat
2.      Pembuatan cuka lebih sederhana dan efisien

5.      Kelemahan
Adapun kelemahan-kelemahan cuka limbah kulit nanas ini adalah :
1.      Rumit pada proses titrasi
2.      Kadar cuka yang dihasilkan belum tergolong baik






















BAB V
PENUTUP

A, Kesimpulan
Berdasarkan percobaan-percobaan dan pengamatan yang telah penulis lakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Limbah kulit nanas dapat dijadikan  sebagai bahan dasar pembuatan cuka karena cairan kulit nanas menghasilkan alkhohol dan CO2. Selanjutnya alkhohol dioksidasi sehingga menghasilkan cuka.
2. Terdapat perbedaan kadar keasaman antara cuka limbah kulit nanas yang diberi ragi dan cuka limbah kulit nanas yang tidak diberi ragi.
3. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara cuka kulit nanas yang diberi ragi dengan yang tidak diberi ragi.

B. Saran
1. Kami berharap masyarakat sebaiknya mencoba untuk memanfaatkan limbah kulit nanas sebagai bahan dasar pembuatan cuka yang lebih efisien untuk menganekaragamkan jenis-jenis cuka sebagai bahan makana baru.
2. Kami berharap masyarakat lebih memilih menggunakan cuka dari kulit nanas yang tidak diberi ragi dari pada yang diberi ragi sebab lebih efisien.
     











23
 
 


DAFTAR PUSTAKA

Anonim, en.wikipedia.org/wiki/Ananas diakses :17/03/2010
Anonim, id.wikipedia.org/wiki/Nanas diakses :17/02/2010
Anonim, www.kabarinews.com/article diakses:17/02/2010
Anonim.2009.Petunjuk Guru Untuk Pembelajaran Yang Lebih Baik.Jakarta:Pelita
Purba, Michael, 2007, KIMIA IA untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga
Subana, 2005, Statistik Pendidikan. Bandung: Pusaka Setia




















24
 
 



Lampiran I
Hasil Titrasi Cuka Dari Kulit Nanas Yang Diberi Ragi
Vsampel = 10 ml
Text Box: A.CH3COOH	= NaOH
	V NaOH	= 29,5 mL
	M NaOH	= 0,1 M
	mol NaOH	= 0,1 M x 29,5 mL
			= 2,95 mmol
	mol NaOH	= Mol CH3COOH
	mol CH3COOH = 2,95 mmol
	g CH3COOH = mmol x Mr
			= 2,95 x 60
			= 177 mg

B. CH3COOH	= NaOH
	V NaOH	= 29,4 mL
	M NaOH	= 0,1 M
	mol NaOH	= 0,1 M x 29,4 mL
			= 2,94 mmol
	mol NaOH	= Mol CH3COOH
	mol CH3COOH = 2,94 mmol
	g CH3COOH = mmol x Mr
			= 2,94 x 60
			= 176,4 mg

C. CH3COOH	= NaOH
	V NaOH	= 29,6 mL
	M NaOH	= 0,1 M
	mol NaOH	= 0,1 M x 29,6 mL
			= 2,96 mmol
	mol NaOH	= Mol CH3COOH
     mol CH3COOH = 2,96 mmol
     g CH3COOH = mmol x Mr
                        = 2,96 x 60
                        = 177,6 mg


D. CH3COOH            = NaOH
     V NaOH     = 29,6 mL
     M NaOH    = 0,1 M
     mol NaOH  = 0,1 M x 29,6 mL
                        = 2,96 mmol
     mol NaOH  = Mol CH3COOH
     mol CH3COOH = 2,96 mmol
     g CH3COOH = mmol x Mr
                        = 2,96 x 60
                        = 177,6 mg


E. CH3COOH = NaOH
     V NaOH     = 29,4 mL
     M NaOH    = 0,1 M
     mol NaOH  = 0,1 M x 29,4 mL
                        = 2,94 mmol
     mol NaOH  = Mol CH3COOH
     mol CH3COOH = 2,94 mmol
     g CH3COOH = mmol x Mr
                        = 2,94 x 60
                        = 176,4 mg
 

Hasil Titrasi Cuka Dari Kulit Nanas Yang Tidak Diberi Ragi
Vsampel = 10 ml
Text Box: A.CH3COOH	= NaOH
	V NaOH	= 27,6 mL
	M NaOH	= 0,1 M
	mol NaOH	= 0,1 M x 27,6 mL
			= 2,76 mmol
	mol NaOH	= Mol CH3COOH
	mol CH3COOH = 2,76 mmol
	g CH3COOH = mmol x Mr
			= 2,76 x 60
			= 165,6 mg

B. CH3COOH	= NaOH
	V NaOH	= 27,1 mL
	M NaOH	= 0,1 M
	mol NaOH	= 0,1 M x 27,1  mL
			= 2,71 mmol
	mol NaOH	= Mol CH3COOH
	mol CH3COOH = 2,71 mmol
	g CH3COOH = mmol x Mr
			= 2,71 x 60
			= 162,6 mg

C. CH3COOH	= NaOH
	V NaOH	= 27,5 mL
	M NaOH	= 0,1 M
	mol NaOH	= 0,1 M x 27,5 mL
			= 2,75 mmol
	mol NaOH	= Mol CH3COOH
     mol CH3COOH = 2,75 mmol
     g CH3COOH = mmol x Mr
                        = 2,75 x 60
                        = 165 mg


D. CH3COOH            = NaOH
     V NaOH     = 27,4 mL
     M NaOH    = 0,1 M
     mol NaOH  = 0,1 M x 27,4 mL
                        = 2,74 mmol
     mol NaOH  = Mol CH3COOH
     mol CH3COOH = 2,74 mmol
     g CH3COOH = mmol x Mr
                        = 2,74 x 60
                        = 164,4 mg


E. CH3COOH = NaOH
     V NaOH     = 27,3 mL
     M NaOH    = 0,1 M
     mol NaOH  = 0,1 M x 27,3 mL
                        = 2,72 mmol
     mol NaOH  = Mol CH3COOH
     mol CH3COOH = 2,72 mmol
     g CH3COOH = mmol x Mr
                        = 2,73 x 60
                        = 163,8 mg
Lampiran II














Alat dan Bahan Pembuatan Cairan Kulit Nanas














Alat Titrasi













Bahan Titrasi














Tahap Persiapan Titrasi














Proses Titrasi














Hasil Titrasi


Tidak ada komentar: