Coba
Anda bayangkan, apa yang terjadi ketika sains diterapkan dalam
pembuatan makanan? Pernahkah Anda mendengar istilah gastronomi molekuler
(molecular gastronomy)? Dengan gastronomi molekuler, seorang
koki atau juru masak bisa membuat makanan dan minuman yang lezat dengan
cara yang unik bahkan terkesan ekstrim.
Gastronomi molekuler (molecular gastronomy) adalah studi ilmiah mengenai gastronomi atau lebih lengkapnya adalah cabang ilmu yang mempelajari transformasi fisiokimiawi dari bahan pangan selama proses memasak dan fenomena sensori saat mereka dikonsumsi.[1] Kata “molekuler” dalam Gastronomi molekuler mengacu pada ilmu biologi molekuleryang meninjau bahan-bahan masakan sampai tahap molekul.[2]
Simplenya, dapat diartikan bahwa gastronomi molekuler merupakan
teknik membuat makanan dan minuman dengan menggabungkan ilmu fisika dan kimia.
Dengan teknik ini, makanan dibuat memakai rumus ilmiah, dengan cara
menghitung berat jenis, menghitung viskositas, dan menentukan
temperaturnya.
Gastronomi molekuler juga dikenal dengan istilah avant-garde cuisine.
Hubungan antara gastronomi dan sains pertama kali ditekankan pada tahun
1969 oleh Nicholas Kurti, fisikawan temperature rendah dari Universitas
Oxford, Inggris, dalam presentasi yang direkam oleh BBC, berjudul “The
Physicist in the Kitchen”.[3]
Perkembangan selanjutnya, pada tahun 1992 diadakan simposium pertama
mengenai gastronomi berjudul “Physical and Molecular Gastronomy”.[4] Simposium yang bertempat di Erice, Italia ini bertujuan untuk menyatukan para ilmuwan dan koki. Selanjutnya simposium diadakan tiap dua tahun sekali hingga tahun 2005.[5]
Untuk mempelajari teknik ini diperlukan pengetahuan yang dalam di bidang fisika dan kimia bahan pangan.[6] Perlu dipahami bahwa, suatu zat atau senyawa pada umumnya memiliki tiga fase, yaitu : gas, padatan, dan cairan.[7] Sementara makanan dianggap sebagai sistem dispersi golongan koloid-satu fase (gas, minyak, tetesan air, atau partikel padat) yang terdispersi ke dalam fase kontinyu yang berbeda.[8] Contohnya
es krim, definisi es krim adalah gas yang terdispersi di dalam medium
terkondensasi yang mengandung kristal es, agregat protein, kristal
sukrosa, dan lemak. [9]
Hal-hal yang terjadi selama proses memasak dapat digambarkan dengan
baik oleh ilmu kimia, sementara itu reaksi kimia yang terjadi selama
proses memasak tidak terlepas dari ilmu fisika, sebagai contoh :
- Reaksi Maillard yang menghasilkan rasa daging/gurih pada saat pemanasan dan karamelisasi
- Reaksi kimia pada molekul-molekul protein di dalam telur pada saat telur direbus menyebabkan telur menjadi keras
- Reaksi kimia protein dengan logam pada suhu tinggi menyebabkan makanan menempel pada panci.[10]
Pengetahuan akan gastronomi molekuler membuat para koki atau juru
masak dapat mengeksplorasi lebih jauh mengenai dunia kuliner secara
ilmiah. Dengan menerapkan seni molekuler ini, mereka dapat menciptakan
teknologi atau hidangan baru yang menarik. Tentunya hidangan makanan
yang unik, lezat, sehat dan menarik tersebut akan memberikan kejutan dan
kepuasan bagi para konsumen.
Nah, ini dia beberapa sajian unik & menarik karya koki tanah air yang dibuat menggunakan teknik gastronomi molekuler :
1. Rawon Gastronomi Molekuler[11]
Dalam acara Jakarta Culinary Festival 2012, Kamis (18/10/2012), chef
Andrian Ishak menerjemahkan rawon, kuliner khas Jawa Timur, dalam wujud
yang berbeda sama sekali dengan masakan aslinya.
Siapa yang menyangka bahwa makanan yang ada di hadapan Anda adalah
rawon jika tersaji dalam bentuk seperti ini : daging gulung yang
membalut mousse telur asin disajikan di mangkuk, dilengkapi kuah
berwarna bening kecoklatan, berhiaskan butiran-butiran mirip kaviar.
Rawon gastronomi molekuler ala Andrian ditampilkan berupa gulungan
daging sukiyaki. Telur asinnya diolah menjadi mousse (semacam busa agak
padat) yang dibekap dalam gulungan daging.
Sebagai pelengkap, taoge yang biasanya berbentuk kecambah disulap
menjadi kaviar. Sementara itu keluak, bumbu penting yang menjadikan
rawon berwarna hitam, ditambahkan sebagai taburan.
2. Sate Lilit Gastronomi Molekuler[12]
Tak kalah unik dari chef Andrian yang mereinkarnasi rawon, di tempat
dan waktu yang berbeda, dua juru masak tim Maharasa Indonesia, Adzan Tri
Budiman dan Ragil Imam Wibowo, mampu mereinkarnasi sate lilit, salah
satu masakan khas Bali.
Sate lilit hadir dalam bentuk dua stik berbahan ikan makarel
berukuran mini, sekitar 10 cm x 1 cm x 1 cm. Stik ini disajikan indah
dipadukan dengan sambal matah ditata memanjang, ditambah hiasan beberapa
helai selada air.
3. Es Teh Lemon Panas[13]
Dari namanya tentu Anda sudah bisa menebak-nebak kejutan apa lagi
yang dihasilkan dengan teknik memasak gastronomi molekuler. Ya benar,
tak hanya ahli mereinkarnasi rawon, chef Andrian Ishak juga mampu
menyajikan minuman yang membuat Anda dapat merasakan teh lemon hangat
dan dingin sekaligus dalam sekali seruput.
4. Es Krim Nitrogen[14]
Nah, ini dia es krim ajaib yang lagi nge-tren di Jakarta. Baru ada
tiga gerai yang menyajikan es krim unik ini, yaitu LIN Artisan Ice
Cream, Freeze Ice Cream, dan Ron’s Laboratory. Es krim ala gastronomi
molekuler ini menggunakan nitrogen cair yang mendidih pada suhu (-196)
derajat celsius sebagai pengganti lemari pendingin.
Bahan dasar es krim seperti susu, buah, cokelat, dan lainnya akan
berubah menjadi es krim hanya dalam hitungan menit. Hal ini terjadi
akibat reaksi antara nitrogen cair yang sangat dingin bertemu dengan
susu yang sangat panas bagi nitrogen itu sendiri , sehingga nitrogen
menguap sedangkan susu membeku.
Nitrogen cair yang digunakan adalah nitrogen dalam wujud cairan yang
memiliki suhu sangat rendah. Penggunaan nitrogen cair akan menghasilkan
es krim dengan tekstur yang sangat lembut. Selain itu pembuatan es krim dengan teknik ini tidak memerlukan bahan pengawet atau pengental. Sehingga es krim nitrogen sangat aman dikonsumsi.
Bagaimana, seru dan menarik bukan? Dengan ilmu pengetahuan semua
dapat menjadi lebih mudah dan menyenangkan. Yuk, belajar ilmu
pengetahuan lebih giat lagi?
Referensi :
11, 12 : http://female.kompas.com/read/2012/10/24/20180371/Tren.Kuliner.Dari.Molekuler.Hingga.Slow.Food
13 : http://www.dewimagazine.com/food.travel/news/kejutan.molecular.gastronomy.indonesia/005/001/165
14 :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar