Madrasah
Aliyah Negeri 4 Banyuwangi terletak di Desa Kesilir Kecamatan Siliragung
Kabupaten Banyuwangi. Madrasah ini Berdiri Tahun 1997 sesuai Keputusan Menteri
Agama (KMA) nomor 107 tahun 1997 tanggal 17 Maret 1997 tentang Pembukaan dan
Penegerian Madrasah.
Masa Permulaan
MAN 4 Banyuwangi adalah Madrasah Aliyah Negeri termuda
di Banyuwangi yang sebelumnya bernama MAN Pesanggaran memiki sejarah panjang
mulai awal berdirinya sampai sekarang. Madrasah yang menempati tanah wakaf
seluas 16.515 m2. Sebelumnya adalah Madrasah Aliyah
swasta. Sebuah madrasah rintisan yang merupakan bentuk riil cita-cita Bapak. H.
Ichsan dan Bapak Djudar Ichsan selaku wakif membangun tempat pendidkan yang
bernuasa Religius Islami. Bapak Djudar Ichsan Selaku Kepala Desa saat itu yang
juga anak kandung Bapak H.Ichsan (wakip)
bersama Nadhir Wakaf KH. Hamam Zarkasi memberikan amanah kepada Drs. Nurkholik
Hidayanto untuk merintis dan mengelola tanah wakaf menjadi tempat pendidikan.
Sekitar tahun 1994 Madrasah Aliyah Darusalam berdiri dengan menumpang di MI
MIftahul Muna Kesilir sebagai tempat Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dan Drs. Nurkholik Hidayanto di angkat sebagai
Kepala Madrasah.
Besarnya harapan Keluarga Wakip terhadap perkembangan
Madarasah dan pemanfaatan tanah wakaf, bersama stakeholder yang ada pada saat
itu mengusulkan ke Kementerian Agama untuk mengubah status MA swasta menjadi MA
Negeri. Di tahun 1997 kementerian Agama menurunkan KMA nomor 107 tertanggal 17
maret 1997 Pembukaan dan Penegerian Madrasah yakni MA Negeri Pesanggaran di
tanah wakaf di desa Kesilir Kecamatan Pesanggaran (sebelum pemekaran).
Bersamaan dengan turunnya KMA tersebut MA Darusalam
berubah nama Menjadi MAN Pesanggaran sekaligus ditunjuk Drs. Sumiran guru MAN
Banyuwangi sebagai Kepala Madrasah. Drs. Sumiran Memimpin madrasah mulai tahun 1997
– 2001 membawa madrasah menjadi lebih baik. Dari semula 3 rombel kelas
meningkat menjadi 6 rombel kelas dengan jurusan IPS. Selain keberhasilan
membangun fisik madrasah dan meningkatnya jumlah siswa di MAN Pesanggaran ternyata
Drs. Sumiran juga berhasil membangun hubungan social masyarakat dengan baik.
Ini dibuktikan dengan padatnya jadwal khutbah jum’at untuk mengisi di
masjid-masjid di sekitar madrasah. Tahun 2001 tahun terakhir kepala yang
terkenal disiplin ini memimpin MAN Pesanggaran. Atas Prestasi dan pengabdianya
tersebut Drs. Sumiran di pindah tugaskan ke MAN Srono dan digantikan oleh Drs.
Moh. Kalyubi yang sebelumnya sebagai guru di MAN Banyuwangi.
Pada Masa Kepemimpinan Drs. Moh. Kalyubi banyak terdapat
perubahan baik secara fisik maupun non fisik. Berdirinya Laboratorium IPA dan
bertambahnya beberapa ruang kelas menunjukkan keseriusan kepala Madrasah yang
murah senyum ini. Seiring dengan bertambahnya Sumber Daya Manusia (SDM) dengan
ditugaskan tenaga pendidik dan kependidikan PNS sebanyak 7 orang tahun 2005,
Drs. Kalyubi menggagas ditambahkanya jurusan IPA di madrasah. Sehingga pada
saat itu juga tahun pelajaran 2005/2006 MAN Pesanggaran memiliki dua Jurusan
yakni IPS dan IPA. Drs. Moh. Kalyubi menghakiri jabatanya sebagai kepala Madrasah bersamaan dengan masa
pensiun dan memimpin Madrasah mulai 2001 – 2006.
Masa Pembangunan
Perubahan wajah dan Stigma Madrasah mulai mengalami
pergeseran setelah Drs. Kosim memimpin Madrasah ini. Meskipun Drs. Kosim memimpin
madrasah kurang dari tiga tahun (2006-2008), Kepala yang sebelumnya Guru di MAN
Genteng ini membawa madrasah mengalami perkembangan dan perubahan yang signifikan.
Ini terlihat dari Rombel kelas yang meningkat drastis menjadi 16 kelas dari 6
rombel kelas sebelumnya. Penambahan Ruang Kelas, Kantor TU, Ruang Guru dan beberapa
gedung baru. Penataan fisik madrasah mulai menunjukkan perubahan yang membaik
serta diikuti animo masyarakat terhadap Madrasah. Tahun 2008 Drs. Kosim mengakhiri tugasnya di
MAN Pesanggaran dan mendapat tugas baru untuk memimpin MAN Genteng. Sebagai
penggantinya di tunjuklah Drs. Moh. Anwar yang sebelunya menjadi kepala SMA
PGRI Purwoharjo (sekolah swasta terbesar di wilayah banyuwangi selatan) untuk
menahkodai Madrasah yang telah berumur 11 tahun ini.
Drs. Moh. Anwar memimpin madrasah selama 4 tahun (2008
– 2012). Perubahan fisik madrasah menjadi mentereng dan jumlah rombel yang
meningkat mencapai 19 rombel kelas masing-masing kelas berisi 38 siswa menjadi
capaian yang membanggakan. Peningkatan kualitas pembelajaran menjadi fokus bagi
kepala Madrasah ini. Pembenahan dari dalam madrasah dilakukan oleh Drs. Moh.
Anwar, Alhasil Beberapa Kegiatan Ekstrakurikuler Mampu mendapatkan Prestasi
Baik di tingkat Kabupaten Bahkan mampu bersaing di tingkat Propinsi. Pada tahun
2008 siswa MAN Pesanggaran mendapatkan Juara di Kompetisi Pencaksilat se
Kabupaten Banyuwangi yang diselenggarakan oleh Dinas Pemuda dan Olah raga. Pada
tahun yang sama juga mendapatkan juara pada Invitasi Pencak silat di
Universitas Jember. Di bidang Akademik juga mulai menunjukkan perkembangan yang
baik dengan menjuarai Olimpiade Kimia di Kab. Banyuwangi yang diselenggarakan oleh
Perguruan Tinggi Negeri serta beberapa prestasi lainnya. Bersamaan dengan itu
di setiap tahunnya madrasah ini tidak pernah sepi dari prestasi baik di bidang
akademik maupun non akademik. Pembangunan fisik terlihat dengan berdirinya
mushola Al Ichsan, finishing pembangunan beberapa gedung dan penambahan
beberapa ruang kelas.
Masa Pengembangan
Tahun 2012 adalah tahun terakhir bagi Kepala ke empat
ini memimpin di MAN Pesanggaran. Kementerian Agama Memberikan tugas baru kepada
Drs. Moh. Anwar untuk memimpin MAN Banyuwangi. Sebagai penggantinya di MAN
Pesanggaran di tunjukklah Drs. Nurrokhim untuk memimpin madrasah yang terletak
di banyuwangi bagian selatan ini. Sayangnya Drs. Nurrokhim hanya beberapa bulan
memimpin MAN Pesanggaran. Meskipun demikian ada beberapa pemikiran besar dari
Kepala yang sebelumya menjabat Kepala di MTsN Glenmore yang menjadi ciri dan
Pembeda dengan madrasah yang ada di banyuwangi. Pemikiran-pemikiran tentang
kualitas dan nilai plus Madrasah dalam rangka memenangkan persaingan dengan
sekolah umum SMA dan terutama SMK, untuk membawa madrasah ini melesat melebihi
sekolah-sekolah disekitar.
Bersamaan dengan
kepemimpinan Drs. Nurokhim dibukanya jurusan Agama sesuai dengan intruksi dari
Kementerian Agama. Belum sempat merealisasikan pemikiran-pemikiranya untuk
merubah wajah madrasah berbasis keterampilan Drs. Nurokhim Harus dimutasi ke
tempat yang baru sebagai kepala Madrasah di MTsN.
Drs. Saeroji, M.Pd.I,
M.Ag Kepala MTs Negeri Sidorejo melengkapi deretan Kepala – kepala yang
memimpin MAN Pesanggaran. Menjadi kepala ke enam sekaligus kepala termuda
Madrasah Aliyah di Kabupaten Banyuwangi. Drs. Saeroji yang juga sebelumnya guru
di MAN Pesanggaran langsung tancap gas untuk merealisasikan pemikiran-pemikiran
kepala-kepala sebelumya dan melakukan gebrakan. Drs. Saeroji memimpin Madrasah
ini mulai tahun 2012 – 2016.
Pada kepemimpinan
Drs. Saeroji banyak perubahan yang mendasar terhadap perkembangan MAN
Pesanggaran. Di awal kepemimpinanya Drs. Saeroji, M.Pd.I, M.Ag mengenalkan
model pembelajaran lain dengan mengenalkan pembelajaran online EDMODO. Dalam
perkembanganya Madrasah ini menjadi pusat pembelajaran online di banyuwangi
semenjak berkolaborasi dengan menggunakan aplikasi pembelajaran Quipperschool. Bahkan
maenjadi pusat pembelajaran online yang ada di Banyuwangi. Pembuatan bengkel
otomotif sepeda motor dan mobil serta pengadaan laboratorium ketrampilan
Menjahit menjadi langkah riil madrasah ini siap bersaing dengan kompetitorny
yakni SMA dan SMK di sekitar madrasah. Kegiatan pembelajaran dilapangan dengan
mengirim siswa belajar bahasa inggris di kampung inggris pare Kediri dalam
upaya meningkatkan kualiatas pembelajaran di madrasah ini. Melengkapi
pemikiran-pemikiran pendahulunya Drs. H. Saeroji, M.Pd.I, M.Ag membuka program
tahfidz untuk madrasah yang menginjak umur 19 tahun ini.
Pertengahan 2016 Drs.
H. Saeroji, M.Pd.I, M.Ag mendapat tugas baru memimpin MAN Banyuwangi. Sebagai
penggantinya Drs. H. Mujikan, M.Pd.I yang sebelumya kepala MAN Srono menjadi
kepala MAN Pesanggaran yang 7.
Sebagai kepala
berpengalaman yang telah memimpin beberapa MAN, Drs. Mujikan, M.Pd.I langsung
melakukan pembenahan pada Madrasah yang sekarang memasuki usia 21 tahun ini.
Perencanan perubahan fisik madrasah diawali dengan membangun Mushola AL Ichsan
menjadi lebih megah. Pembenahan kedalam dan system menjadi prioritas di awal
kepemimpinannya. Di akhir tahun 2017 MAN Pesanggaran membuktikan mampu bersaing
dengan MAN lain yang ada di banyuwangi dengan menjuarai Kompetisi Sains
Madrasah (KSM) tingkat Kabupaten dan Kegiatan Aksima tingkat provinsi yang
duta-dutanya sebagian besar dari MAN Pesanggaran. Dibawah kepemimpinanya juga
ditingakat kabupaten dua siswa madrasah ini mewakili MTQ di tingkat Propinsi
dan mendapatkan juara 2. Bahkan di Awal Tahun 2018 Madrasah ini menjuarai
Olimpiade Farmasi yang diselenggarakan UNAIR Surabaya untuk wilayah banyuwangi.
Bukti riil keseriusan mantan kepala MAN Genteng dan MAN Srono ini dalam
memperbaiki system madrasah yakni dengan keberhasilanya mengawal madrasah
mencapai AKREDITASI A untuk pada Tahun 2017
Berdasarkan Keputusan
Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 673 than 2016, sebanyak 83 Madrasah
Aliyah Negeri Se Provinsi jawa Timur Indonesia mengalami perubahan nama
termasuk MAN Pesanggaran. Secara
serentak tanggal 2 Januari MAN Pesanggaran secara resmi berganti nama menjadi
MAN 4 Banyuwangi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar