Arsen
Si Pembunuh
Bayaran
“Ya tuhan…apa yang
terjadi denganmu?”, dirabanya dahi istrinya itu terasa panas sekali
“Sudah kau ukur
temperaturmu”
Suaminya duduk di pinggir
tempat tidur
“Sayangku sudah berapa lama
ini terjadi?”
“Beberapa hari, mungkin
cuma kena virus”
Suaminya meraba
nadinya.Terasa lemah dan jarang-jarang. Ketika dia membungkuk kedepan, dia
mencium bau napas istrinya.
”Apakah tadi kau makan
masakan yang berbumbu bawang putih?”
Istrinya menggelengkan
kepalanya
“ Sudah dua hari aku
tidak makan apa-apa”, suaranya hanya bisikan
Suaminya membungkukan
badan dan dengan lembut menarik kelopak matanya
“Apa kau merasa haus?”,
istrinya mengangguk
“Nyeri,otot-otot kejang,
muntah-muntah, dan mual?”
Semuanya, pikir istrinya
lemah. Tapi dia berkata
“Apa yang terjadi
denganku?”
“Kau bisa menjawab
pertanyaan-pertanyaanku?”
“Akan kucoba”
Suaminya menggemgam
tangannya ”Kapan kau mulai merasa seperti ini?”
“Kemarin..kemarin sore,
waktu kau baru pulang dari LA”, suaranya makin lemah
“Apa kau ingat sakitmu
ini setelah makan atau minum sesuatu?”
Istrinya menggeleng
“Kau hanya merasa
kondisimu makin hari makin buruk?”
Istrinya mengangguk.
“Kau sarapan disini
bersama anak-anak?”
“Biasanya, ya.”
“Dan anak-anak tidak apa-apa?”
Istrinya mengangguk
“Bagaimana dengan makan
siang?kau selalu makan siang di tempat yang sama setiap hari?”
“Tidak. Kadang-kadang aku
makan siang dikantor, kadang aku menjamu tamu di Restoran” suaranya makin lirih
“Apakah ada Restoran yang
secara teratur kau kunjungi dan kau selalu memilih makanan yang sama?”
Istrinya merasa capek
sekali untuk melanjutkan percakapan itu, ingin rasanya supaya suaminya yang
dokter itu pergi saja. Dipejamkannya matanya
“Sayang, tahanlah.
Dengarkan aku”ada nada mendesak dalam suaranya
“Apakah kau selalu makan
dengan seseorang tertentu?”
“Istrinya
mengerjap-ngerjap mengusir kantuknya.”Tidak.” mengapa dia menanyakan hal
seperti itu?
“Virus,” gumamnya “Pasti
virus, bukan?”
Suaminya menarik napas
dalam-dalam. ”Bukan. Seseorang telah meracunimu.”
Jawaban itu membuat
istrinya membelakakan matanya “Apa?aku tak percaya.”
Suaminya mengerutkan
keningnya “Menurutku ini racun Arsenikum, tapi Arsenikum tak di jual bebas di negeri kita.”
Tiba-tiba istrinya merasa
takut ”Siapa-siapa yang telah meracuniku?”
Suaminya meremas tangannya “ Sayangku kau harus memeras otakmu. Kau yakin,
kau tak pernah melakukan sesuatu secara rutin, sehingga seseorang bisa memberi
makanan atau minuman yang sama setiap hari?”
“Tentu saja tidak,”
protes istrinya lemah. “Sudah kukatakan , aku…” kopi. Johan. Kopi seduhanku
pasti istimewa.” Oh, Tuhan!”
“Apa?”
Istrinya berdehem,
berusaha bicara sebaik-baiknya, ”Johan. Johan selalu memberiku kopi setiap pagi
di kantor”
Suaminya terbelalak
memandangnya.” Tidak. Tak mungkin johan yang melakukannya. Apa alasannya dia
ingin membunuhmu”
“Dia ingin menyingkirkan
aku”
Begitulah kawan, aku
arsenikum baru saja beraksi menyusup lewat minuman kopinya sang pengusaha itu.
Setiap pagi aku di susupkan lewat kopi oleh rekan kerjanya dengan kadar yang
sedikit sekali sehingga aku menggrogotinya perlahan-lahan dan akhirnya dia
jatuh sakit seperti itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar