PEMANFAATAN LIMBAH KULIT NANAS (Ananas Comosus L. Merr) SEBAGAI BAHAN BAKU ALTERNATIF PEMBUATAN CUKA”.
Oleh : Susanto, S.Pd
(Guru Kimia MAN Pesanggaran Banyuwangi)
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang beriklim tropis,
sehingga banyak ditumbuhi tanaman-tanaman yang bermanfaat. Namun,
tanaman-tanaman yang bermanfaat itu oleh masyarakat belum dioptimalkan untuk
mermenuhi kebutuhan hidup. Masyarakat sekarang cenderung mengkonsumsi
bahan-bahan yang lebih instant dan praktis, akan tetapi tanpa disadari
bahan-bahan tersebut menggunakan zat kimia yang jika dikonsumsi berlebihan akan
berbahaya bagi kesehatan tubuh.
Sebagaimana
kita ketahui, di negara Indonesia banyak ditumbuhi pohon nanas yang tersebar di
berbagai pulau. Bahkan hampir seluruh wilayah Indonesia terdapat pohon nanas.
Dari bagian pohon nanas yang sering dikonsumsi adalah bagian buahnya, namun
itupun tidak dimanfaatkan secara optimal. Masyarakat hanya mengkonsumsi bagian
daging buahnya, sedangkan untuk kulitnya oleh masyarakat dibuang begitu saja.
Sehingga dapat dikategorikan sebagai limbah.
Berdasarkan kandungan nutriennya,
ternyata kulit buah nanas mengandung karbohidrat dan gula yang cukup tinggi.
Menurut Wijana, dkk (1991) kulit nanas mengandung 81,72 % air; 20,87 % serat
kasar; 17,53 % karbohidrat; 4,41 % protein dan 13,65 % gula reduksi. Mengingat
kandungan karbohidrat dan gula yang cukup tinggi tersebut maka kulit nanas
memungkinkan untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan bahan kimia, salah
satunya etanol melalui proses fermentasi (en.wikipedia.org/wiki/Ananas diakses:17/03/2010).
Dari uraian di atas, kami bermaksud untuk memanfaatkan kulit nanas yang
terbuang sia-sia. Hal inilah yang melatar belakangi kami untuk menyusun karya
tulis ilmiah yang berjudul “Pemanfaatan Limbah Kulit Nanas (Ananas Comosus L. Merr) Sebagai Bahan Baku Alternatif Pembuatan Cuka”.
|
Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah
:
- Apakah limbah kulit nanas dapat dijadikan sebagai cuka?
- Bagaimana perbedaan kadar cuka yang dihasilkan dari limbah kulit nanas antara yang diberi ragi dan yang tidak diberi ragi dalam proses pembuatannya?
- Adakah perbedaan yang nyata ( signifikan ) antara kadar asam cuka pada ekstrak kulit nanas yang diberi ragi dan tidak diberi ragi?
C. Tujuan Penelitian
Adapun
tujuan dari penelitian ini antara lain :
- Untuk mengetahui apakah limbah kulit nanas dapat dijadikan sebagai bahan baku alternatif pembuatan cuka.
- Untuk mengetahui perbedaan kadar cuka dari limbah kulit nanas.
- Untuk mengetahui adakah perbedaan yang nyata ( signifikan ) antara kadar asam cuka pada ekstrak kulit nanas yang diberi ragi dan tidak diberi ragi.
D. Hipotesis
Bersumber dari alasan-alasan sementara
yang kami peroleh dan didukung oleh literatur yang kami dapatkan maka
dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
1. Limbah kulit nanas dapat dijadikan sebagai
bahan baku alternatif pembuatan cuka.
2. Terdapat perbedaan kadar cuka yang
dihasilkan dari limbah kulit nanas. antara cuka kulit nanas yang tidak diberi
ragi dengan yang diberi ragi.
3. Adanya perbedaan yang nyata ( signifikan )
antara kadar asam cuka pada ekstrak kulit nanas yang diberi ragi dan tidak
diberi ragi.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain :
1. Agar masyarakat mengetahui bahwa limbah
kulit nanas dapat dijadikan sebagai bahan baku alternatif pembuatan cuka.
2. Menginformasikan kepada masyarakat kadar
cuka yang dihasilkan dari limbah kulit
nanas.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Nanas
1. Klasifikasi Tumbuhan Nanas
Kingdom :
Plantae
Subkingdom :
Tracheobionta
Superdivisio :
Spermatophyta
Divisio :
Magnoliophyta
Kelas :
Liliopsida
Sub-kelas :
Commelinidae
Ordo :
Bromeliales
Familia :
Bromeliaceae
|
Spesies :
Ananas Comosus L. Merr
2. Profil Nanas (Ananas Comosus L. Merr)
a.
Mengenal Tumbuhan Nanas
Tumbuhan nanas
termasuk kekayaan alam Indonesia. Hampir seluruh wilayah Indonesia
terdapat tumbuhan nanas. Biasanya tumbuhan tersebut ditanam di tempat yang
cukup mendapat sinar matahari pada ketinggian 1-1300 m dpl. Nanas merupakan
tanaman buah yang selalu tersedia sepanjang tahun. Herba tahunan atau dua
tahunan, tinggi 50-150 cm, tapi seiring dengan bertambahnya umur semakin
bertambah pula ketinggiannya (id.wikipedia.org/wiki/Nanas
diakses:17/02/2010).
|
b. Komponen Kulit Nanas
Berdasarkan kandungan nutriennya,
ternyata kulit buah nanas mengandung karbohidrat dan gula yang cukup tinggi.
Menurut Wijana, dkk (1991) kulit nanas mengandung 81,72 % air; 20,87 % serat
kasar; 17,53 % karbohidrat; 4,41 % protein dan 13,65 % gula reduksi. Mengingat
kandungan karbohidrat dan gula yang cukup tinggi tersebut maka kulit nanas
memungkinkan untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan bahan kimia, salah
satunya etanol melalui proses fermentasi(en.wikipedia.org/wiki/Ananas diakses:17/03/2010).
c. Komponen Buah Nanas
Disamping karakteristik cita rasa yang khas, nanas merupakan makanan yang
mengandung beragam vitamin. Diantaranya vitamin A, B, B1, C yang tinggi,
kalsium, magnesium, natrium, kalium, fosfor, dektrosa, sukrosa, asam
cholorogen, zat valin dan leucine, cystine dan bromelain yang biasanya
digunakan untuk melembutkan daging, juga berkasiat untuk antiradang, membantu
pencernaan di lambung, menghambat pertumbuhan sel kanker dan mencegah
penggumpalan darah. Selain itu nanas mengandung asid sitrik yang berkesan untuk
menghilangkan lemak dan menguruskan badan (www.kabarinews.com/article
diakses:17/02/2010).
d. Kegunaan Nanas
Nanas mempunyai berbagai macam
manfaat sebagai penyembuh dan pembersih tubuh serta bermacam-macam manfaat
lainnya. Nanas dapat menjadi salah satu menu buah Anda di saat diet karena rasa
dan aromanya yang khas. Berbagai macam kegunaan nanas antara lain adalah:
- Nanas membantu pencernaan protein dan mempercepat proses penyembuhan
Buah nanas kaya akan
enzim bromelain yang berguna untuk melegakan tenggorokan dan membantu
pencernaan. Enzim bromelain mencerna protein di dalam makanan dan menyiapkannya
agar mudah untuk diserap oleh tubuh. Nanas juga dapat digunakan untuk
mengempukkan daging. Selain kegunaan di atas, nanas mengandung citric dan malic
acid yang memberi rasa manis dan asam pada buahnya. Asam ini membuat nanas
menjadi bahan makanan yang digunakan secara luas untuk membuat masakan asam
manis.Bromelain membantu proses penyembuhan luka dan mengurangi pembengkakan
atau peradangan di dalam tubuh. Nanas adalah pilihan yang baik untuk pasien
sebelum dan sesudah menjalani operasi.
- Berfungsi sebagai pembersih
Nanas juga bersifat
membersihkan. Enzim bromelain membantu membersihkan tubuh dan mengimbangi kadar
keasaman dalam darah. Nanas menaikkan kadar basa darah dan membantu meringankan
penyakit edema dengan cara mengurangi air berlebih didalam tubuh.
Nanas adalah salah satu dari beberapa buah yang mempunyai kandungan aspartic acid yang cukup tinggi. Asam aspartic berfungsi sebagai asam amino di dalam tubuh kita sehingga membantu proses metabolisme tubuh. Asam ini juga membantu membuang asam amonia di dalam tubuh. Amonia adalah racun yang berbahaya bagi sistem saraf pusat.
Nanas adalah salah satu dari beberapa buah yang mempunyai kandungan aspartic acid yang cukup tinggi. Asam aspartic berfungsi sebagai asam amino di dalam tubuh kita sehingga membantu proses metabolisme tubuh. Asam ini juga membantu membuang asam amonia di dalam tubuh. Amonia adalah racun yang berbahaya bagi sistem saraf pusat.
Hampir sama dengan
pisang, nanas juga mengandung serat yang berguna untuk membantu proses
pencernaan, menurunkan kolesterol dalam darah dan mengurangi resiko diabetes
dan penyakit jantung. Serat dari 150 gram nanas setara dengan separuh dari
jeruk. Selain itu kandungan vitamin dan mineral menjadikan nanas sumber yang
bagus untuk vitamin C dan berbagai macam vitamin lainnya.Asam chlorogen, yaitu
antioksidan yang banyak terdapat di buah-buahan juga dapat ditemukan pada
nanas. Asam ini memblokir formasi dari nitrosamine, zat yang dapat menyebabkan
kanker. Nitrosamine terbentuk ketika daging olahan yang diberi pengawet.
Penelitian menyebutkan nanas mempunyai asam amino esensial dan non esensial untuk membantu memperkuat sistem imun dalam tubuh, mengatasi kelelahan dan meningkatkan stamina dan energi. Zat valine dan leucine yang terdapat di dalam nanas juga dibutuhkan oleh tubuh kita untuk pertumbuhan dan memperbaiki jaringan otot. Zat ini juga termasuk salah satu zat esensial yang diperlukan untuk mempertahankan kadar energi tubuh kita. Zat amino non esensial, proline, penting untuk mempertahankan fungsi sendi dan tendon serta menguatkan otot jantung.Nanas mengandung cystine yang berguna untuk pembentukan kulit dan rambut kita, membentuk formasi kulit dan mempercepat penyembuhan luka. Cystine juga membantu memperlambat proses penuaandini.(http://www.sportindo.com/page/13/Articles_Tips/Nanas_Buah_Dengan_Banyak_Manfaat.htmldiakses:28/03/2010)
B. Asam Asetat
1. Asam Cuka
Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa
kimia asam organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam
makanan. Asam cuka memiliki rumus empiris C2H4O2.
Rumus ini seringkali ditulis dalam bentuk CH3-COOH, CH3COOH
atau CH3CO2H. Asam asetat murni (disebut asam asetat glasial ) adalah cairan
higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik beku 16.70 C.
(id.wikipedia org/wiki/Asam_asetat diakses:17/02/2010)
2. Sifat-Sifat Kimia
a.
Keasaman
Atom hidrogen (H) pada gugus karboksil
(-COOH) dalam asam karboksilat seperti asam asetat dapat dilepaskan sebagai ion
H+ (proton), sehingga memberikan sifat asam. Asam asetat adalah asam
lemah monoprotik dengan nilai pKa= 4.8.Basa konjungsinya adalah
asetat (CH3COO-). Sebuah larutan 1.0 M sam asetat
(kira-kira sama dengan konsentrasi pada cukla rumah) memiliki Ph sekitar 2.4.
(id.wikipedia.org/wiki/Asam_asetat
diakses:17/02/2010)
b.
Dimer Siklis
Struktur kristal asam asetat menunjukkan
bahwa molekul-molekul asam asetat berpasangan membentuk dimer yang dihubungkan
oleh ikatan hidrogen.[2] Dimer juga dapat dideteksi pada uap bersuhu
120o C. Dimer juga terjadi pada larutan encer di dalam pelaryt
tak-berikatan –hidrogen, dan kadang-kadang pada cairan asam asetat murni.[3]
Dimer dirusak dengan adanya pelarut berikatan hidrogen (misalnya air).
(id.wikipedia.org/wiki/Asam_asetat
diakses:17/02/2010)
c.
Sebagai Pelarut
Asam asetat cair adalah pelarut protik
hidrofilik (polar), mirip seperti air dan etanol. Asam asetat memiliki
konstanta dielektrik yang sedang yaitu 6.2, sehingga ia bisa melarutkan baik
senyawa polar seperti asam anorganik dan gula maupun senyawa non-polar seperti
kinyak dan unsur-unsur seperti sulfur dan iodin. Asam asetat bercampur dengan
mudah dengan pelarut polar atau nonpolar lainnya seperti air, kloroform dan
heksana. Sifat kelarutan dan kemudahan bercampur dari asam asetat ini
membuatnya digunakan secara luas dalam industri kimia.
(id.wikipedia.org/wiki/Asam_asetat diakses:17/02/2010)
3.
Biokimia
Gugus asetil yang terdapat pada asam asetat merupakan gugus
yang penting bagi biokimia pada hamper seluruh makhluk hidup. Gugus Asetil yang
terkait pada koenzim A (Asetil-KoA), merupakan enzim utama bagi metabolisme
karbohidrat dan lemak. Namun demikian, asam asetat bebas memiliki konsentrasi
yang kecil dalam sel, karena asam asetat bebas dapat menyebabkan gangguan pada
mekanisme pengaturan pH sel.
Asam asetat diproduksi dan diekskresikan oleh
bakter-bakteri tertentu, misalnya dari genus Acetobacter dan species Clostridium
acetobutylicum. Bakteri-bakteri ini terdapat pada makanan, air, dan juga
tanah, sehingga asam asetat alami diproduksi pada buah-buahan atau makanan yang
telah basi. Asam asetat juga terdapat pelumas vagina manusia dan primata
lainnya, berperansebagi agen anti-bakteri. (id.wikipedia.org/wiki/Asam_asetat diakses:17/02/10)
4. Biosintesis Asam Asetat
Asam asetat merupakan produk katabolisme aerob dalam jalur
glikolisis atau perombakan glukosa. Asam piruvat sebagai produk oksidasi
glukosa dioksidasi oleh NAD+ terion lalu segera diikat oleh
Koenzim-A. Pada prokariota proses ini terjadi di sitoplasma sementara pada
eukariota berlangsung pada mitokondria. (id.wikipedia.org/wiki/Asam_asetat diakses:17/02/2010)
C. Ragi
Umumnya dalam
pembuatan penganan seperti tapai atau roti, peran bagi sangatlah penting.
Lantas tahukah Anda fungsi dari masing - masing ragi ini :
·
Ragi atau dikenal juga dengan sebutan 'Yeast'
merupakan semacam tumbuh - tumbuhan bersel 1 yang tergolong dalam keluarga
cendawan.
·
Ragi akan bekerja bila ditambahkan dengan gula
dan kondisi suhu yang hangat. Kandungan karbondioksida yang dihasilkan akan
membuat suatu adonan menjadi mengembang dan terbentuk pori - pori.
Ada 2 jenis
ragi yang ada dipasaran yaitu ragi padat dan ragi kering. Jenis ragi kering ini
ada yang berbentuk butiran kecil - kecil dan ada juga yang berupa bubuk halus.
Jenis ragi yang butirannya halus dan berwarna kecokelatan ini umumnya digunakan
dalam pembuatan roti.Sedangkan ragi padat yang bentuknya bulat pipih, sering
digunakan dalam pembuatan tapai sehingga banyak orang menyebutnya dengan ragi
tapai. Ragi ini dibuat dari tepung beras, bawang putih dan kayu manis yang
diaduk hingga halus, lalu disimpan dalam tempat yang gelap selama beberapa hari
hingga terjadi proses fermentasi. Setelah tumbuh jamur yang berwarna putih susu
kemudian ragi ini dijemur kembali hingga benar - benar kering.
Ragi padat
memiliki aroma yang sangat tajam dengan aroma alkohol yang sangat khas. Ragi
tapai banyak dijumpai dipasar tradisional bagian rempah atau bumbu dapur. Lain
halnya dengan ragi kering jauh lebih praktis dalam penggunaannya. Aroma yang
dihasilkannya pun tidak terlalu cocok karena memang khusus untuk pembuatan roti.
Dalam penggunaannya, hampir semua orang lebih suka menggunakannya karena
tinggal dicampur dengan adonan. Ragi roti bisa diperoleh dipasar tradisional,
swalayan, ataupun toko bahan kue.
Manfaat dan Penggunaannya :
- Ragi padat, selain dimanfaatkan untuk fermentasi pembuatan tapai terkadang juga untuk mengempukan ikan atau membuat pindang bandeng. Dalam penggunaannya, ragi padat harus dihaluskan sebelum ditaburkan dalam bahan lainnya.
- Ragi kering yang terbentuk butiran dan bubuk ini bisa membuat adonan roti menjadi mengembang, empuk dan mulur.
- Untuk pemakaiannya, ragi kering bentuknya butiran harus dicampur dengan air hangat dan gula agar terbentuk 'adonan biang' sebelum dicampur dengan adonan tepung.
Sedangkan ragi kering yang
bentuknya butiran halus atau ragi instan, cara pemakaiannya bisa langsung
dicampur dalam adonan tepung, gula, air dan bahan lainnya.
Cara penyimpanan Ragi :
Dalam keadaan tidak terpakai,
ragi membutuhkan suasana hangat agar sel - sel nabatinya tetap hidup untuk
mengaktifkan kerjanya. Maka ragi - ragi ini memerlukan penyimpanan yang teliti.
Ragi padat dalam keadaan normal lebih cepat rusak dan akan kehilangan daya
peragiannya jika disimpan dalam suhu 2 derajat C selama 4 sampai 5 minggu. Ragi
padat harus selalu disimpan ditempat dingin (lemari es).
Ragi kering yang terbentuk
seperti butiran halus ini umumnya terbungkus dalam kemasan timah yang
mengandung nitrogen agar tetap awet. Untuk penyimpanan tidak perlu disimpan
ditempat yang dingin (lemari es), tetapi bila keadaan memungkinkan, menyimpan
ragi ini ditempat dingin akan menambah kegunaan ragi. Suhu ideal untuk
menyimpan ragi kering agar awet dalam jangka waktu yang panjang adalah 7
derajat C dan perlu diperhatikan sering mungkin. Yang perlu diingat pada saat
membeli ragi, teliti tanggal kadaluwarsa pada kemasan dan pastikan kemasan
dalam keadaan utuh dan kering. Khusus ragi kering, perhatikan jika kemasan
sobek maka ragi sudah tidak hidup lagi dan tidak aktif dalam proses fermentasi.
(http://www.lautanindonesia.com/serbarasa/artikel/in-topic/mengenal-ragi-dan-fungsinya diakses :28/03/2010)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
a.
Laboratorium IPA MAN Kota Kediri 3 Jalan Letjen Soeprapto No. 58 Kediri
b. Rumah
salah satu siswa MAN Kota Kediri 3 Ds. Tanjungtani Kec. Prambon Kab. Nganjuk
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian yang diperlukan mulai dari
penentuan judul sampai penyelesaian makalah kurang lebih memerlukan waktu
selama 1 bulan yaitu mulai dari 10 Februari 2010 sampai dengan 16 Maret 2010.
B. Alat dan Bahan
1.Alat-alat
a. Talenan, digunakan untuk tempat meletakkan
mengambil serat limbah nanas
b. Pisau, digunakan untuk membersihkan
kotoran dalam limbah kulit nanas
c. Gelas ukur
d. Blender, digunakan untuk menghaluskan
kulit nanas
e. Pengaduk dan Ember
f. Botol, digunakan untuk proses fermentasi
g. Saringan, digunakan untuk menyaring
ekstrak kulit nanas
h. Timbangan, digunakan untuk menimbang
limbah kulit pisang
2.Bahan-bahan utama
a. Kulit nanas 300 g
b. Air bersih 450 cc
c. Ragi tape
|
3.Alat –Alat dan Bahan Pembantu
a. Alat Titrasi
- Neraca ohaus 1 buah
- Tabung erlen mayer 4 buah
- Biuret 1 buah
- Pipet sedot 1 buah
-Pengaduk 1 buah
- Gelas kimia 2 buah
- Corong 2 buah
- Pipet sedot 10 ml 1 buah
b. Bahan Titrasi
- NaOH 4 g
- Aquades
- Pp
C.
Metode Penelitian
Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, dengan
manggunakan satu macam kulit nanas yaitu nanas madu. Dengan dibuat dua variasi,
sampel pertama ditambah ragi dan sampel kedua tidak ditambah ragi.
D.
Sampel Penelitian
Sampel
limbah kulit nanas untuk bahan pembuatan cuka diperoleh dari salah satu
pedagang buah di Pasar Pahing Kota Kediri.
E. Cara Kerja
Langkah-langkah percobaan
pembuatan cuka dari limbah kulit nanas adalah sebagai berikut:
- Kulit nanas di potong-potong atau dicacah. Kulit nanas tersebut sebanyak 300 g dan dibagi menjadi dua masing-masing 150 g.
- Penghalusan:Masukkan potongan kulit nanas ke dalam blender yang telah diisi 225 cc air bersih dan lakukan penghalusan selama 30 detik.
- Setelah dihaluskan lalu disaring dengan menggunakan kain saring yang diletakkan di atas ember. Setelah menjadi cairan kulit nanas tambahkan ragi tape sebanyak 1 g pada salah satu varietas.
- Masukkan cairan kulit nanas ke dalam botol air mineral ukuran 600 ml kemudian tutup dan biarkan fermentasi berlangsung selama satu minggu.
- Hasil fermentasi cairan kulit nanas disaring lagi sehingga menghasilkan cairan kulit nanas yang siap digunakan untuk bahan pembuatan cuka.
F.
Skema penelitian
Gambar 3.1 Skema Pembuatan Cuka Dari Kulit Nanas
|
|||||||
|
|||||||
G. Cara Kerja Titrasi
a. Mengambil 10 ml cairan
kulit nanas
b. Menuangkan pada erlen
mayer
c. Tambahkan PP
d. Menitrasi dengan NaOH
H.
Cara Perhitungan Kadar Asam Cuka
Reaksi titrasi yang terjadi adalah :
CH3COOH (aq) + NaOH (aq) CH3COONa
(aq) + H2O (l)
Volume Sampel : 10 mL
M NaOH : 0,1 M
Contoh cara perhitungan
Misal : CH3COOH = NaOH
V NaOH = 29,5 mL
M NaOH = 0,1 M
mol NaOH = 0,1 M x 29,5 mL
=
2,95 mmol
mol NaOH = Mol CH3COOH
mol CH3COOH = 2,95 mmol
g CH3COOH = mmol x Mr
=
2,95 x 60
=
177 mg
I.
Teknik Analisis Data
a. Diskriptif
Setelah melakukan
proses pembuatan larutan kulit nanas, tahap selanjutnya adalah proses
fermentasi, yaitu dengan memasang selang pada tutup botol dalam keadaan
tertutup ( anaerob ). Selang ini disalurkan pada botol yang berisi air. Proses
ini berlangsung selama 7 hari dengan ditandai munculnya gelembung pada botol
yang berisi air. Apabila gelembung sudah tidak muncul, berarti proses
fermentasi selesai.
Selanjutnya kami
melakukan pengamatan terhadap hasil dari proses fermentasi tersebut. Pada
larutan kulit nanas yang diberi ragi, dihasilkan larutan berwarna kuning
kecoklatan dengan adanya endapan berwarna putih, memiliki bau kulit nanas dan
rasanya asam. Sedangkan pada larutan kulit nanas yang tidak diberi ragi,
dihasilkan larutan berwarna kuning kecoklatan dengan adanya endapan berwarna
coklat, memiliki bau kulit nanas dan rasanya asam.
b. Analisis Statistik
Dalam membandingkan kadar asam cuka pada ekstrak
kulit nanas antara yang diberi ragi dan yang tidak diberi ragi, kami melakukan uji t ( t test ) yaitu menggunakan tabel
t. Dalam mencari t hitung perlu diketahui terlebih dahulu MX dan MY.
Keterangan :
MX =
Rata-rata kadar keasaman cuka limbah kulit nanas yang diberi ragi
MY =
Rata-rata kadar keasaman cuka limbah kulit nanas yang tidak diberi ragi
N1 = Jumlah
percobaan yang dilakukan pada cuka limbah kulit nanas yang diberi ragi
N2 = Jumlah
percobaan yang dilakukan pada cuka limbah kulit nanas yang tidak diberi ragi
Dari rumus tersebut dapat diketahui t hitung dari
kedua variasi setelah itu dibandingkan dengan t tabel dengan db = (N1
+ N2)- 2
Disini N = 5 maka db = 8
BAB IV
Hasil Penelitian dan Pembahasan
A. Hasil Penelitian
Data analisis keadaan cuka dalam 10 ml larutan kulit nanas yang diberi ragi
Tabel 4.1 Kadar asam cuka ekstrak kulit nanas yang
diberi ragi
Pengujian
|
Kadar cuka ( mg )
|
Kadar ( % )
|
1
|
177,0
|
1,770
|
2
|
176,4
|
1,764
|
3
|
177,6
|
1,776
|
4
|
177,6
|
1,776
|
5
|
176,4
|
1,764
|
Data analisis keadaan cuka dalam 10 ml larutan
kulit nanas yang tidak diberi ragi
Tabel 4.2 Kadar asam cuka ekstrak kulit nanas yang
tidak diberi ragi
Pengujian
|
Kadar cuka ( mg )
|
Kadar ( % )
|
1
|
165,6
|
1,656
|
2
|
162,6
|
1,626
|
3
|
165,0
|
1,650
|
4
|
164,4
|
1,644
|
5
|
163,8
|
1,638
|
B. Pembahasan
Pembahasan mengenai studi pembuatan cuka dari kulit nanas adalah sebagai berikut :
1.
Limbah Kulit Nanas Dapat Dimanfaatkan
Sebagai Bahan Baku Pembuatan Cuka
|
Dalam proses pengolahan limbah kulit nanas menjadi cuka menggunakan alat
dan bahan yang sederhana. Pada kulit nanas dilakukan proses penghalusan dengan
cara dipotong kecil-kecil dan selanjutnya diblender. Selanjutnya disaring guna
menghasilkan cairan yang nantinya dijadikan cuka. Setelah selesai proses
penyaringan selanjutnya cairan dimasukkan kedalam wadah tertutup (botol) untuk
difermentasi.
Setelah 7 hari atau selesainya proses fermentasi kemudian dilakukan proses
penyaringan yang kedua. Dan jadilah cuka dari kulit nanas yang siap digunakan
untuk penyedap pada makanan.
2.
Perbedaan kadar cuka yang dihasilkan dari
cuka limbah kulit nanas antara yang diberi ragi dan yang tidak diberi ragi
Berdasarkan tabel kadar keasaman yang dihasilkan cuka limbah kulit nanas
antara cuka yang diberi ragi dan yang tidak diberi ragi dapat diambil
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan keasaman antara dua variasi tersebut. Pada
cuka limbah kulit nanas yang diberi ragi memiliki kadar keasaman yang lebih
tinggi. Dengan kadar cuka limbah kulit nanas yang diberi ragi pada pengetesan
pertama yaitu 1,770 % sedangkan pada cuka limbah kulit nanas yang tidak diberi
ragi pada pengetesan pertama adalah 1,656 %. Terjadinya perbedaan tersebut
disebabkan karena pada cuka limbah kulit nanas yang diberi ragi mengalami
proses fermentasi yang lebih cepat sehingga menghasilkan kadar cuka yang lebih
besar dari pada yang tidak diberi ragi.
3.
Uji Statistik Terhadap Kadar Cuka Yang
Dihasilkan
Dari uji statistik, ternyata antara cuka yag diberi ragi dengan cuka yang
tidak diragi tidak ada perbedaan yang signifikan. Artinya dari variasi yang ada
menghasilkan kadar cuka yang hampir sama.
a. Uji beda rata-rata ( uji-t )
Untuk mencari thitung perlu
diketahui terlebih dahulu MX dan MY
dan
Ø Dari rumus diatas diperoleh hasil thitung :
= 177
= 164,28
th = 0,047
Ø
Menentukan
derajat kebebasan (db )
Rumusnya : db
= n1+n2-2
Maka
diperoleh hasil :
db = 5+5-2
= 8
Ø
Untuk
ttabel db = 8 adalah
α = 0,05
ttabel
= 4,89
α = 0,01
ttabel
= 6,62
Ø
Pengujian
hipotesis
Hipotesis Yang diuji adalah :
H0 = Tidak ada perbedaan yang
signifikan kadar cuka yang dihasilkan
antara yang diberi ragi dan yang tidak diberi ragi
H1 = Terdapat perbedaan yang signifikan
kadar cuka yang dihasilkan antara yang diberi ragi dan yang tidak diberi ragi
Kriteria pengujian :
”Tolak H0, jika thitung > ttabel, dalam
hal ini H1 diterima”
Dari hasil perhitungan diperoleh thitung < ttabel , sehingga H1 ditolak (H0 diterima)
Artinya : Pada tingkat kepercayaan 99% dan 95% disimpulkan ”cuka yang diberi ragi dengan cuka tang tidak diberi ragi tidak
ada perbedaan yang signifikan”
4.
Keunggulan
Keunggulan
yang dimiliki cuka kulit nanas ini adalah :
1. Alat dan bahan yang dibutuhkan mudah
didapat
2. Pembuatan cuka lebih sederhana dan efisien
5.
Kelemahan
Adapun
kelemahan-kelemahan cuka limbah kulit nanas ini adalah :
1. Rumit pada proses titrasi
2. Kadar cuka yang dihasilkan belum tergolong
baik
BAB V
PENUTUP
A, Kesimpulan
Berdasarkan
percobaan-percobaan dan pengamatan yang telah penulis lakukan maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Limbah kulit nanas dapat
dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan
cuka karena cairan kulit
nanas menghasilkan alkhohol dan CO2. Selanjutnya alkhohol dioksidasi
sehingga menghasilkan cuka.
2. Terdapat perbedaan kadar keasaman antara cuka
limbah kulit nanas yang diberi ragi dan cuka limbah kulit nanas yang tidak
diberi ragi.
3. Tidak ada perbedaan yang
signifikan antara cuka kulit nanas yang diberi ragi dengan yang tidak diberi
ragi.
B. Saran
1. Kami
berharap masyarakat sebaiknya mencoba untuk memanfaatkan limbah kulit nanas
sebagai bahan dasar pembuatan cuka yang lebih efisien untuk menganekaragamkan
jenis-jenis cuka sebagai bahan makana baru.
2. Kami
berharap masyarakat lebih memilih menggunakan cuka dari kulit nanas yang tidak
diberi ragi dari pada yang diberi ragi sebab lebih efisien.
|
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, en.wikipedia.org/wiki/Ananas diakses :17/03/2010
Anonim, http://www.lautanindonesia.com/serbarasa/artikel/in-`topic/mengenal-ragi-dan-fungsinya diakses :28/03/2010
Anonim, id.wikipedia.org/wiki/Nanas diakses :17/02/2010
Anonim,http://www.sportindo.cnm/page/13/Articles_Tips/Nanas_Buah_Dengan_Banyak_Manfaat.html diakses:28/03/2010
Anonim.2009.Petunjuk
Guru Untuk Pembelajaran Yang Lebih Baik.Jakarta:Pelita
Purba, Michael, 2007, KIMIA IA untuk SMA Kelas X. Jakarta:
Erlangga
Subana, 2005, Statistik Pendidikan. Bandung:
Pusaka Setia
|
Lampiran I
Hasil Titrasi Cuka Dari Kulit Nanas Yang Diberi Ragi
Vsampel = 10 ml
mol CH3COOH = 2,96 mmol
g CH3COOH
= mmol x Mr
=
2,96 x 60
=
177,6 mg
D. CH3COOH =
NaOH
V NaOH = 29,6 mL
M NaOH = 0,1 M
mol NaOH = 0,1 M x 29,6 mL
=
2,96 mmol
mol NaOH = Mol CH3COOH
mol CH3COOH = 2,96 mmol
g CH3COOH
= mmol x Mr
=
2,96 x 60
=
177,6 mg
E. CH3COOH = NaOH
V NaOH = 29,4 mL
M NaOH = 0,1 M
mol NaOH = 0,1 M x 29,4 mL
=
2,94 mmol
mol NaOH = Mol CH3COOH
mol CH3COOH = 2,94 mmol
g CH3COOH
= mmol x Mr
=
2,94 x 60
=
176,4 mg
Hasil Titrasi Cuka Dari Kulit Nanas Yang Tidak Diberi Ragi
Vsampel = 10 ml
mol CH3COOH = 2,75 mmol
g CH3COOH
= mmol x Mr
=
2,75 x 60
=
165 mg
D. CH3COOH =
NaOH
V NaOH = 27,4 mL
M NaOH = 0,1 M
mol NaOH = 0,1 M x 27,4 mL
=
2,74 mmol
mol NaOH = Mol CH3COOH
mol CH3COOH = 2,74 mmol
g CH3COOH
= mmol x Mr
=
2,74 x 60
=
164,4 mg
E. CH3COOH = NaOH
V NaOH = 27,3 mL
M NaOH = 0,1 M
mol NaOH = 0,1 M x 27,3 mL
=
2,72 mmol
mol NaOH = Mol CH3COOH
mol CH3COOH = 2,72 mmol
g CH3COOH
= mmol x Mr
=
2,73 x 60
=
163,8 mg
Lampiran II
Alat dan Bahan Pembuatan Cairan Kulit Nanas
Alat Titrasi
Bahan Titrasi
Tahap Persiapan Titrasi
Proses Titrasi
Hasil Titrasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar