Domain berarti wilayah atau daerah. Domain elektron berarti suatu
wilayah yang ditempati oleh elektron. Adapun elektron yang dimaksud di
sini adalah elektron dari atom-atom pembentuk molekul, meliputi pasangan
elektron bebas (PEB) dan pasangan elektron ikatan (PEI). Sebuah molekul
memiliki bentuk atau struktur yang berbeda dengan struktur molekul
lain. Bentuk molekul berarti cara atom tersusun di dalam ruang. Bentuk
molekul ini banyak memengaruhi sifat-sifat fisis dan kimia dari molekul
tersebut, khususnya dalam reaksi kimia. Ketika dua molekul dicampurkan
untuk bereaksi, ada kemungkinan reaksi tidak berhasil dikarenakan
struktur tiga dimensi dan orientasi relatif molekul-molekul tersebut
tidak tepat. Dalam reaksi biologi, terutama pada obat dan aktivitas
enzim, struktur molekul sangat penting untuk mengetahui kecocokan antara
bentuk molekul dengan tapak atau membran yang dipakai. (Baca juga : Gaya Antar Molekul)
Bentuk molekul adalah gambaran tentang susunan atom-atom dalam molekul
berdasarkan susunan ruang pasangan elektron dalam atom atau molekul,
baik pasangan elektron yang bebas maupun yang berikatan.
Bentuk suatu molekul dapat diperkirakan berdasarkan teori tolakan
pasangan elektron maupun teori hibridisasi. Bagaimanakah bentuk suatu
molekul berdasarkan teori tersebut? Perhatikan uraian berikut.
1. Teori Tolakan Pasangan Elektron
Konsep yang dapat menjelaskan bentuk geometri (struktur ruang) molekul
dengan pendekatan yang tepat adalah Teori Tolakan Pasangan Elektron
Valensi (Valence Shell Electron Pair Repulsion = VSEPR). Teori ini
disebut juga sebagai Teori Domain Elektron.
Teori Domain dapat menjelaskan ikatan antar atom dari PEB dan PEI yang
kemudian dapat mempengaruhi bentuk molekul. Dalam teori ini dinyatakan
bahwa "pasangan elektron terikat dan pasangan elektron bebas, yang
secara kovalen digunakan bersama-sama di antara atom akan saling
menolak, sehingga pasangan itu akan menempatkan diri sejauh-jauhnya
untuk meminimalkan tolakan". Teori VSEPR pertama kali dikembangkan oleh
ahli kimia dari Kanada, R.J. Gillespie (1957). Bentuk molekul dan
strukturnya dapat diramalkan dengan tepat melalui Struktur Lewis.
Struktur ini dapat menggambarkan bagaimana elektron tersusun pada suatu
atom yang berikatan. Sebagat contoh adalah ikatan kovalen pada molekul
HC1 (Gambar 1). Struktur Lewis juga dapat menggambarkan jumlah pasangan
elektron bebas dan jumlah pas-angan elektron ikatan yang berada di
sekitar atom pusat.
Gambar 1. PEI dan PEB pada ikatan kovalen molekul HCl. |
Teori VSEPR tidak menggunakan orbital atom dalam meramalkan bentuk
molekul, tetapi menggunakan titik elektron suatu atom. Jika suatu atom
bereaksi, maka elektron pada kulit terluar (elektron valensi) akan
bcrhubungan langsung terlebih dahulu. Elektron valensi akan menentu-kan
bagaimana suatu ikatan dapat terjadi.
Teori VSEPR menjelaskan terjadinya gaya tolak-menolak antara pasangan-pasangan elektron pada kulit terluar atom pusat.
Masih ingatkah kalian dcngan jumlah elektron yang mcncmpati suatu
orbital? Apakah yang dimaksud dengan rumus duplet dan rumus oktet?
Pada setiap orbital terdapat sejumlah elektron. Ikatan antar atom
terjadi karena kecenderungan atom untuk memenuhi rumus duplet dan rumus
oktet. Duplet berarti mcmiliki 2 elektron, scdangkan oktrt menandakan
suatu atom memiliki 8 elektron. Bagaimana cara meramalkan bentuk molekul
dengan titik elektron? Pengaturan pasangan elektron di sekitar atom
sedemikian rupa sehingga tolakan di antara pasangan elektron itu
minimum. Tolakan minimum tcrjadi bila elektron terletak pada bagian yang
saling bcrlawanan terhadap inti. Perhatikan molekul BeC12 pada Gambar 2.
Gambar 2. Bentuk molekul BeC12 berupa linear. |
Terdapat 2 elektron yang terletak berlawanan pada orbital berupa balon terpilin. Molekul BeC12 berbentuk linear dengan sudut 1800. Bagaimana dengan bentuk molekul lain, semisal SO2 dan BC13? Perhatikan Gambar 3. dan 4.
Gambar 3. Bentuk molekul SO2 berupa V. |
lkatan kovalen adalah ikatan yang terjadi karena pemilikan bersama
pasangan elektron berikatan yang merupakan sum-bangan dari kedua atom
atau salah satunya.
Gambar 4. Bentuk molekul BC13 berupa segitiga datar. |
Teori VSEPR berhasil menjelaskan bentuk molekul. Ketepatan daya prediksi
teori VSEPR relatif sangat tinggi, khususnya untuk molekul-molekul yang
pusatnya atom non-logam. (www.unibookstore.stie-mce.ac.id)
Mengapa struktur SO2 berbeda dengan struktur BeC12? Mengapa pula berbeda dengan struktur BC13. Penjelasan berikut akan memberikan jawabannya.
Tolakan minimum didapat dengan meletakkan elektron pada bagian yang berlawanan. Tolakan minimum pada mulekul BC13 dengan atom B sebagai atom pusat didapat dengan bentuk segitiga. Adapun pada molekul SO2 terdapat
3 kelompok elektron, yang salah satunya adalah PEB dari atom S. Adanya
elektron bebas ini akan mendesak atau mendorong elekron ikatan untuk
saling berdesakan, sehingga bentuk molekul menjadi bentuk V.
Urutan tolak-menolak antara pasangan elektron pada atom pusat dapat diurutkan sebagai: PEB-PEB > PEI-PEB > PEI-PEI.
PEB mempunyai gaya tolak-menolak sejauh mungkin sehingga tolakannya
minimum. Perbedaan kekuatan tolakan PEB dan PEI menyebabkan penyimpangan
dalam susunan ruang elektron dari bentuk molekul yang seharusnya.
Apabila pada molekul BC12 atom pusat B dinotasikan dengan M, sedangkan ikatan dengan Cl yang terjadi dengan 2 pasang elektron ikatan dinotasikan dengan X2, maka molekul BC12 dan molekul sejenis dinotasikan dengan MX2. SO2 dinotasikan dengan MX2E, dengan
E menunjukkan jumlah pasangan pa sangan elektron bebas. Notasi semacam
ini disebut sebagai notasi VSEPR. Perhatikan notasi VSEPR dan bentuk
molekul beberapa senyawa pada Tabel 1.
Tabel 1. Notasi VSEPR Molekul
Jumlah
Domain
|
Jumlah
PEI
|
Jumlah
PEB
|
Notasi
VSEPR
|
Contoh
Molekul
|
2
|
2
|
-
|
AX2
|
BeCl2
|
3
|
3
|
-
|
AX3
|
BCl3
|
3
|
2
|
1
|
AX2E
|
SO2
|
4
|
4
|
0
|
AX4
|
CH4
|
4
|
3
|
1
|
AX3E
|
NH3
|
4
|
4
|
2
|
AX2E3
|
H2O
|
5
|
5
|
0
|
AX5
|
PCl5
|
5
|
4
|
1
|
AX4E
|
TeCl4
|
5
|
3
|
2
|
AX3E2
|
ClF3
|
5
|
2
|
3
|
AX2E3
|
XeF2
|
6
|
6
|
0
|
AX6
|
SF6
|
6
|
5
|
1
|
AX5E
|
IF5
|
6
|
4
|
2
|
AX4E2
|
XeF4
|
Tabel 2. Bentuk Molekul
Contoh
Molekul
|
Bentuk
Molekul
|
BeCl2
|
|
BCl3
|
|
SO2
|
|
CH4
|
|
NH3
|
|
H2O
|
|
PCl5
|
|
TeCl4
|
|
ClF3
|
|
XeF2
|
|
SF6
|
|
IF5
|
|
XeF4
|
|
Penentuan bentuk molekul dari beberapa molekul dapat lebih jelas jika kalian perhatikan contoh soal berikut.
Contoh Soal :
Tentukan PEB, PEI, serta notasi VSEPR dan bentuk molekul dari:
a. CH4
b.
NH3
Jawaban :
a. CH4
Atom pusat C memiliki nomor atom 6, dengan konfigurasi elektron: 1s2, 2s2,
2p2, sehingga mempunyai 4 elektron valensi. Atom C mengikat 4 atom H yang masing-masing memiliki 1 elektron tunggal, sehingga:
Jumlah atom
|
:
|
C = 4 x 1 = 4
elektron
|
|
H = 4 x 1 = 4
elektron
|
+
|
||
8 elektron
|
Dari 8 elektron (4 pasang elektron) tersebut, keempatnya merupakan PEI
(Pasangan Elektron Ikatan) dengan 1 elekton atom C berikatan dengan 1
elektron atom H. Berdasarkan data pada Tabel 1, kita dapat menyimpulkan
bahwa molekul CH4 dengan notasi VSEPR AX4, memiliki bentuk molekul tetrahedron (tetrahedral).
Gambar 5. Bentuk molekul CH4. |
b. NH3
Atom pusat N memiliki nomor atom 7, dengan konfigurasi elektron: 1s2, 2s2,
2p3, sehingga memiliki 5 elektron valensi. Atom C mengikat 3 atom H yang masing-masing memiliki 1 elektron tunggal, sehingga:
Jumlah atom
|
:
|
N = 5 x 1 = 4
elektron
|
|
H = 3 x 1 = 4
elektron
|
+
|
||
8 elektron
|
Dari 8 elektron (4 pasang elektron) tersebut, 3 pasang merupakan PEI (3
elekton atom N berikatan dengan 3 elektron atom H), dan sepasang
elektron merupakan PEB (Pasangan Elektron Bebas). Berdasarkan data pada
Tabel 1, kita dapat menyimpulkan bahwa molekul NH3 dengan notasi VSEPR AX3E memiliki bentuk molekul piramida trigonal.
Cara Menentukan Bentuk Molekul Berdasarkan Teori VSEPR
- Tentukan atom pusatnya.
- Cari tahu nomor atomnya dan buat konfigurasi elektronnya.
- Tentukan jumlah elektron valensinya.
- Tentukan jumlah domain elektron dari atom lain yang berikatan (ligan).
- Jumlahkan elektron dari semua atom.
- Bagilah dua untuk mendapatkan jumlah pasangan elektron.
- Tentukan PEI berdasarkan jumlah atom yang terikat pada atom pusat, sisanya merupakan PEB.
- Tentukan notasi VSEPR dan bentuk molekul berdasarkan jumlah PEB dan PEI (lihat tabel 1. sebagai acuan).
2. Bentuk Molekul Berdasarkan Teori Hibridisasi
Orbital hibrida adalah orbital yang terbentuk sebagai hasil penggabungan
(hibridisasi) 2 atau lebih orbital atom. Sebagai contoh, sebuah atom C
yang pada kulit valensinya memiliki 3 orbital, yaitu 2s2, 2px1,
2pyl, dan sebuah orbital kosong, 2pz°. Keempat orbital ini dapat berhibridisasi membentuk empat orbital hibrida sp3. Masing-masing
orbital hibrid dari atom C inilah yang digunakan untuk berikatan dengan
4 orbital s dari 4 atom H membentuk sebuah molekul CH4 Keempat ikatan ini saling mem-bentuk sudut tetrahedron. Lebih jelasnya, lihatlah Gambar 6.
Gambar 6. Bentuk molekul CH4 berdasarkan teori hibridisasi. |
Dalam molekul C2H4, 1 orbital s dan 2 orbital p dalam scbuah atom C dapat membentuk 2 orbital hibrida sp2 dengan sudut 120°, sedangkan dalam molekul C2H2, 1 orbital s dan 2 orbital p dapat membentuk 1 orbital hibrid sp (linear). Perhatikan contoh molekul NH3 pada Gambar 7.
Gambar 7. Molekul NH3. |
Bila bentuk molekul didasarkan pada tolakan pasangan elektron, NH3 dengan notasi VSEPR AX3 memiliki bentuk molekul piramida trigonal. Bagaimana bentuk molekulnya berdasarkan hibridisasi orbital?
Atom N memiliki nomor atom 7 dan konfigurasi elektronnya 1s2, 2s2,
2px1, 2py1, dan 2pz1. Karena
memiliki 3 atom tunggal pada orbital 2p, maka atom N dapat membentuk 3
ikatan kovalen dengan atom H secara ekuivalen, sehingga sudut N-H-N
sebesar 107 C. Mengingat sudut ikatan mendekati sudut tetrahedron (sp3), maka untuk menambahkan 1 orbital lagi dipakai orbital 2s2.
Akhirnya, atom N menggunakan 4 orbital atom untuk berikatan, 1 orbital
dengan elektron berpasangan dan 3 orbital lain dengan elektron tunggal.
Perhatikan Gambar 8. agar lebih jelas.
Gambar 8. Bentuk molekul berdasarkan hibridisasi dari NH3. |
Anda sekarang sudah mengetahui Bentuk Molekul dan Teori Domain Elektron. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.
Referensi :
Premono, S. A. Wardani, dan N. Hidayati. 2009. Kimia : SMA/ MA Kelas XI.
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 282.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar