Selasa, 10 September 2013

Gigi Palsu Buatan Tukang Gigi Sering Sakit, Bagaimana Mengatasinya?


Gigi Palsu Buatan Tukang Gigi Sering Sakit, Bagaimana Mengatasinya?Drg R Ngt Anastasia Ririen Pramudyawati, alumnus Fakultas Kedokteran gigi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, siap menjawab segala pertanyaan seputar kesehatan gigi dan mulut di rubrik konsultasi gigi dan mulut Tribunnews.com.
Selama ini, perempuan kelahiran tepian Danau Tage - Epouto (Enarotali, Paniai, Papua) ini bekerja di Permata Pamulang Hospital, dan praktek pribadi D-smile di wilayah Pondok Cabe, Selatan Jakarta.
Selain itu, juga aktif menulis di
www.kompasiana.com/dokteranastasiaririen dan memberikan konsultasi soal kesehatan gigi dan mulut lewat media radio, serta mengisi rubrik konsultasi di Harian Tribun Kaltim.
Bagi pembaca Tribunnews.com yang ingin melakukan konsultasi masalah gigi dan mulut, silakan mengirimkan pertanyaan melalui email: dr_anastasia_ririen@yahoo.com.
Semua jawaban akan ditayangkan di www.tribunnews.com.
Pertanyaan Pembaca
Dokter Anastasia, saya Dwi berumur 20 tahun. Sekarang saya sedang kuliah di Surabaya.
Saya ingin bertanya tentang pemasangan gigi palsu saya yang sering terasa sakit, Dok.
Ceritanya gini, Dok.. Dulu waktu saya kelas 5 SD saya jatuh dari sepeda dan gigi depan saya patah satu. Tapi patahnya setengah. Orangtua saya sempat berkonsultasi dengan dokter gigi di Puskesmas.
Kata Dokternya, kalau pasang gigi palsu atau diselubung harus menunggu umur 17 tahun agar gigi yang patah tadi mati dan waktu dipasang gigi palsu tidak sakit.
Apa benar begitu prosedur pemasangan gigi palsu, Dok?
Setelah umur saya 17 tahun memang gigi saya berubah warna agak hitam. Mungkin itu sudah mati atau belum saya tidak tahu. Ya.. saya anggap sudah umur  17 tahun, mungkin ya sudah mati, gigi saya.
Saya merasa malu dengan gigi saya yang patah itu dan saya ingin memasang gigi palsu.
Saya tidak pergi ke dokter gigi. Tetapi malah ke tukang pasang gigi palsu. Soalnya takut mahal, kalau di dokter gigi.
Akhirnya saya memasang gigi palsu di tukang gigi. 1 - 2 minggu memang tidak sakit. Tapi lebih dari 3 minggu kemudian, saya merasakan sakit pada gigi palsu saya. Lalu saya membeli obat sakit gigi, dan besoknya sembuh. Tidak lama kemudian sakit lagi, dan terus begitu. Sampai sekarang juga terkadang masih sakit.
Saya merasa tidak nyaman dengan gigi palsu saya yang terkadang sakit ini, Dok. Bagaimana solusinya, ya Dok? Gigi saya ini seperti dikasih lem perekat yang kuat, Dok. Apakah saya harus mencopot gigi palsu saya? Apakah ada obat agar rasa sakit gigi saya tidak kambuh lagi?
Saya tunggu jawabannya, Dok.. Terimakasih.  (Dwi, 20 tahun)
Jawaban:
Dear Kak Dwi, terimakasih atas kepercayaan Kakak.
Sebelum membahas pertanyaan Kakak, saya membutuhkan kepastian tentang apa yang Kakak sampaikan. Menurut Kakak, "..kata dokter puskesmas, kalau pasang gigi palsu atau diselubung harus menunggu umur 17 tahun agar gigi yang patah tadi mati dan waktu dipasang gigi palsu tidak sakit.
Apa benar begitu prosedur pemasangan gigi palsu, Dok?"
Pertanyaan saya, benarkah persis demikian apa yang Beliau (sang dokter gigi puskesmas) sampaikan? Semoga hanya terjadi kondisi ketidaktepatan dalam memilih kata ataupun ada perbedaan pemahaman semata saja, yea Kak.. di pihak manapun.
Sebab gigi yang patah dapat dipulihkan kesehatannya, dan dibuatkan preparasi pembentukan kembali mahkotanya, sepanjang kondisi material gigi yang tersisa masih memenuhi persyaratan perawatan, serta didukung jaringan sekitar yang memungkinkan. Jadi gigi patah akan dikembalikan kondisinya semirip aslinya, dalam kondisi sehat. Tentu saja prosedur ini dapat dilakukan hanya bila: kompetensi keahlian dokter gigi pelaksana tindakannya sesuai, serta telah tersedia peralatan-bahan tindakan dimaksud di institusi terkait.
Sejauh yang saya pahami, bila sebuah tindakan tidak dapat diupayakan di puskesmas, maka secara procedural pasien akan dirujuk ke rumah sakit pemerintah yang sesuai. Jadi perawatan paripurna tetap bisa diupayakan. Semoga apa yang saya pahami tersebut sesuai dengan ketentuan procedural yang berlaku saat ini.
Andaipun upaya pemulihan kesehatan sang gigi patah tidak mungkin diupayakan di institusi manapun karena kondisi gigi serta jaringan pendukungnya tidak memenuhi syarat pelaksanaannya, maka mau tidak mau gigi terpaksa akan dicabut. Bukan ditunggu sampai mati terlebih dahulu, Kak. Dan, karena gigi yang dicabut tersebut merupakan gigi permanen, maka segera setelah dicabut, seyogyanya bisa dibuatkan gigi penggantinya. Tidak perlu menunggu hingga berusia 17 tahun.
Tetapi, pada kasus lain, andai yang dicabut merupakan gigi susu, maka segera setelah gigi dicabut perlu dibuatkan alat space maintainer untuk menjaga agar ruang antar giginya tetap terjaga, sebagai cara ideal  mempertahankan ruang tumbuh bagi san gigi permanen penggantinya kelak.
Jadi, rangkaian statement di atas, yang menurut Kakak konon bersumber dari sang dokter gigi puskesmas, tidak tepat menurut saya, Kak.
Pertanyaan kedua saya, apakah di bawah gigi palsu buatan tukang gigi Kakak tersebut masih ada sisa gigi lama yang dulu patah saat kecelakaan? Artinya.. gigi belum dirawat apapun ataupun dicabut, dulu?
Kak Dwi yang baik, solusi terbaik yang bisa saya sarankan adalah: segeralah memeriksakan kondisi gigi Kakak tersebut ke dokter gigi berkompeten terdeket pilihan Kakak. Kemungkinan besar sang dokter gigi akan melepas gigi palsu buatan tukang gigi tersebut dengan peralatan khusus kedokteran gigi.
Untuk selanjutnya, Beliau akan memeriksa kondisi jaringan di bawah gigi palsu tersebut. apabila masih ada sisa gigi, maka gigi akan dicabut andai sudah tidak memungkinan dipulihkan kembali kesehatannya, Kak.. Tetapi, apabila masih memungkinkan dirawat, maka sisa gigi akan dirawat saluran akarnya, lalu diisi dengan bahan pengisi khusus saluran akar, dan nantinya akan dibuatkan preparasi mahkota buatan berpasak. Gigi Kakak akan kembali diutuhkan, dibuat semirip aslinya sebagai gigi satuan.
Andai sisa gigi Kakak terpaksa musti dicabut, maka segera setelahnya bisa langsung dibuatkan gigi tiruan pengganti sang gigi. Kakak dapat memilih, apakah itu gigi tiruan lepasan, gigi tiruan jembatan, maupun gigi implant.
Terkait rasa sakit berulang yang Kakak derita selama ini, besar kemungkinan bermuasal dari proses peradangan yang terjadi pada sisa gigi yang mungkin masih ada dan belum dirawat di bawah gigi palsu buatan tukang gigi tersebut, maupun oleh reaksi tubuh serta proses radang yang terjadi pada area sekitar gigi palsu buatan tukang gigi, sebagai imbas prosedur pemasangan gigi palsu yang tidak sesuai dengan kaidah pemasangan gigi palsu menurut standar procedural bidang kedokteran gigi.
Sekali lagi, tukang gigi bukanlah seorang dokter gigi, Kak..
Kebetulan, saya adalah seorang dokter gigi. Saya hanya memberikan keterangan dan penjelasan sebagai seorang dokter gigi. Sebagai seorang dokter gigi, kami hanya mendasarkan setiap tindakan kami pada kaidah keilmuan kedokteran gigi saja. Itulah mengapa saya tidak memahami dasar ilmu dari detail tindakan para tukang gigi. Maaf.
Demikianlah, Kak, semoga penjelasan saya dapat dipahami dan ditindaklanjuti dengan tepat. Silakan menghadiahkan artikel ini pula ke Ayahanda dan Ibunda tercinta, ya.. Salam saya untuk mereka. Saya mohon maaf, andai ada keterangan dari pihak Sejawat saya sebelum ini yang barangkali kurang tepat (andai benar demikian kejadiannya) maupun telah terjadi perbedaan pemahaman, yang berimbas panjang dan tidak ideal begini.
Salam sehat, ya.

Tidak ada komentar: